Rumah Tradisional Nogati Sri Karyati beralamat di Padukuhan Ringinsari, Kalurahan Wonosari, Kapanewon Wonosari. Lokasi rumah berada di lingkungan perkampungan yang padat di sebelah timur Pasar Argosari Wonosari, di pusat Kota Kabupaten Wonosari. Akses jalan menuju rumah tersebut dapat dilalui dari utara, yakni melewati sebuah gang di sebelah selatan pertigaan Jalan Brigadir Jenderal Katamso dan Jalan Sumarwi. Rumah Nogati Sri Karyani berada sejauh 50 meter di sebelah timur gang, tepat di sebelah timur Masjid Al Mujahidin.
Menurut Nogati Sri Karyani, yang menirukan penjelasan orang tuanya, rumah tempat tinggalnya merupakan bangunan yang didirikan sebelum masa kemerdekaan. Bangunan rumah tersebut memiliki perpaduan bentuk gaya bangunan Jawa yang dipadu dengan gaya kolonial atau Indis. Sebagai bangunan rumah tinggal, inti dari bangunan terdiri atas joglo dan rumah tempat tinggal. Bangunan rumah tempat tinggal terdiri atas teras atau pringgitan, gandok kiwo, gandok tengen, omah tengah, senthong, dan dapur. Sebuah doorlop menghubungkan dapur dan gandhok kiri. Joglo terletak di sisi utara sementara rumah tinggal berada di sisi selatan joglo.
Sebagai pembatas halaman di sekeliling bangunan dibuat pagar berupa tembok dengan pasangan bata setinggi 2 meter. Sebagai akses keluar masuk halaman dibuat dua buah jalan masuk beruipa gerbang dan pintu rolling door. Gerbang tersebut menjadi jalan akses utama menuju rumah dan dapat dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Pada pagar sisi utara utara terdapat akses masuk berupa sebuah pintu yang menghubungkan bangunan rumah toko. Rumah toko terletak di sepanjang sisi utara bangunan rumah Nogati. Bangunan Rumah toko seluruhnya menghadap ke arah utara atau menghadap ke arah jalan Brigjen Katamso. Dengan demikian bangunan rumah Nogati berada di belakang rumah toko tersebut.
Sepintas gaya bangunan rumah Nogati nampak seperti bangunan tradisional Jawa yang umum didirikan di daerah perkotaan. Namun berdasarkan cerita yang disampaikan oleh pemilik rumah, bangunan ini diduga merupakan peninggalan wong kalang yang berasal dari Kotagede. Bangunan rumah dengan model bangunan Jawa berpadu dengan bangunan tembok berarsitektur modern dengan fasad yang kaya orbnamen bergaya kolonial. Bangunan rumah Nogati juga tidak terlihat dari luar karena tertutup oleh bangunan tembok yang cukup tinggi. Situasi tersebut menciptakan kesan bahwa pemilik bangunan sangat melindungi seluruh properti yang ada di dalamnya. Di bawah ini dijelaskan bagian-bagian rumah Nogati, sebagai berikut
1. Joglo.
Bangunan Joglo menempati sisi utara lahan. Joglo memiliki denah persegi panjang dengan ukuran luas 9,20 x 8,30 meter persegi. Joglo tersebut berpa bangunan tanpa dinding penutup dengan deskripsi sebagai berikut : Joglo bertipe lawakan yang terdiri atas 16 tiang, empat diantaranya sebagai saka guru. Saka guru tersebut menyangga struktur joglo berupa brunjung yang terdiri atas : sunduk, uleng, tumpangsari, dada peksi, ander, dan blandar. Tumpangsari bertingkat 3 sementara uleng bertingkat 5. Empat buah emprit gantil berfungsi sebagai pengunci blandar lar-laran. Dhadha peksi berukir dengan ornamen geometri. Seluruh permukaan kayu di beri pewarna kayu coklat muda. Sementara itu pada bagian dasar saka guru beralaskan umpak dari batu berwarna hitam. Lantai ditutup dengan pasangan keramik berwarna putih. Lantai joglo ditinggikan 20 meter dari permukaan halaman. Dinting tepi lantai seluruhnya ditutup dengan pasangan tegel.
Di sekeliling atap, reng dan usuk dipasang dengan pola ri gereh. Sebagai penutup atap berupa genteng press dan bubungan brunjung dan dudur ditutup menggunakan wuwung seng. Pada sekeliling atap emper dibuat perluasan yang menjorok keluar sejauh 1 meter. Perluasan tersebut berfungsi semacam kanopi.
Kanopi dibuat dengan bahan seng. Sebagai penyangga kanopi, pada masing masing tiang kayu emper dipasang siku dari bahan besi cor berornamen lengkung.
2. Pringgitan atau teras
Pringgitan menempati denah paling muka pada bagian rumah tinggal dan berfungsi sebagai teras. Pringgitan pada sisi utara bersifat terbuka tanpa penutup dinding. Pada bagian tersebut terdapat dua buah tiang penyangga dan pagar yang terbuat dari bahan kayu. Dinding sisi barat dan timur masing masing terdapat sebuah pintu. Dinding sisi selatan terdapat tiga buah pintu. Pintu tengah berukuran lebih besar dari dua pintu yang lain yang berukuran sama. Pintu barat dan timur berfungsi sebagai pintu gandok, sementara pintu selatan sebagai akses
menuju ruang Omah Tengah. Ornamen hias pada bagian pringgitan berupa pasangan kaca warna warni yang digunakan pada bagian ventilasi. Dua buah kaca besar dipasang pada dinding sisi selatan, masing masing diletakkan di atara pintu.
3. Omah Tengah
Omah tengah terletak di sisi selatan pringgitan. Pada omah tengah terdapat ruang besar untuk ruang keluarga dan tiga buah ruang di sisi selatan yang disebut sebagai senthong tengah, senthong kiwa, senthong tengen. Pada bagian Omah tengah, keunikan nampak pada senthong tengah. Pada bagian ini, lantai senthong tengah berada dalam posisi yang lebih tinggi dari lantai yang lain. Bagian dinding berupa tembok tanpa plafon. Pintu berada di sisi utara ruang, dengan hiasan ukir yang beraneka ragam. Lantai pada bagian senthong berupa tegel kunci, yang berasal dari tegel asli Bangsal Sewoko Projo. Menurut penjelasan Nogati, hal itu bisa terjadi karena pada masa lalu orang tua beliau mendapatkan pekerjaan borongan rehabilitasi Bangsal Sewoko Projo. Oleh oreng tua Nogati, tegel kunci bekas bangsal tersebut sebagian di bawa ke rumah dan dipasang di senthong tengah. Selanjutnya menurut penjelasan Nogati, pada masa kakeknya masih hidup, senthong tengah digunakan sebagai tempat untuk menyimpan uang hasil penjualan dagang di Pasar.
4. Gandhok Kiwo
Gandok kiwo digunakan sebagai ruang keluarga dan ruang makan. Pada bagian ini ruang dibuat tanpa sekat. Lantai ruang dibuat dengan pasangan tegel. Dinding berupa tembok dengan sejumlah jendela berteralis ber-inep ganda. Jendela pada
dinding sisi luar, berkanopi. Pada bagian langit-langit terdapat plafon dari pasangan papan kayu jati. Plafon tidak diberi pelapis warna atau polos. Pintu sebagai penghubung ruang berjumlah empat. Ruang gandhok kiwo terdapat sejumlah perabot langka dan unik peninggalan kakek Nogati, diantaranya telepon kunono model engkol, mebel kayu kuno, dan sejumlah peralatan makan minum di dalam lemari kayu.
5. Gandhok Tengen
Pada bagian ini ruang dibagi atas dua bagian yaitu ruang bagian utara dan ruang bagian selatan. Diantara kedua ruang dibuat pembatas berupa partisi kayu berpintu satu. Ruang sisi selatan digunakan sebagai kamar tidur. Lantai ruang dibuat dengan pasangan tegel. Dinding berupa tembok dengan sejumlah jendela berteralis ber-inep ganda. Jendela pada dinding sisi luar, berkanopi. Pada bagian langit-langit terdapat plafon dari pasangan papan kayu jati. Plafon tidak diberi pelapis warna atau polos. Pintu sebagai penghubung ruang berjumlah empat.
6. Dapur
Dapur berada si sisi selatan halaman rumah dan merupakan bangunan baru. Pada sebagian ruang gandok tengen
7. Doorlop
Doorlop merupakan bangunan penghubung berupa koridor beratap tanpa dinding yang menghubungkan ruang dapur dan ganhok kiwo.