Loading

Lokasi Wisma Merapi Indah I

Status : Situs Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Lokasi Wisma Merapi Indah I secara adminsitratif terletak di Padukuhan Kaliurang Barat, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini memiliki tinggalan sejarah berupa bangunan Wisma Merapi Indah I.

Bangunan Wisma Merapi Indah I difungsikan sebagai vila terdiri dari bangunan induk, bangunan pelengkap, dan pagar. Bangunan induk terdiri dari ruang tamu, 3 (tiga) buah kamar tidur, dapur, gudang dan kamar mandi. Bangunan induk memiliki atap berbentuk tajuk pokok berbentuk piramid dengan penutup genteng dan terdapat hiasan kuncup dari semen dibagian atasnya.

Bangunan induk berdiri di atas fondasi berbentuk persegi yang terbentuk dari susunan batu andesit yang direkatkan dengan semen. Dinding rumah terbuat dari susunan batu andesit yang diberi perekat semen. Batu-batu andesit tersebut dicat berwarna hitam, sedangkan perekat semennya berwarna putih. Separuh dinding rumah sebelah selatan dan dinding rumah sebelah timur terbuat dari kayu dengan panil-panil dari kaca bening, yang dilengkapi dengan tiga pintu geser.

Bangunan pelengkap vila yang terdiri dari 4 (empat) kamar tidur, garasi, gudang, dan 2 (dua) buah kamar mandi. Atap bangunan pelengkap memiliki atap tajuk pokok berbentuk piramid.

Bangunan Wisma Merapi Indah I memiliki pagar keliling dengan terbuat dari susunan batu andesit berukuran kerakal, tiang-tiang dari besi dan kawat. Terdapat dua pintu gerbang bercat putih pada pagar depan.

Wisma Merapi Indah I merupakan bangunan dengan gaya arsitektur kolonial. Ciri arsitektur kolonial meliputi dinding dengan tatanan batu andesit, dinding bata yang tebal dan penggunaan kaca untuk jendela. Bangunan tersebut memiliki arah hadap timur. Langgam Eropa modern tercermin dalam penggunaan banyak jendela panil kaca dengan geometri yang sangat kuat. Langgam arsitektur Jawa terlihat dalam penggunaan atap tajug pokok. Karakteristik arsitektur khas lereng Merapi tampak pada penggunaan batu vulkanik pada keseluruhan dinding luar bangunan. Penggunaan batu vulkanik ini sangat ekspresif karena penggunaan warna cat putih untuk perekat di sela antar batu untuk permukaan luar dinding sehingga tampil sangat mencolok

Status : Situs Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Kawasan : Satuan Ruang Geografis Kaliurang di Padukuhan Kaliurang, Kelurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem
Alamat :

SK Gubernur : Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 14/TIM/2020 tentang Penetapan Tim Ahli Cagar Budaya DIY.
SK Walikota/Bupati : SK Bupati Sleman No 5.1/Kep.KDH/A/2021


Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Fungsi Bangunan : Pemukiman
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tema : Permukiman
Fungsi Situs : Pemukiman
Jumlah WBCB : Cagar budaya pada situs Wisma Merapi Indah 1 berjumlah dua yang mana adalah bangunan utama dan bangunan pelengkap
Fungsi : Pemukiman
Tokoh : Ir. Soekarano
Peristiwa Sejarah : Kaliurang merupakan suatu wilayah yang masuk dalam Kalurahan Pakem, salah satu tanah apanage di Kasultanan Yogyakarta. Keterangan tersebut berdasarkan laporan Residen Yogyakarta (Gegevens Over Djokjakarta 1925 dan 1926) yang ditulis oleh L.F. Dingemans. Tanah apanage di Kalurahan Pakem dikuasai oleh Pangeran Puger pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono II. Pada tahun 1830-an berkembang perkebunan di daerah vorstenlanden. Perkebunan memerlukan lahan luas dan subur, berupa tanah apanage. Untuk perluasaan perkebunan, terjadi perubahan dalam penggunaan tanah apanage dimana tanah tersebut disewa oleh perusahaan perkebunan dari para pemegang hak tanah (apanagehouder). Penggunaan tanah apanage sebagai perkebunan juga terjadi di wilayah Pakem, yaitu berupa perkebunan Nila (indigo) yang diusahakan oleh Pangeran Adipati Mangkubumi yang saat itu menjadi apanage Pakem sekitar tahun 1880. Pada tahun 1912/1913 keluar peraturan yang menghapus status tanah apanage di luar Yogyakarta. Tuan Versteeg merupakan yang tercatat terakhir sebagai pengelola tanah apanage Pakem.Pada awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda mulai gencar meningkatkan promosi wisata ke daerah jajahannya. Hal tersebut ditandai dengan pendirian lembaga pengelolaan pariwisata bernama Vereneeging voor Toeristen-Verkeer (VTV) pada tahun 1908. Salah satu wilayah yang dipromosikan sebagai tujuan wisata adalah Yogyakarta dengan dua jenis wisata yaitu, budaya dan alam. Wisata budaya di antaranya adalah Kraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Kotagede, kerajinan batik dan perak, sementara wisata alam berupa wisata pantai dan pegunungan. Wisata pantai antara lain Pantai Parangtritis, Samas dan Baron, sementara wisata pegunungan adalah kawasan peristirahatan Kaliurang. Penggunaan wilayah Kaliurang sebagai kawasan peristirahatan diawali pada tahun 1885 masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VII, saat itu Pangeran Adipati Mangkubumi selaku penguasa apanage Pakem membangun sebuah tempat peristirahatan (pesanggrahan). Pada tahun 1919 Kaliurang ditetapkan sebagai kawasan hunian berdasarkan keputusan Residen Yogyakarta No. 927/ 42 tanggal 22 Januari 1919. Selanjutnya pada masa pemerintahan Residen Jonquiere, adanya kebijakan bahwa wilayah sebelah utara dan barat jalan Pakem-Kaliurang adalah wilayah Kesultanan yang bebas (vrijdomein). Pemerintah kolonial mengambil alih pengaplingan daerah Kaliurang dan memperoleh izin untuk melakukan pembangunan. Setelah adanya peningkatan kualitas jalan dan keberadaan pesanggrahan sultan, banyak pihak mulai mendirikan tempat peristirahatan dan terjadi peningkatan jumlah wisatawan. Kondisi tersebut terlihat dari pembangunan bungalo yang pada tahun 1925 hanya terdapat dua belas bungalo, satu tahun kemudian bertambah dua bungalo yang di antaranya milik Kesultanan Yogyakarta.Orang-orang Belanda merintis pembangunan rumah-rumah peristirahatan di Kaliurang tahun 1930an dengan membangun 30 bungalow pribadi. Selain bungalow, mereka juga membangun jaringan jalan semi permanen yang bisa dilewati berbagai kendaraan ke tempat-tempat menarik di kompleks Kaliurang. Setelah kemerdekaan, bungalow dan rumah-rumah peristirahatan yang ditinggal oleh pemilik sebelumnya diambil alih oleh orang-orang pribumi. Bungalow-bungalow di Kaliurang dimiliki oleh para pejabat perkebunan di wilayah Yogyakarta khususnya pejabat perkebunan kopi dan tebu. Salah satu rumah peristirahatan tersebut adalah Wisma Merapi Indah I.Pada 13 Januari 1948 terjadi Perundingan Khusus Komisi Tiga Negara. KTN merupakan sebuah komite yang dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB yang bakal menjadi penengah konflik antara Indonesia serta Belanda. Komite ini dikenal sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komisi Jasa Baik Untuk Indonesia) atau disebut Komisi Tiga Negara (KTN) karena beranggotakan tiga negara, yaitu Belgia yang dipilih untuk mewakili Belanda, Australia yang dipilih untuk mewakili Indonesia, dan Amerika Serikat yang dipilih sebagai pihak yang netral. Delegasi Belgia diwakili oleh Paul Van Zeeland, delegasi Australia diwakili oleh Richard Kirby, dan delegasi Amerika Serikat yang diwakili Dr Frank Graham. Sementara itu, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh Hatta, PM Syahrir dan Jendral Soedirman hadir di perundingan tersebut sebagai pengamat. Perundingan KTN melahirkan Notulen Kaliurang. Isi Notulen Kaliurang yaitu penghentian tembak menembak sesuai dengan resolusi, PBB menjadi penengah konflik antara Indonesia dengan Belanda, dan pemasangan patok-patok wilayah status quo yang dibantu oleh TNI. Pada saat perundingan KTN, Wisma Merapi Indah I dipakai sebagai tempat peristirahatan Ir. Soekarno (Presiden RI) selama mengikuti Perundingan Indonesia dan Komisi Tiga Negara (KTN) pada 13 Januari 1948. Setelah itu bangunan ini dibeli H. Digdo Sudarmo (Pemilik NV. Baker). Sekarang bangunan ini ditempati oleh keturunan Bp.Digdo Sudarmo.
Konteks : Industri kreatif dan kesenian yaitu pernah digunakan untuk pembuatan film
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Mbak Dewi Lestari dan Ibu Sumianto
Alamat Pemilik : Jl. Hastorenggo No. 10, RT08/RW19, Hargobinangun, Pakem, Sleman
Riwayat Kepemilikan : Bp. Digdo Sudarmo
Nomer Kontak : 083867094757
Pengelolaan
Nama Pengelola : Mbak Dewi Lestari dan Ibu Sumianto
Alamat Pengelola : Jl. Hastorenggo No. 10, RT08/RW19, Hargobinangun, Pakem, Sleman
Nomer Kontak : 083867094757
Catatan Khusus : Wisma Merapi pernah mendapat penghargaan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY pada tahun 2014.