Wisma Gadjah Mada terletak di Jl. Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang.
Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof, Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat.
Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur indis dengan atap yang mengadopsi rumah Minang yang disebut Bagonjong. Pada tahun 2010 dilakukan renovasi bangunan dan fasilitas lainnya secara terbatas untuk memenuhi kebutuhan. Bangunan in Daftar Refrensi : http://alumni.ugm.ac.id/simponi/?page=ibrt_ugm&bid=93 diakses pada 10 februari 2017
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Fungsi Bangunan | : | Pemukiman,Tempat Wisata |
Tema | : | Permukiman |
Fungsi Situs | : | Pemukiman,Tempat Wisata |
Jumlah WBCB | : | 1 (satu) |
Fungsi | : | Pemukiman,Tempat Wisata |
Tokoh | : | Paul Van Zeeland (Delegasi dari Belgia pada KTN di Kaliurang pada tahun 1948. |
Peristiwa Sejarah | : | Pada 13 Januari 1948, Perundingan Khusus Komisi Tiga Negara (KTN) diadakan di Kaliurang untuk menjadi perantara dalam konflik Indonesia dan Belanda. KTN adalah komite bentukan Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari Belgia (untuk mewakili Belanda), Australia (untuk mewakili Indonesia), dan Amerika Serikat sebagai pihak netral. Delegasi Belgia diwakili oleh Paul Van Zeeland, Australia oleh Richard Kirby, dan Amerika Serikat oleh Dr. Frank Graham. Di perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, PM Syahrir, dan Jenderal Soedirman sebagai pengamat. Perundingan ini menghasilkan Notulen Kaliurang, yang berisi kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak, penunjukan PBB sebagai mediator konflik, serta pemasangan patok-patok wilayah status quo dengan bantuan TNI. Selama perundingan, delegasi Belgia menginap di Wisma Gadjah Mada di Kaliurang. Pada masa Agresi Militer II, wisma ini digunakan oleh tentara Indonesia sebagai markas. Mulai tahun 1965, Wisma Gadjah Mada menjadi tempat menginap tamu-tamu UGM dan diresmikan kembali pada 12 Januari 1985 oleh Rektor UGM Prof. dr. T. Jacob setelah mengalami renovasi tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya. Wisma ini, yang dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai "Loji Cengger" karena bentuk atapnya, kini disewakan untuk umum. |
Konteks | : | Ketika Perundingan Khusus Komisi Tiga Negaradiadakan di Kaliurang, Wisma Gadjah Madadigunakan sebagai tempat menginap delegasi dari Belgia. Pada saat Agresi Militer II, Wisma Gadjah Mada digunakan oleh Tentara Indonesia sebagai markas. |
Riwayat Rehabilitasi | : | Renovasi terbesar yang pernah dilakukan pada bangunan Wisma Gadjah Mada dilakukan pada tahun 1985. Setelah masa itu pernah dilakukan renovasi kecil-kecilan seperti perbaikan jaringan listrik yang rusak dan memperbaiki atap yang bocor sekitar tahun 2010 ke atas. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Yayasan Universitas Gadjah Mada |
Nama Pengelola | : | Kiswanto |
Alamat Pengelola | : | Jl. Kaliurang Timur Rt 03/Rw 14, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pa |
Nomer Kontak | : | 085643001155 |