Loading

Deskripsi Singkat

-Makam Giriloyo berada di atas Perbukitan Giriloyo, letaknya di sebelah utara Bukit Merak/Makam Pajimatan. Lokasi makam dapat dicapai dengan berjalan melalui tangga ke utara. Pada awal perjalanan ini akan ditemui masjid makam (masyhad) yang berada di sisi barat. Perjalanan dilanjutkan dengan menaiki tangga ke arah utara menuju makam. Setelah tangga teratas, terdapat jalan ke arah sisi kiri (barat) dan kanan (timur). Jalan sisi kiri menuju makam sayap kiri (barat) tempat makam Ratu Pembayun/Pengayun dan yang lain, jalan ke kanan menuju makam Sultan Cirebon. Selain itu terdapat makam lain yang berada di luar pagar keliling.
Makam sayap kiri (barat) berada paling tinggi di antara makam-makam lainnya, sehingga untuk menuju lokasi makam harus melewati 25 anak tangga yang terbuat dari semen. Makam sayap kiri dikelilingi pagar dari tembok bata berplester, dengan tinggi 1,5 m, tebal tembok 80 cm, di setiap sudut diberi pilar dengan ukuran dimensi 1 m x 1 m, dan diberi hiasan buah keben. Pagar berdiri di atas talud yang terbuat dari tatanan batu putih polos tanpa dilapisi semen. Pada beberapa bagian talud terdapat lubang yang digunakan sebagai jalan keluarnya air. Talud di sisi timur laut dan barat laut mengalami keretakan struktur karena tanahnya longsor.
Sebelum masuk ke kompleks makam sisi barat terdapat pintu/gapura paduraksa, tetapi bagian atap gapura telah runtuh. Daun pintu gapura semula terbuat dari kayu jati, tetapi karena rusak maka ditambah pintu yang terbuat dari besi.
Di dalam pagar keliling makam sayap kiri terdapat beberapa buah nisan dengan keletakan tiap-tiap nisan berbeda ketinggiannya. Posisi tertinggi di kompleks ini adalah jirat makam Ratu Pambayun/Pengayun, istri Amangkurat I. Posisi ketinggian makam kedua ditempati oleh makam Ratu Mas Hadi (Ibu Sultan Agung), Panembahan Juminah (paman Sultan Agung), Pangeran Mangkubumi, Pangeran Sokowati, Ratu Marto Soko, dan Pangeran Haryo Martono. Posisi makam lainnya lebih rendah keletakannya. Di kompleks makam sayap kiri, nisan-nisan makam utama terbuat dari batu andesit dan terawat dengan baik. Beberapa nisan yang berada di teras yang lebih rendah mengalami kerusakan dan terpendam tanah yang terbawa air hujan dari teras di atasnya. Di dalam kompleks makam sayap kiri terdapat tumbuhan perindang seperti kayu putih, kayu manis, cendana, dan pohon sirsat.
Tokoh yang dimakamkan di sayap kanan (timur) antara lain Kyai Ageng Giring, Kyai Ageng Sentong, dan Sultan Cirebon V. Makam Kyai Ageng Giring dan Kyai Ageng Sentong berada dalam satu ruang sendiri. Permukaan tanah kedua makam lebih tinggi, dikelilingi pagar berukuran 4,23 m x 3,95 m, tinggi 70 cm terbuat dari susunan bata tanpa perekat. Tangga masuk makam berada di sisi selatan. Kondisi tatanan bata pagar di beberapa bagian sudah tidak teratur lagi dan ditumbuhi semak serta pepohonan.
Sultan Cirebon merupakan ahli waris Sunan Gunungjati. Nama lain Sultan Cirebon yaitu Panembahan Giriloyo atau Syeh Abdul Karim. Nisan makam Sultan Cirebon V terbuat dari tatanan batu andesit berhias baik jiratnya maupun nisannya. Ornamen maupun tulisan pada batu nisan tidak dapat dilihat karena tertutup kain mori. Makam Sultan Cirebon V diberi tambahan struktur dinding, lantai keramik, dan atap.
Makam di luar pagar keliling antara lain makam Kyai Juru Wiro Probho (arsitek yang membangun Makam Giriloyo), Raden Ayu Nerang Kusumo, makam para prajurit, makam-makam kerabat, dan tokoh masyarakat. Makam Kyai Juru Wiro Probho terletak di atas permukaan tanah yang ditinggikan. Di bagian luar diberi tatanan bata tanpa perekat. Jirat tersusun dari balok-balok bata tanpa perekat dengan hiasan puncak berbentuk kurawal. Di sebelah utara makam Kyai Juru Wiro Probho terdapat tiga buah batu yang dipercaya berasal dari Arab yang digunakan untuk tempat duduk raja (selo tilas palenggahan Dalem). Ketiga batu tersebut diletakkan di atas tatanan bata tanpa perekat yang disusun tinggi seperti piramida.

Status : Struktur Cagar Budaya
Bagian dari : Situs Lokasi Makam Girilaya
Alamat : Cengkehan, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.9167128495501° S, 110.4065866933° E

SK Menteri : Per. Menbudpar. No. PM.89/PW.0
SK Walikota/Bupati : Keputusan Bupati Bantul No 532 Tahun 2019


Lokasi Makam Giriloyo di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : -Sultan Agung (1613-1646).
Peristiwa Sejarah : -Makam Giriloyo mulai dibangun pada tahun 1629 M, pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1646). Pembangunan makam dipimpin oleh salah seorang paman Sultan Agung, yaitu Pangeran Juminah. Menurut rencana, makam ini akan digunakan untuk makam Sultan Agung beserta keluarganya. Akan tetapi rencana tersebut dibatalkan karena Bukit Giriloyo terlalu sempit dan juga karena Pangeran Juminah wafat dan dimakamkan terlebih dahulu di tempat tersebut. Oleh karena itu, Sultan Agung kemudian mencari alternatif tempat lain di Gunung Merak yang terletak di sebelah selatan Makam Giriloyo.Di dalam Babad ing Sangkala menyebutkan “…jalmi sami atata tunggal (1551 Çaka / 1629 M) warsanipun ambangun ing Girilaya rinarengga pakuburan prameswari astana rinarengga…”. Sedangkan sumber lain yaitu Babad Momana menyebutkan “…angka taun 1553 Jawa tahun Wawu, awit yasa antakapura ing Girilaya ingkang Ngundhageni Panembahan Juminah, lajeng seda sumare ing ngriku…”.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : -Keraton Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : -Keraton Yogyakarta
Catatan Khusus : -Luas makam ± 5 hektar