Gedung kepanjen / Eks kantor Kec. Berbah ini terletak di dusun Sanggrahan, kelurahan Tegaltirto, kecamatan Berbah, Sleman dengan koordinat geografis X -7.80511 dan Y 110.44307. Gedung ini pernah digunakan sebagai kantor Kecamatan Berbah. Belum diketahui secara pasti fungsi bangunan asli pada saat didirikan, namun diperkirakan bangunan ini juga dipergunakan sebagai kantor.
Bangunan ini merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda, dan belum diketahui secara pasti kapan bangunan ini didirikan. Namun jika dilihat dari corak arsitekturnya, kemungkinan bangunan ini dibangun sekitar 1929-1930 seiring dengan pembangunan stasiun Kalasan. Bangunan kepanjen ini pernah digunakan sebagai tempat singgah keluarga Kraton Surakarta yang hendak mengahantarkan jenazah dari Kraton Surakarta ke Imogiri. Kemudian gedung ini digunakan sebagai kantor Kecamatan Berbah hingga tahun 2011 gedung ini dikosongkan namun masih menjadi milik Pemerintah Kecamatan Berbah.
Bangunan ini dibangun dengan langgam arsitektur Indis yang merupakan perpaduan gaya Eropa dengan gaya tradisional lokal. Ciri arsitektur Indis ini masih dapat dilihat pada tapak bangunannya yang luas, langit-langit ruang yang tinggi, jendela-jendela dan pintu besar berbentuk louvre/krepyak dengan ventilasi (bouvenlicht), serta tembok tebal.
Bangunan ini masih mempertahankan komponen asli dengan penambahan pada bagian jendela, kolom, dan atap, serta penggantian pada beberapa bagian lantai dan plafon.
Bangunan Utama Kepanjen merupakan bangunan dengan atap limasan yang dikombinasian dengan atap kampung pada tambahan kamar-kamar di belakang sisi timur. Tata ruang bangunan terdiri dari Ruang Terbuka di bagian depan, kamar-kamar di tengah, dan beberapa kamar di belakang (untuk gudang, kamar pembatu, dapur dan kamar mandi).
Di dalam komplek terdapat 2 (dua) bangunan lama, yaitu Bangunan Utama, dan Pavilium.
1. Bangunan Utama terdiri dari:
a. Ruang Terbuka berfungsi sebagai ruang penerima tamu di bagian depan, dengan ukuran 12,30 x 6,70 meter.
b. Kamar-kamar sebagaimana ndalem dalam tata ruang rumah Jawa, yaitu terdiri dari 4 (empat) kamar sebagai kamar tidur, dan satu kamar keluarga di tengah (pola ini sama dengan tata ruang nDalem Ageng Ambarukmo). Ukuran kamar-kamar, 2 (dua) kamar dengan ukuran 4,60 x 410 meter; 2 (dua) kamar ukuran 4,50 x 4,10 meter; dan 1 (satu) kamar keluarga ukuran 9,10 x 4,10 meter.
c. Di belakang terdapat 3 (tiga) kamar, untuk gudang berukuran 3,50 x 2,825 meter, kamar pembantu, dapur, dan kamar mandi, berukuran 3,50 x 3,20 meter, kamar mandi dibagi menadi 2 (dua) kamar.
d. Di belakang bangunan utama dan depan kamar-kamar di belakang terdapat teras.
2. Pavilium
Pavilium merupakan bangunan dengan atap kampung, terletak di samping barat Bangunan Utama, sekarang dipakai untuk ruang arsip. Pavilium mempunyai ukuran 3,80 x 8,50 meter.
Bangunan Utama mempunai kolom dari kayu sehingga dimungkinkan awalnya merupakan bangunan semi permanen. Adanya saka atau kolom kayu pada setiap sudut kamar yang sama dengan bagian depan atau ruang terbuka. Lantai Bangunan Utama menggunakan tegel abu-abu namun ada ruangan yang telah diubah dengan lantai keramik.
Pintu menggunakan krepyak sebagai ventilasi selain ventilasi yang ada di bagian atas pintu.
Di dalam komplek Kantor Camat Berbah ini ada beberapa bangunan baru di bagian depan, samping timur dan belakang. Bangunan baru ada kemungkinan menghilangan bangunan lama mengingat tepat di depan Bangunan Kepanen terdapat Pendapa baru, yang secara arsitektural tidak sesuai dengan bangunan lama.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Fungsi Bangunan | : | Pemerintahan |
Komponen Pelengkap | : |
|
Fungsi Situs | : | Pemerintahan |
Fungsi | : | Pemerintahan |
Peristiwa Sejarah | : | Berbah pada masa penjajahan Belanda, sudah dikenal sebagai wilayah administrasi yang disebut District Brebah, Afdeeling Mataram (Rapporten van der Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch – Indie Tahun 1915).Berdasarkan Rijsblad Kasultanan Tahun 1927, ada pembagian wilayah di bawah Kasultanan, yaitu Distrik dan Onder Distrik. Distrik dipimpin oleh Panji, sedangkan Onder Distrik dipimpin Asisten Panji. Dalam catatan Rijsblad Kasultanan Tahun 1927 Distrik Prambanan terdiri dari beberapa Onder Distrik, yaitu Tanjungtirta, Grogol, Berbah, Kenaran, dan Piyungan. Dari catatan ini Berbah merupakan Onder Distrik yang dipimpin oleh Asisten Panji. Apabila dilihat dari Rapporten van der Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch – Indie Tahun 1915 maka Berbah pernah sebagai Distrik yang kemungkinan dipimpin oleh seorang dengan gelar Panji sehingga bangunan yang disebut Kepanjen ada kaitannya dengan jabatan Panji. Kepanjen menurut cerita pernah digunakan sebagai tempat untuk istirahat pengantar jenazah raja-raja Kraton Kartasura dan Surakarta yang akan dimakamkan di Imogiri sebelum ada kereta api. Saat itu jenazah menggunakan kereta yang ditarik kuda dibantu dengan tenaga manusia. Mengingat perjalanan jauh maka perlu tempat istirahat yang dilakukan di Bangsal Palereman di Prambanan dan para pengantar ada yang berhenti di Kepanjen, Berbah. Setelah adanya Kereta Api, jenazah raja tidak lagi menggunakan kereta kuda dan beristirahat di Bangsal Palereman Prambanan, maupun di Kepanjen Berbah. Menurut “Pawarti Surakarta†pemakaman Paku Buwono X pada tahun 1938 menggunakan kereta api dari Stasiun Jebres, sehingga fungsi tempat transit tidak diperlukan lagi. Saat ini Komplek Kepanjen digunakan untuk Kantor Camat Berbah yang sebelumnya merupakan kantor Kapanewon Berbah. Berbah pada masa penjajahan Belanda, sudah dikenal sebagai wilayah administrasi yang disebut District Brebah, Afdeeling Mataram (Rapporten van der Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch – Indie Tahun 1915).Berdasarkan Rijsblad Kasultanan Tahun 1927, ada pembagian wilayah di bawah Kasultanan, yaitu Distrik dan Onder Distrik. Distrik dipimpin oleh Panji, sedangkan Onder Distrik dipimpin Asisten Panji. Dalam catatan Rijsblad Kasultanan Tahun 1927 Distrik Prambanan terdiri dari beberapa Onder Distrik, yaitu Tanjungtirta, Grogol, Berbah, Kenaran, dan Piyungan. Dari catatan ini Berbah merupakan Onder Distrik yang dipimpin oleh Asisten Panji. Apabila dilihat dari Rapporten van der Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch – Indie Tahun 1915 maka Berbah pernah sebagai Distrik yang kemungkinan dipimpin oleh seorang dengan gelar Panji sehingga bangunan yang disebut Kepanjen ada kaitannya dengan jabatan Panji. Kepanjen menurut cerita pernah digunakan sebagai tempat untuk istirahat pengantar jenazah raja-raja Kraton Kartasura dan Surakarta yang akan dimakamkan di Imogiri sebelum ada kereta api. Saat itu jenazah menggunakan kereta yang ditarik kuda dibantu dengan tenaga manusia. Mengingat perjalanan jauh maka perlu tempat istirahat yang dilakukan di Bangsal Palereman di Prambanan dan para pengantar ada yang berhenti di Kepanjen, Berbah. Setelah adanya Kereta Api, jenazah raja tidak lagi menggunakan kereta kuda dan beristirahat di Bangsal Palereman Prambanan, maupun di Kepanjen Berbah. Menurut “Pawarti Surakarta†pemakaman Paku Buwono X pada tahun 1938 menggunakan kereta api dari Stasiun Jebres, sehingga fungsi tempat transit tidak diperlukan lagi. Saat ini Komplek Kepanjen digunakan untuk Kantor Camat Berbah yang sebelumnya merupakan kantor Kapanewon Berbah. |
Nilai Sejarah | : | bangunan kepanjen ini pernah digunakan sebagai tempat singgah keluarga keraton surakarta yang hendak mengahantarkan jenazah dari kraton surakarta ke Imogiri |
Nama Pemilik Terakhir | : | Kecamatan Berbah |
Nama Pengelola | : | Pemerintah Kecamatan Berbah |
Alamat Pengelola | : | Sanggrahan, Tegaltirto, Berbah |