Bangunan Susteran Fransiskanes merupakan bangunan yang digunakan oleh suster-suster Santo Fransiskus di wilayah Boro, tepatnya di kompleks Rumah Sakit Santo Yusup. Kompleks ini terletak di sisi selatan kawasan misi Boro, yang juga memuat bekas kompleks panti asuhan. Rumah sakit yang merupakan bagian terbesar berada di sisi timur, susteran berada di sisi barat, serta panti asuhan berada di sisi selatan atau di belakang rumah sakit. Ketiga kompleks tersebut saling terhubung dan secara fungsional saling menunjang.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Jenis Struktur | : | Kolonial |
Jenis Bangunan | : | Kolonial |
Fungsi Bangunan | : | Asrama,Religi/Keagamaan,Rumah/Permukiman |
Komponen Pelengkap | : |
|
Tata Letak Dalam Ruang Kawasan | : | Bangunan memiliki tata ruang sebagai berikut: teras, ruang tamu, ruang rekreasi, ruang makan, ruang isolasi, kapel, ruang penyimpanan buku, 2 kantor, 2 gudang, 10 ruang tidur, 2 dapur, ruang penyimpanan kursi, dan bekas dapur. |
Deskripsi Fasad | : | Fasad dari bangunan Susteran Fransiskanes masih asli tanpa adanya perubahan, hanya penambahan kanopi kecil di depan piintu masuk. Kanopi juga bersifat semi permanen menggunakan kayu dan seng sebagai atapnya. |
Deskripsi Jendela | : | Jendela pada bangnan Susteran Fransiskanes ada beberapa jenis, yang didominasi oleh jendela kupu tarung doubel dengan lapisan luar krepyak dan lapisan dalam kaca berkerangka kayu. Pada jendela yang menghadap ke luar area bangunan dilengkapi dengan tralis besi. Pada ruangan kapel, jendela berjenis panorama dengan kaca patri . |
Deskripsi Pintu | : | Pintu pada bangunan Susteran Fransiskanes Boro ada beberapa jenis, salah satunya pintu adalah kupu tarung dengan bahan full kayu . kemudian pintu “inep siji” dengan bahan kayu dan pintu kupu tarung dobel cowboy berbahan kayu dengan kaca patri. |
Deskripsi Atap | : | Atap pada bangunan Susteran Fransiskanes Boro merupakan perpaduan antara pelana dan limasan tumpang susun, dan memiliki gevel beratap tajuk. |
Deskripsi Lantai | : | Lantai pada bangunan Susteran Fransiskanes Boro menggunakan tegel berwarna hitam dan belum ada perubahan sama sekali |
Deskripsi Ventilasi | : | Ventilasi pada bangunan Susteran Fransiskanes Boro ada beberapa jenis dan bentuk. Ventilasi berbentuk persegi empat jenis krepyak kayu.Ventilasi berbentuk persegi empat dengan kerangka kayu dan panil kaca di tengah .Ventilasi berbentuk persegi panjang kerangka kayu dan kawat di bagian tengah.Ventilasi jenis tembok beton. |
Deskripsi Plafon | : | Plafon pada bangunan Susteran Fransiskanes Boro berbahan triplek berwarna putih dengan lis persegi empat berwarna putih. |
Desain | : | kolonial |
Interior | : | Bangunan memiliki tata ruang sebagai berikut: kapel teras, ruang (tamu, rekreasi, makan, isolasi, penyimpanan buku, penyimpanan kursi), 2 kantor, 2 gu |
Fungsi Situs | : | Asrama,Religi/Keagamaan,Rumah/Permukiman |
Fungsi | : | Asrama,Religi/Keagamaan,Rumah/Permukiman |
Peristiwa Sejarah | : | Awalnya, bangunan susteran adalah rumah sakit yang didirikan tahun 1930. Pada waktu itu, rumah sakit dipimpin oleh Suster Aufrida dibantu oleh Suster Florida Van Der Klauw, Suster Bernilda Segerink, Suster Petrone Van Fuik, dan Suster Colleta Rubiyah. Pemberkatan biara dan rumah sakit dilakukan pada 4 Januari 1931 oleh Pastor Kalkens S. J. dan Pastur Satiman S. J. Sementara pembukaan rumah sakit secara resmi dilakukan pada 5 Maret 1931 oleh Pastor Van Baal. Selain digunakan untuk merawat orang sakit, Rumah Sakit Santo Yusup juga digunakan sebagai tempat bersalin. Tenaga medis di Kalibawang pada saat itu terbatas, sehingga banyak ibu yang meninggal setelah melahirkan. Angka kematian ibu yang tinggi menyebabkan rumah sakit dipenuhi bayi yang tidak diambil oleh keluarganya. Semakin banyaknya bayi yang tidak diambil membuat rumah sakit berencana mendirikan panti asuhan. Rencana tersebut dimusyawarahkan antara pimpinan Suster-Suster Fansiskanes, yaitu Suster Fransisca Mulders Herlins Linders dengan Pastor Van Kalkens pada 18 Agustus 1934. Setelah disetujui, panti asuhan mulai dibangun pada 19 Desember 1934 dengan bangunan sederhana, yang terbuat dari batu dan anyaman bambu. Bangunan Susteran Fransiskanes merupakan bangunan bergaya arsitektur Indis berlantai satu dengan denah membentuk huruf “U†yang ujung-ujungnya berada di sisi selatan (belakang). Pada bagian depan (sisi utara) terdapat pintu, ruang tamu, kapel, dan ruang rekreasi. Pada bagian depan ini juga terdapat bekas kamar jenazah, karena dahulu merupakan bangunan rumah sakit. Pada sayap barat terdapat kamar-kamar suster, sementara pada sayap timur terdapat ruang kelas, ruang jahit, dan ruang mencuci. Kecuali di bagian kapel yang menggunakan atap pelana, seluruh atap bangunan berbentuk limasan yang meski terbagi menjadi beberapa segmen namun tetap terhubung. Pada bagian pintu masuk terdapat menara kecil dengan bukaan berbentuk kisi-kisi louvre. Kondisi bangunan tersebut masih asli, hampir tidak ada modifikasi sejak didirikan pada tahun 1930-an. Kondisi ini tentunya merupakan upaya dari para pengelola agar selalu dalam kondisi baik dan menghargai tinggalan dari masa lampau. |
Riwayat Rehabilitasi | : | Selama ini bentuk rehabiliasi bangunan Biara Suster Santo Fransiskus yang pernah dilakukan adalah pengecatan ulang seluruh bangunan pada tahun 2020. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Konggresi Suster-suster Santo Fransiskus |
Alamat Pemilik | : | Jl. Kawi No. 19, Semarang |
Nama Pengelola | : | Konggresi Suster-suster Santo Fransiskus |
Alamat Pengelola | : | Jl. Kawi No. 19, Semarang |
Nomer Kontak | : | 081393665031 (Suster Florentine) |