Loading

Bangsal Pancaniti Kraton Yogyakarta

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Bangsal Pancaniti merupakan bangunan utama di kompleks Kamandhungan Lor. Bangunan ini memiliki denah berbentuk bujur sangkar berukuran 11,35 m x 11,35 m, dengan bentuk konstruksi atap berupa Tajug Lawakan Lambang Gantung. Bahan penutup atap asbes lei dan terdapat mustaka di bagian puncak. Di atas pamidhangan yang disangga empat saka guru, dilengkapi dengan susunan balok tumpang sari dengan ornamen ukir-ukiran bermotif sulur (lung-lungan) yang dicat merah dan perada.  

Konstruksi atap ini disangga oleh 4 saka guru tinggi 3,5 m, penampang 20,6 cm x 20,6 cm dan 12 saka penanggap berukuran tinggi 1,94 m, penampang 15,5 cm x 15,5 cm. Tiang dicat hijau dengan ornamen mayangkara di ujung bagian atas tiang di bawah pamidhangan. Pada bagian tiang di bangsal ini memiliki ornamen dan ragam hias berupa: Saton, Praban (bawah), Putri Mirong, Sorotan, dan Praban (atas). Khusus bentuk ornamen Praban dan Putri Mirong ini hanya diterapkan pada setiap ruang di dalam lingkungan kraton yang merupakan tempat di mana sultan berada di bangunan tersebut. Oleh karenanya, kedua bentuk ornamen tersebut merupakan ornamen awisan (larangan) yang tidak boleh ditiru di bangunan-bangunan baik di luar kraton maupun di dalam kraton yang bukan merupakan tempat sultan berada. Bagian umpak tiang berbahan batu yang memiliki motif hias padma dan dihiasi tumpal. 

Lantai Bangsal Pancaniti berupa tegel bermotif berukuran 20 cm x 20 cm. Permukaan lantai saka guru (jerambah) dinaikkan setinggi 58 cm dari permukaan lantai bangsal (jogan). Di bagian tengah dari lantai saka guru terdapat gilang palenggahan Dalem yang merupakan landasan tempat duduk sultan. 

Pada sisi utara, timur dan barat bangunan Bangsal Pancaniti, terdapat tambahan bangunan tratag berbentuk Limasan Jebengan. Penutup atap tratag Bangsal Pancaniti berbahan seng dan disangga oleh 18 kolom berbahan besi cor penampang bulat dengan ukuran tinggi 3,6 m dengan diameter 20 cm. Kolom-kolom tersebut berbentuk mengecil ke atas memiliki galur vertikal pada permukaannya dan dicat hijau. Kepala kolom berbentuk korintia, pada bagian tengah kolom terdapat ornamen berbentuk bunga padma merah dan di atasnya terdapat ornamen deretan bunga-bunga kecil yang terpilin di sekeliling kolom. Kolom jenis ini terdapat pula pada tratag Bangsal Kencana. 

Bagian tratag sebelah timur dan barat digunakan untuk menempatkan Gamelan Sekaten Kangjeng Kyai Gunturmadu dan Kangjeng Kyai Nagawilaga pada saat gamelan tersebut dibunyikan untuk pertama kalinya sebelum dibawa ke Pagongan Masjid Gedhe pada malam hari, saat dimulainya upacara Sekaten (tanggal 5 Mulud/Rabi’ul awal). Pada saat upacara Garebeg Sekaten tanggal 12 Mulud, tratag Bangsal Pancaniti ini difungsikan untuk menempatkan gunungan dan ubarampe hajat Dalem lainnya sebelum diusung ke Masjid Gedhe.  

Bangunan Bangsal Pancaniti ini tidak dapat dimasuki oleh pengunjung/wisatawan dengan diberi pagar di sekelilingnya agar pengunjung tidak menaiki lantai bangsal tersebut. 

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Islam
Bagian dari : Kraton Yogyakarta
Kawasan : Kawasan Cagar Budaya Kraton
Alamat : Kompleks Kraton Yogyakarta , Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.8067925203344° S, 110.36405623811° E

SK Gubernur : SK GUB DIY 187/KEP/2020


Lokasi Bangsal Pancaniti Kraton Yogyakarta di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Tradisional
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Tradisional
Fungsi Bangunan : Multipurpose
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tata Letak Dalam Ruang Kawasan : Bangsal Pancaniti merupakan bangunan utama di kompleks Kamandhungan Lor.
Deskripsi Atap : Atap berupa Tajug Lawakan Lambang Gantung. Bahan penutup atap asbes lei dan terdapat mustaka di bagian puncak. Pada sisi utara, timur dan barat bangunan Bangsal Pancaniti, terdapat tambahan bangunan tratag berbentuk Limasan Jebengan. Penutup atap tratag Bangsal Pancaniti berbahan seng.
Deskripsi Lantai : Lantai Bangsal Pancaniti berupa tegel bermotif berukuran 20 cm x 20 cm. Permukaan lantai saka guru (jerambah) dinaikkan setinggi 58 cm dari permukaan lantai bangsal (jogan). Di bagian tengah dari lantai saka guru terdapat gilang palenggahan Dalem yang merupakan landasan tempat duduk sultan. 
Deskripsi Kolom/Tiang : Konstruksi atap ini disangga oleh 4 saka guru tinggi 3,5 m, penampang 20,6 cm x 20,6 cm dan 12 saka penanggap berukuran tinggi 1,94 m, penampang 15,5 cm x 15,5 cm. Tiang dicat hijau dengan ornamen mayangkara di ujung bagian atas tiang di bawah pamidhangan. Pada bagian tiang di bangsal ini memiliki ornamen dan ragam hias berupa: Saton, Praban (bawah), Putri Mirong, Sorotan, dan Praban (atas). Penutup atap tratag Bangsal Pancaniti berbahan seng dan disangga oleh 18 kolom berbahan besi cor penampang bulat dengan ukuran tinggi 3,6 m dengan diameter 20 cm. Kolom-kolom tersebut berbentuk mengecil ke atas memiliki galur vertikal pada permukaannya dan dicat hijau. Kepala kolom berbentuk korintia, pada bagian tengah kolom terdapat ornamen berbentuk bunga padma merah dan di atasnya terdapat ornamen deretan bunga-bunga kecil yang terpilin di sekeliling kolom. Kolom jenis ini terdapat pula pada tratag Bangsal Kencana. 
Jenis Ragam Hias : Saton, Praban (bawah), Putri Mirong, Sorotan, Praban (atas), ornamen mayangkara 
Fungsi Situs : Multipurpose
Fungsi : Multipurpose
Peristiwa Sejarah : Keberadaan bangunan Bangsal Pancaniti berkaitan erat dengan lokasinya yang berada di halaman Kamandungan Lor. Halaman yang sekaligus menjadi kompleks bangunan ini merupakan salah satu bagian/kelengkapan yang harus ada di Kraton Yogyakarta, berupa komponen yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I. Keberadaannya menerapkan filosofi tata letak Kraton Yogyakarta yang memiliki beberapa komponen ruang yang harus sepasang, yaitu: 1) Alun-alun Lor dan Alun-alun Kidul. 2) Siti Hinggil Lor dan Siti Hinggil Kidul (pada tahun 1956 Siti Hinggil Kidul mengalami perubahan bentuk dan perubahan nama menjadi “Sasana Hinggil Dwi Abad”). 3) Kamandhungan Lor dan Kamandhungan Kidul. Fungsi awal Bangsal Pancaniti merupakan singgasana sultan saat mengadili perkara dengan tuntutan hukuman mati. 
Konteks :
Riwayat Pemugaran : Bangsal Pancaniti telah mengalami pemugaran terakhir oleh Dinas Kebudayaan DIY pada tahun 2005
Nilai Sejarah : Keberadaan Bangunan Bangsal Pancaniti sebagai bagian dari beberapa bangunan di halaman Kamandhungan Lor tidak dapat dipisahkan dengan sejarah berdirinya Kraton Yogyakarta.  
Nilai Ilmu Pengetahuan : Bentuk arsitektur Tajug Lambang Gantung dari Bangsal Pancaniti dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan, khususnya ilmu arsitektur. 
Nilai Pendidikan : Keunikan bentuk arsitektur, kompleksnya konstruksi dan banyaknya ragam hias yang mengandung makna dapat dijadikan bahan/sarana pendidikan.  
Nilai Budaya : Bangunan Bangsal Pancaniti merupakan bagian dari ritus peradilan penting di lingkungan Kraton Yogyakarta (karena tuntutan hukuman mati sebagai hukuman terberat, diputuskan oleh Sultan di lokasi ini). 
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat
Pengelolaan
Nama Pengelola : Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat
Catatan Khusus : Luas Bangsal Pancaniti = 128,8 m2Luas Tratag Pancaniti = 348,0 m2