Loading

Rumah Jalan Ketandan Kidul Nomor 17 Yogyakarta

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Bangunan ini merupakan bentuk rumah-toko ( shophouse) dua lantai tipikal arsitektur Cina yang berada di kawasan Pecinan. Bangunan rumah-toko ini terdiri atas dua unit dan area ruang terbuka { air-well/ coutyard) di antara kedua bangunan, yang berada dalam kaveling seluas 457,71 m2 dan masing-masing bangunan memiliki dua lantai. Seluruh bangunan berada pada kaveling berbentuk trapesium siku-siku membujur timur-barat berukuran menyempit di bagian belakang. Ukuran panjang 40 m di sisi utara dan 40,46 m di sisi selatan dengan lebar muka (sisi timur) 7,54 m serta lebar belakang (sisi barat) 4,20 m.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Alamat : Jalan Ketandan Kidul Nomor 17 , Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.7975538325393° S, 110.36669600409° E

SK Gubernur : Keputusan Gubernur DIY Nomor 1


Lokasi Rumah Jalan Ketandan Kidul Nomor 17 Yogyakarta di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Fungsi Bangunan : Niaga
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Ditambahkan
  2. Ventilasi,Asli
  3. Jendela,Ditambahkan
  4. Kolom/Tiang,Asli
  5. Lantai,Ditambahkan
  6. Plafon,Asli
  7. Atap,Ditambahkan
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Deskripsi Jendela : Daun jendela sisi luar berupa panel krepyak kayu, sisi dalam panel kaca
Deskripsi Pintu : Pada bangunan depan, pada dinding sisi barat ruangan depan terdapat pintu ganda kombinasi panel kayu dan kaca untuk menuju kamar sisi timur dan pintu rangkap menuju lorong.Pintu rangkap menuju lorong berupa dua pintu, sisi timur (luar lorong) berupa jenis saloon door bentuk berupa daun pintu ganda panel kayu setengah tinggi pintu disertai omamen kaca warna di bagian sisi atas panel. Pintu sisi barat (dalam lorong) berupa pintu jenis dutch door/ dhudhan yaitu pintu dengan dua bagian terpisah secara horizon tal pada panel kayu daun pintu. Pada ujung barat lorong hanya terdapat pintu dutch door/ dhudhan. akses penghubung antar kamar dan akses dari lorong menuju kamar berupa pintu panel kayu.
Deskripsi Atap : Bangunan unit pertama di bagian depan menghadap jalan Ketandan Kidul. Bangunan beratap pelana ( gable roof/ ngang shan) dengan penutup atap berupa genting vlaam wama natural berbahan tanah liat. Bubungan atap pelana sejajar dengan orientasi jalan di depan bangunan. Pada ujung atas kedua sisi gable (sisi utara dan selatan) terdapat bagian yang menjorok ke atas ( gable end).Bangunan unit kedua berada di belakang bangunan unit pertama yang terpisah oleh ruang terbuka, memiliki bentuk atap panggang-pe dengan penutup atap berupa genting vlaam warna asli berbahan tanah liat.
Deskripsi Ventilasi : Pada bagian atas jendela juga terdapat bovenlicht bentuk setengah lingkaran dengan penutup kisi kayu
Fungsi Situs : Niaga
Fungsi : Niaga
Peristiwa Sejarah : Bangunan ini merupakan tipikal bangunan rumah-toko yang lazim berdiri di Pecinan, yaitu suatu kawasan permukiman khusus warga beretnis Cina di dalam kota-kota periode pemerintahan Hindia-Belanda. Diberlakukannya wijkenstelsel pada tahun 1841 mengha silkan segregasi permukiman penduduk kota berdasarkan etnis berupa golongan Belanda/ Eropa, golongan Timur Asing (Cina, Arab, dan India), dan golongan Pribumi. Melalui undang-undang ini penduduk Cina tinggal bermukim hanya di wilayah khusus dan terpisah dengan kelompok lain.Keberadaan penduduk etnis Cina di Yogyakarta ditempatkan pada kawasan Pecinan yang berlokasi antara Kompleks Kepatihan dan Pasar Beringhaijo, yang dekat pula dengan lokasi Benteng Vredeburg/ Loji Belanda. Kawasan ini dinamakan Ketandan, toponimi ini berasal dari kata “ka-tandha-an” yaitu tempat seorang “tandha” atau petugas penarik pajak. Dengan demikian, pada mulanya kawasan ini adalah tempat bermukim para penarik pajak (yang ditugaskan oleh Sultan) beserta keluarganya. Kemudian dalam Rijksblad van Sultanaat Jogjakarta Nomor 4 Tahun 1917 daerah permukiman warga Cina di Yogyakarta terletak di daerah Ketandan, Ngabean, Malioboro, dan Kranggan.Bangunan ini sempat menjadi toko emas “Kendil” selama dua generasi pemilik, kemudian berubah menjadi toko elektronik selama 14 tahun, dan terakhir menjadi warung kelontong. Mengalami renovasi dan perubahan pasca peristiwa gempa bumi Yogyakarta 27 Mei 2006. Pada Peta Yogyakarta tahun 1925 “Jogjakarta en Omstreken” bangunan rumah jalan Ketandan Kidul Nomor 17 ini tergambar dalam blok bangunan yang telah berdiri pada deretan bangunan rumah-toko sisi selatan poros jalan timur-barat di tengah kawasan Ketandan.
Riwayat Rehabilitasi : Tahun 2020 dilakukan pemugaran oleh Dinas Kebudayaan DIY berupa rehabilitasi berupa pengembalian tata ruang, komponen ke bentuk asli, dengan penambahan komponen-komponen baru sebagai bentuk adaptasi terhadap fungsi baru bangunan ini.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta