Struktur Dam Tempur adalah struktur yang dibangun untuk membendung Sungai Gendol dan air yang dibendung kemudian disadap ke saluran irigasi. Dam atau Bendung melayani Daerah Irigasi Tuk. Kuning yang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak. Luas daerah irigasi yang dilayani Bendung Tempur berdasarkan Keputusan Mentri 293 Tahun 2014 yaitu 264 ha (dua ratus enam puluh empat hektar) namun karena melintasi dua Kabupaten di dua propinsi yaitu Kabupaten Sleman (DIY) dan Kabupaten Klaten (Jawa Tengah) maka bending dan daerah irigasi ini menjadi kewenangan pusat, dalam hal ini pengelolaannya oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak.
Struktur tersebut memiliki tinggi 4.25 m, lebar puncak 1,6 m, dan panjang 55.6 m. Struktur dam terbuat dari bahan beton dan lapisan luar dilapisi dengan batu kali. Dam Tempur memiliki dua saluran pihak Koloniale Bank (yang diwakili oleh Van Holst Pellekaan, Mac Donald, dan Hellendoorn) dengan asisten residen, controleur Yogya, bupati Sleman, Bupati Kalasan, dan dr. Offringa dari Rumah Sakit Petronella. Pertemuan tersebut membahas tentang rencana Koloniale Bank yang akan membagikan sebagian keuntungan pabrik gula milik mereka (PG Randungunting, PG Medari, dan PG Sendangpitu) untuk sejumlah program sosial di Yogyakarta. Beberapa program yang dimaksud yakni pendirian bank desa untuk usaha Tempur rnakan, pendirian Ambatch school atau sekolah pertukangan di Sleman, perbaikan rumah sakit pembantu di Medari dan Bedoyo, pendirian balai pertemuan desa, dan pendirian beberapa bending permanen untuk masyarakat.
Salah satu jejak program social Koloniale Bank yang masih ada adalah bending permanen yang awalnya dimaksudkan untuk kepentingan perkebunan tebu. Ladang tebu harus dialiri dengan saluran irigasi yang baik supaya air senantiasa mengaliri tanaman tebu yang rakus air. Sumber air irigasi disadap dari sungai yang sudah dibendung oleh dam. Pada perkembangan selanjutnya, pembangunan saluran irigasi juga menyasar untuk masyarakat sekitar karena belum tersedianya sarana irigasi di wilayah timur Yogyakarta. Selama ini, air untuk lading penduduk masih mengandalkan air hujan atau bendung semi-permanen yang harus berulang kali diperbaiki
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Materi Spesifik (Bahan presentase terbesar) | : | - |
Pola | : | - |
Panjang | : | - |
Lebar | : | - |
Tebal | : | - |
Tinggi | : | - |
Diameter | : | - |
Nama Pemilik Terakhir | : | Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak |
Nama Pengelola | : | Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak |