Lokasi Kriyan adalah salah satu bekas lokasi bagian/komponen tambang mangan di wilayah Kliripan. Penamaan lokasi ini diambil dari nama Dusun Kriyan. Berdasarkan Peta Belanda tahun 1934, objek-objek terkait tambang yang berada di lokasi tersebut yaitu:
1. Jembatan Lori
2. Sumur Pencucian Mangan
3. Decauville
4. Electr. Centrale
5. S. Pakoe Alam
Dari daftar tersebut di atas, objek yang masih dapat dijumpai adalah:
1. Eks Jembatan Lori
Eks jembatan rel lori merupakan bagian jalur rel lori yang menunjang transportasi pengangkutan tambang mangan menuju Stasiun/Halte Pakualaman.
2. Eks Sumur Pencucian Mangan
Sumur pencucian mangan merupakan fasilitas yang dahulu digunakan untuk mencuci hasil tambang mangan sebelum dikirim melalui Halte Pakualaman.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Jumlah WBCB | : | - |
Peristiwa Sejarah | : | Keberadaan OBJEK PADA LOKASI KRIYAN ini tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan penambangan mangan di Kliripan. Merujuk pada surat kabar De locomotief: Samarangsch handels en advertentie Blad, bertanggal 25 Juni 1896, terdapat berita mengenai eksploitasi Kliripan dan Kriyan sebagai lokasi tambang. Pada koran tersebut disebutkan bahwa tambang mangan Kliripan diresmikan pada Juni tahun 1894 oleh pengusaha bernama H. W. van Dhfsen. Koran Indische Courant bertanggal 11 Juli 1928 menyebutkan tambang mangan di Kliripan mendapat tambahan aliran listrik. Koran Bataviaasch Nieuwsblad bertanggal 13 Juli 1928 menyebutkan bahwa dari tiga lubang galian yang berada di Kliripan awalnya hanya satu lubang yang proses penambangannya menggunakan bantuan tenaga listrik. Pada 11 Juli 1928, Kliripan mendapat pasokan listrik menyeluruh, sehingga proses produksi sampai pengiriman dikerjakan dengan alat yang lebih modern. Izin pemasangan listrik tersebut didapat dari Departement van Gouvernements-Bedrijven. Momentum pemasangan listrik tersebut bertepatan dengan perayaan sepuluh tahun Algemeene Industrieele Mijnbouw en Exploitatie Maatschappij, suatu perusahaan pertambangan yang berpusat di Bandung, Jawa Barat. Aktivitas penambangan tersebut juga berkaitan dengan keberadaan lori (kereta kecil dengan jalur berupa rel). Bongkahan mangaan dibawa menggunakan lori, untuk kondisi tertentu diangkut menggunakan gerobak yang ditarik dengan sapi atau dipikul. Bongkahan mangaan tersebut didistribusikan menuju stasiun Bakungan yang saat ini dikenal dengan bekas Halte Pakualaman. Stasiun ini terletak di antara Stasiun Wates dan Stasiun Kedundang. |
Riwayat Pelestarian | : | Pada lokasi ini belum banyak dilakukan upaya pelestarian. Upaya yang pernah dilakukan yaitu: 1. Reinventarisasi Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2018. 2. Penetapan Eks Jembatan Lori sebagai struktur cagar budaya melalui Surat Keputusan Bupati Kulon Progo No. 420/A/2019. 3. Penetapan Eks Sumur Pencucian Mangan sebagai struktur cagar budaya melalui Surat Keputusan Bupati Kulon Progo No. 420/A/2019. |
Nama Pemilik Terakhir | : | merupakan tanah/pekarangan yang dimiliki oleh pribadi |
Nama Pengelola | : | - |