Bangunan Panti Asuhan Sancta Maria berbentuk limas, berdinding bata berplester, dengan denah denah “L”. Awalnya bangunan panti asuhan berdenah persegi panjang, berubah menjadi berdenah “L” setelah dibangun penambahan untuk ruang asuh anak yang berada sisi timur.
Bangunan Panti Asuhan terbagi atas dua bagian utama, yaitu kamar dan aula. Kamar-kamar terletak di timur aula. Ruang untuk pengurus panti berada di utara aula. Pada ujung barat bangunan, terdapat tempat yang digunakan sebagai ruang musik. Semua model pintu kecuali pada ruang musik, berdaun satu, dengan panil kaca di atasnya. Kondisi serupa juga terjadi pada jendela. Semua
jendela pada bangunan panti asuhan lama menggunakan tipe jendela louver, dengan keragaman pada jumlah daun jendela. Pada bangunan baru digunakan jendela nako.
| Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
| Jenis Struktur | : | Kolonial |
| Jenis Bangunan | : | Kolonial |
| Fungsi Bangunan | : | Religi/Keagamaan |
| Komponen Pelengkap | : |
|
| Tata Letak Dalam Ruang Kawasan | : | Awalnya bangunan panti asuhan berdenah persegi panjang, berubah menjadi berdenah “L” setelah dibangun penambahan untuk ruang asuh anak yang berada sisi timur |
| Deskripsi Jendela | : | Semua jendela pada bangunan panti asuhan lama menggunakan tipe jendela louver, dengan keragaman pada jumlah daun jendela. Pada bangunan baru digunakan jendela nako. |
| Deskripsi Pintu | : | Semua model pintu kecuali pada ruang musik, berdaun satu, dengan panil kaca di atasnya. |
| Deskripsi Lantai | : | Secara keseluruhan lantai masih dalam kondisi asli dengan menggunakan tegel 20x20 cm berwarna hitam. |
| Interior | : | Bangunan Panti Asuhan terbagi atas dua bagian utama, yaitu kamar dan aula. Kamar-kamar terletak di timur aula. Ruang untuk pengurus panti berada di u |
| Fungsi Situs | : | Religi/Keagamaan |
| Fungsi | : | Religi/Keagamaan |
| Peristiwa Sejarah | : | Tahun 1936, Br. Christinus, wakil dari pimpinan bruder di Belanda datang ke Boro, bertemu dengan Romo J. Prennthaler, S.J. untuk membicarakan penyelenggaraan panti asuhan. Setahun kemudian Romo J. Prennthaler, S.J. mendapatkan berita mengenai akan diselenggarakannya panti asuhan di Boro yang dimulai pada tahun 1938. Dewan Umum Bruder FIC meminta kepada Vichtect Klewirda di Semarang (Keuskupan Agung Semarang) pada tahun pada tahun yang sama agar segera membangun biara dan panti asuhan di Boro (Paroki SantaTheresia Lisieux Boro 1991, 37). Peletakan batu pertama bangunan biara dan panti asuhan dilakukan bulan November tahun 1937, sedangkan pembukaan secara resmi dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 1938. Setelah secara resmi dibuka, bangunan panti asuhan belum mulai dimanfaatkan. Baru pada tanggal 5 Agustus 1938 anak-anak dari panti asuhan lama dipindahkan ke panti asuhan Panti Asuhan Sancta Maria. Sehari setelah proses pemindahan, Mgr. Wilekens memberkati gedung panti asuhan tersebut (Paroki Santa Theresia Lisieux Boro 1991, 37). |
| Konteks | : | Panti Asuhan Sancta Maria adalah bagian dari kompleks Bruder FIC Boro yang dibangun pertama kali bersama dengan biara FIC Boro. Rencana pembangunannya berawal ketika Romo J. Prennthaler, S.J. yang bertugas sebagai Kepala Paroki Boro mengajukan permohonan kepada pembesar umum Bruder F.I.C. Maastricht di Belanda agar para bruder datang ke Boro untuk menyelenggarakan panti asuhan. Pada saat itu telah ada panti asuhan sederhana yang menggunakan rumah warga, dikepalai oleh seorang guru (Paroki Santa Theresia Lisieux Boro 1991, 37). |
| Riwayat Rehabilitasi | : | - |
| Nilai Sejarah | : | Sebagai bukti adanya kegiatan sosial Bruderan FIC Boro |
| Nilai Pendidikan | : | Sebagai asrama anak-anak usia sekolah |
| Nilai Budaya | : | Mengajarkan untuk toleransi dan peduli sosial |
| Nama Pemilik Terakhir | : | Bruderan FIC Boro |
| Nama Pengelola | : | Bruderan FIC Boro |