Saka Guru (Saka Donoloyo) terdapat di bekas Pabrik Soember Nilo Tambak, pada lahan Balai Pembibitan Tanaman Pangan dan Hortikultura Unit Tambak, Wates Kulon Progo bersama dengan beberapa objek lain.
Objek ini berupa rangkaian kayu jati membentuk susunan tiang utama suatu bangunan tradisional, terdiri atas empat soko guru dan perangkai di bagian atas, yang disebut pengeret. Masing-masing balok soko guruberukuran 12 cm x 12 cm, tinggi 302 cm. Jarak antartiang 291 cm. Pengeret berukuran 12 cm x 8 cm x 315 cm.
Keterawatan | : | / |
Dimensi Benda | : |
Panjang - Lebar - Tinggi - Tebal - Diameter - Berat - |
Peristiwa Sejarah | : | Objek ini merupakan sisa komponen pabrik pengolahan tanaman nila (Indigofera sp) “Soember Nilo†yang didirikan oleh Paku Alam V. Perkebunan Soember Nilo merupakan perkebunan swasta penghasil nila berskala besar di Adikarto yang didirikan langsung oleh KGPAA Paku Alam V pada tahun 1880. Modal awal pendirian perkebunan Soember Nilo dipinjami oleh bank International Crediet-En Hendelsvereeniging Rotterdam (Internatio) di Semarang. Perkebunan Soember Nilo dikelola oleh administratur H.H. Sacre mulaitanggal 29 April 1880. Sekitar tahun 1888 Internatio memberikan tanggung jawab kepada J. Hofland untuk menggantikan H.H. Sacre karena perkebunan Soember Nilo dinilai tidak mengalami kemajuan. Areal penanaman nila di perkebunan Soember Nilo mencapai 6.304 bahu di wilayah Adikarto Barat. Perkebunan Soember Nilo memiliki 3 pabrik yang berada di Dusun Jangkaran, Dusun Nagung dan Kalurahan Tambak. Ketiga wilayah ini terletak di Distrik Sogan. 1 Berdirinya perkebunan Soember Nilo tidak bisa terlepas dari kebijakan ekonomi KGPAA Paku Alam V antara tahun 1878-1900 dalam menanggulangi krisis ekonomi yang melanda wilayah Pakualaman. 2 Perkebunan Soember Nilo pada akhirnya tidak mampu bersaing dengan beredarnya pewarna sintetis dari Jerman.3 Kebutuhan nila alami hampir tidak ada lagi. Kondisi ini dapat diterima karena pewarna sintetis memiliki beberapa kelebihan antara lain lebih praktis dalam penggunaan dan lebih tajam pewarnaannya. Kebijakan ekonomi yang cukup penting lainnya adalah pembukaan beberapa perkebunan dan pabrik pengolahaannya di wilayah Adikarto khususnya untuk perkebunan tebu (Pabrik Gula Sewu Galur) dan nila (Soember Nilo). Dari usahanya ini setelah empat tahun, Pakualaman mampu melunasi hutangnya sebesar f 100.000 kepada gubernemen Belanda. Jika melihat kebijakan-kebijakan yang ditempuhnya dan hasil yang dicapainya tidak salah jika surat kabar De Locomotief edisi 27 September 1878 menyebut penunjukan K.P.H. Aria Suryadilaga yang kemudian bergelar Paku Alam V sebagai penerus pemerintahan di Kadipaten Pakualaman pada waktu itu dengan istilah "the right man in the right place. 4 Perusahaan Soember Nilo adalah perusahan indigo yang didirikan Paku Alam,dihentikan operasionalnya karena kerugian finansial akibat kurangnya air. 5 |
Nama Pemilik Terakhir | : | milik Pakualaman |
Nama Pengelola | : | Dinas Pertanian KulonProgo |
Catatan Khusus | : | Saka guru Danalaya sebagai sisa komponen pabrik pengolahan tanaman nila berada pada kondisi yang terawat. Susunan kayu ini sudah dipindahkan dari lokasi awal yang telah dibangun sebagai salah satu bagian dari kantor Balai Pembibitan Tanaman Pangan dan Hortikultura Unit Tambak. |