Bahan Utama | : | Batu Andesit |
Keterawatan | : | Utuh dan Terawat,Utuh / |
Dimensi Benda | : |
Panjang 65 Lebar 65 Tinggi 32 Tebal - Diameter - Berat - |
Peristiwa Sejarah | : | Belum ditemukan sumber sejarah tertulis yang menerangkan Stupa Glagah. Kegiatan pelestarian pernah dilakukan pada tahun 1990 berupa ekskavasi penyelamatan. Ekskavasi tersebut dilakukan berdasarkan Surat Tugas Kepala Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala DIY nomor 957/A.3/PB/1990 tertanggal 19 Juli 1990, yang dilakukan selama tiga belas hari kerja, mulai 30 Juli hingga 11 Agustus 1990. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengungkap faktor-faktor arkeologis dan tingkat persebaran kebudayaan Hindu/Buddha yang melandasi keberadaan situs tersebut. Berdasarkan cerita rakyat turun-temurun, masyarakat meyakini keberadaan Stupa Glagah berkaitan dengan Kadipaten Sios. Diyakini bahwa tempat Stupa Glagah berada merupakan bekas lokasi Kadipaten Sios. Menurut cerita rakyat, dahulu terdapat bupati yang bernama Cangak Mengeng, yang memerintah di Kadipaten Sios. Ia mendirikan padepokan di sekitara Glagah sebagai tempat untuk beribadah (bersemedi) dalam ajaran Buddha bagi dua putrinya, yaitu Nyi Sekar Kenanga dan Nyi Gadung Melati. Saat ini warga meyakini bahwa tempat stupa adalah lokasi peribadahan (pertapaan) Nyi Sekar Kenanga, sementara tempat peribadahan Nyi Gadung Melati berada di sebelah barat stupa, yaitu pada tinggalan lumpang batu. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Bapak R. Sumadi W.S |
Nama Pengelola | : | Bapak R. Sumadi W.S |