Loading

Bangunan Benteng Vredeburg

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Bangunan Benteng Vredeburg terdiri dari beberapa bangunan yaitu :

1. Ruang Kajian dan Penyajian (lt.1) dan Ruang Visual (lt.2) (Gedung F)

2. Kompleks Benteng Vredeburg: Jagang/parit

3. Kompleks Vredeburg Pintu Gerbang Timur (Gedung B2)

4. Gedung Diorama 4 & Ruang Pertemuan Lt. 2 (Gedung G)

5. Gedung Guest House (Gedung H1)

6. Gedung Diorama 3 & Ruang Pameran Lt. 2 (Gedung E)

7. Gedung Diorama 2 (Gedung M1)

8. Gedung Storage (Gedung K)

9. Gedung Ruang Bimbingan & Perpustakaan (Gedung J)

10. Gedung Ruang Pengenalan (Ruang C1)

11. Gedung Kantin & Musholla (Gedung L1)

12. Ruang Konservasi(Gedung N1)

13. Gedung Storage dan Lt. 2 Guest House (Gedung N2)

14. Ruang Diorama 1 (Gedung M3)

15. Ruang TU (Gedung M4)

16. Gerbang Barat

17. Ruang VIP

18. Café (Gedung D)

19. Benteng Keliling

 

1. Ruang Kajian dan Penyajian (lt.1) dan Ruang Visual (lt.2)

Ruang Kajian dan Pengkajian (lt.1) dan Ruang Visual (lt.2) Museum Benteng Vredeburg ini terletak di bagian selatan benteng, terkoneksi dengan Gedung Tata Usaha, dan berbatasan dengan tembok selatan. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.6, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung yang berada di selatan Gedung Diorama 1 ini memiliki denah persegi panjang barat-timur dan bertingkat dua.

Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung dua lantai ini dahulunya diperkirakan digunakan sebagai tempat fasilitas umum bagi para penghuni benteng. Hal ini dapat dilihat dari ruang-ruang dalam bangunan ini bersifat terbuka. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya kemudian mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Kini, gedung bertingkat dua ini pada lantai bawah digunakan sebagai kantor kelompok kerja teknis sedangkan lantai atas digunakan sebagai ruang audio visual.

Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Hal ini dapat dilihat pada ciri khas yang tampak pada bangunan ini seperti pintu dan jendelanya yang tingi, plafon tinggi guna memaksimalkan aliran udara, adanya teras dan balkon dengan pagar pembatas (balustrade) di lantai dua guna mengalirkan udara sekaligus melindungi dari hujan dan matahari, dan juga temboknya yang tebal. Bangunan Ruang Kajian dan Pengkajian (lt.1) dan Ruang Visual (lt.2) ini masih menggunakan komponen asli dengan penamb ahan pada kolom dan penggantian yang telah dilakukan pada lantai, plafon, dan atap.

2. Kompleks Benteng Vredeburg: Jagang/parit

Jagang/Parit Museum Benteng Vredeburg ini merupakan struktur parit yang mengelilingi Kompleks Benteng Vredeburg. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Struktur pertahanan ini merupakan garis pertahanan pertama yang berfungsi untuk memperlambat gerak lawan jika benteng sedang diserang.

Struktur ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.

Struktur Jagang/parit ini merupakan suatu komponen pertahanan suatu benteng (fortifikasi) terdepan yang digunakan sebagai rintangan pertama bagi lawan yang menyerang benteng. Struktur parit atau moat (Inggris)/slotgracht (Belanda) merupakan sturktur pertahanan yang telah digunakan sejak jaman Mesir Kuno. Selain itu, struktur jagang juga telah digunakan dalam bangunan bangunan klasik di Nusantara seperti di Majapahit.

Struktur parit ini terbuat dari batu andesit dan kini telah dipugar agar masyarakat dapat melihat keadaan asli dari Benteng Vredeburg dengan seluruh komponen pertahanannya.

3. Kompleks Vredeburg Pintu Gerbang Timur (Gedung B2)

Gerbang Timur Museum Benteng vredeburg ini terletak di bagian timur kompleks benteng, dan merupakan bekas gerbang timur Benteng Vredeburg. Namun kini digunakan sebagai pintu belakang dan jarang digunakan. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X  7°80'32.6""S dan Y 110°36'31.82""E. Bangunan ini menyatu dengan tembok benteng sisi timur yang melintang utara-selatan.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Bangunan ini dahulu digunakan sebagai portal utama timur sekaligus ruang jaga. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.
Bangunan di dalam Museum Benteng Vredeburg ini dibangun dengan gaya arsitektur Indis yang merupakan akulturasi dari unsur-unsur arsitektur Belanda dengan Indonesia (Jawa). Namun pada bangunan gerbang ini, pemerintah Kolonial Belanda lebih banyak mengutamakan arsitektur fungsional yaitu sebagai pertahanan sehingga bangunan ini hampir seluruhnya dibuat dari tembok-tembok berplaster.
Bangunan Gerbang Timur ini masih menggunakan komponen asli dengan penggantian yang telah dilakukan pada lantai.

Gedung ini terdiri dua ruangan yang semuanya digunakan sebagai ruang jaga dan pintu masuk sebelah timur Kompleks Benteng Vredeburg.

Untuk Benteng Vredeburg merupakan bangunan bersejarah yang sangat besar artinya , maka pada tahun 1981 bangunan ini ditetapkan sebagai BCB berdasarkan Ketetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 0224/U/1981 tanggal 15 Juli 1981.

4. Gedung Diorama 4 & Ruang Pertemuan Lt. 2 (Gedung G)

Gedung Diorama 4 & Ruang Pertemuan Lt. 2 Museum Benteng Vredeburg ini terletak di bagian utara bentang, berbatasan dengan tembok utara. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini memiliki denah persegi panjang barat-timur, terletak di utara Gedung Guest House H, dan menghadap selatan.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung dua lantai ini sekarang pada lantai pertama digunakan sebagai ruang diorama 4 dan lantai dua digunakan sebagai ruang pertemuan. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Hal ini dapat dilihat pada ciri khas yang tampak pada bangunan ini yaitu tingginya plafon guna memaksimalkan aliran udara, adanya teras tinggi di bagian selatan dengan pagar (balustrade) guna melindungi dari hujan dan matahari, pintu dan jendela berbentuk krepyak dengan ventilasi (bouvenlicht), dan juga temboknya yang tebal. Bangunan Gedung Diorama 4 & Ruang Pertemuan Lt. 2 ini masih menggunakan komponen asli dengan penggantian yang telah dilakukan pada lantai.
Gedung ini memiliki denah persegi panjang barat-timur dengan arah hadap bangunan menghadap ke arah selatan. Gedung ini terdiri dari dua lantai dengan lantai pertama digunakan sebagai ruang diorama 4 dan lantai dua digunakan sebagai ruang pertemuan.

5. Gedung Guest House (Gedung H1)

Gedung Guest House H1 Museum Benteng Vredeburg ini terletak di bagian timur laut, berbatasan dengan gerbang timur. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini berdenah bujur sangkar dan bersebelahan dengan Gedung Guest House H.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung ini dahulunya disebut Gedung Pavillion, karena gedung ini biasanya dimanfaatkan tamu tamu sebagai tempat istirahat. Gedung ini memiliki denah bujur sangkar. Sekarang gedung ini difungsikan sebagai Guest House. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk atap yang lancip yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan di iklim tropis, ciri arsitektur indis lain yang dapat ditemukan adalah temboknya yang tebal, serta jendela yang lebar dan tinggi dengan atapan (shade) di depannya. Bangunan Gedung Guest House H1 ini masih menggunakan komponen asli dengan penggantian yang telah dilakukan pada lantai. Gedung ini memiliki denah bujur sangkar. Sekarang gedung ini difungsikan sebagai Guest House.

6. Gedung Diorama 3 & Ruang Pameran Lt. 2 (Gedung E)

Gedung Diorama 3 & Ruang Pameran Lt. 2 Museum Benteng Vredeburg ini terletak di bagian utara bentang, berbatasan dengan tembok utara. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini memiliki denah persegi panjang barat-timur, di utara Gedugn Diorama 2, dan menghadap utara.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung dua lantai ini dahulunya merupakan gedung barak prajurit sisi utara. Sekarang lantai pertama digunakan sebagai ruang diorama 3 dan lantai dua digunakan sebagai ruang pameran. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Hal ini dapat dilihat pada ciri khas yang tampak pada bangunan ini yaitu tingginya plafon guna memaksimalkan aliran udara, adanya teras tinggi dengan pagarnya yang disebut balustrade yang mengelilinginya guna melindungi dari hujan dan matahari, bouvenlicht atau ventilasi di atas pintu beberapa pintu dan jendela, dan juga temboknya yang tebal. Bangunan Gedung Diorama 3 & Ruang Pameran Lt. 2 ini masih menggunakan komponen asli dengan penggantian yang telah dilakukan pada lantai. Gedung ini memiliki denah persegi panjang barat-timur dengan arah hadap utara. Gedung ini terdiri dari dua lantai dengan lantai pertama digunakan sebagai ruang dioram tiga dan lantai dua digunakan sebagai ruang pameran.

7. Gedung Diorama 2 (Gedung M1)

Gedung Diorama 2 Museum Benteng Vredeburg ini terletak di tengah barat benteng, di sebelah timur dari Gedung Pengenalan (Gedung C1). Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini berdenah persegi panjang memanjang barat-timur.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung ini dahulunya digunakan sebagai barak perwira. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Gedung ini sekarang di fungsikan sebagai Gedung Diorama 2.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Hal ini dapat dilihat pada bentuk atap yang lancip yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan di iklim tropis, ciri arsitektur indis lain yang dapat ditemukan adalah temboknya yang tebal, pintu dan jendela erbentuk krepyak yang tinggi dengan ventilasi (bouvenlicht), serta teras terbuka di depan dan belakang. Gedung ini juga memiliki selasar yang menghubungkan antar teras. Bangunan Gedung Diorama 2 ini masih menggunakan komponen asli dengan penggantian yang telah dilakukan pada lantai. Gedung ini memiliki denah persegi panjang timur-barat dengan arah hadap menghadap selatan. Gedung tersebut sekarang digunakan sebagai ruang diorama 2.

8. Gedung Storage (Gedung K)

Gedung Storage Museum Benteng Vredeburg ini terletak di pojok barat laut benteng, menempel dengan tembok barat dan terletak di utara Gedung Kantin & Mushola. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini memiliki denah bujur sangkar.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung ini dahulunya dipakai sebagai Dapur Utara, sedangkan di sebelah barat daya benteng juga terdapat bangunan yang berfungsi sebagai Dapur Selatan. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Kedua gedung bekas dapur ini, sekarang di fungsikan sebagai Gedung Storage Utara & Gedung Storage Selatan.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Tidak banyak yang bisa diperhatikan karena gedung ini digunakan sebagai dapur sehingga arsitekturnya lebih mengutamakan fungsional daripada estetika. Namun ciri khas Indis masih dapat dilihat pada bentuk atap yang lancip serupa limasan yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan di iklim tropis, ciri arsitektur indis lain yang dapat ditemukan adalah temboknya yang tebal, pintu yang tinggi dengan ventilasi (bouvenlicht), serta teras yang cukup terbuka. Bangunan Gedung Storage ini masih menggunakan komponen asli dengan penggantian yang telah dilakukan pada lantai. Gedung ini memiliki denah beujur sangkar. Bangunan ini sekarang di fungsikan sebagai ruang storage.

9. Gedung Ruang Bimbingan & Perpustakaan (Gedung J)

Gedung Ruang Bimbingan & Perpustakaan Museum Benteng Vredeburg ini terletak di bagian barat benteng, berbatasan dengan Gedung Kantin & Mushola di tembok barat. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini berdenah persegi panjang dan terletak di sebelah utara Gedung C1 atau Gedung Pengapit Utara.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung ini dahulunya merupakan gedung gudang perlengkapan non-militer/logistik. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Gedung ini sekarang digunakan sebagai ruang bimbingan dan perpustakaan Benteng Vredeburg.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk atap yang lancip yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan di iklim tropis, ciri arsitektur indis lain yang dapat ditemukan adalah temboknya yang tebal, pintu dan jendela berbentuk krepyak yang lebar dan tinggi dengan ventilasi (bouvenlicht), serta teras yang cukup terbuka. Bangunan Gedung Ruang Bimbingan & Perpustakaan ini masih menggunakan komponen asli dengan penggantian yang telah dilakukan pada lantai.

10. Gedung Ruang Pengenalan (Ruang C1)

Gedung Ruang Pengenalan Museum Benteng Vredeburg ini terletak di bagian barat, di sebelah timur pintu gerbang utama Kompleks Bentang Vredeburg. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini berdenah bujur sangkar, berada di samping Gedung Kantin & Musholla, dan menghadap ke arah Selatan. Selain itu, gedung ini juga disebut sebagai gedung pengapit utara, karena gedung ini, bersama dengan gedung pengapit selatan bersama-sama mengapit jalan masuk di dalam benteng.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Dahulu, gedung ini diperkirakan digunakan sebagai kantor administrasi benteng. Sekarang, gedung ini digunakan sebagai Ruang Pengenalan Museum. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk atap yang lancip yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan di iklim tropis, jendela dan pintu berbentuk krepyak dengan ventilasi (bouvenlicht), dan pada bagian depan juga terdapat bentukan kolom atau pilar yang besar dan simetris. Bangunan Gedung Ruang Pengenalan ini masih menggunakan komponen asli dengan penggantian yang telah dilakukan pada lantai.

11. Gedung Kantin & Musholla (Gedung L1)

Gedung Kantin & Musholla Museum Benteng Vredeburg ini terletak di sebelah barat benteng, menempel dengan tembok barat dan terletak tepat di sebelah utara Gerbang Barat. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan oriantasi arah utara-selatan.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Dahulunya gedung ini digunakan sebagai rumah tahanan/sel. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Sekarang bangunan ini digunakan sebagai kantin dan mushola.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Tidak banyak yang bisa diperhatikan karena gedung ini dulunya digunakan sebagai ruang tahanan sehingga arsitekturnya lebih mengutamakan fungsional daripada estetika. Namun ciri khas Indis masih dapat dilihat pada temboknya yang tebal serta pintu dan jendela berbentuk krepyak. Bangunan Gedung Kantin & Musholla ini masih menggunakan komponen asli dengan penggantian yang telah dilakukan pada lantai.

12. Ruang Konservasi(Gedung N1)

Ruang Konservasi Museum Benteng Vredeburg ini terletak di sebelah tenggara benteng, berhimpitan dengan Gedung Storage dan Lt. 2 Guest House. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.6, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini memiliki satu lantai dengan atap yang cukup tinggi.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung ini dahulu diperkirakan digunakan sebagai gudang senjata, kantor administrasi gudang, dan tempat perawatan senjata. Kemudian Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Gedung ini sekarang di fungsikan sebagai Ruang Konservasi.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Ciri khas Indis masih dapat dilihat pada bentuk atap tinggi serupa limasan yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan di iklim tropis, temboknya yang tebal, pintu dan jendela berbentuk krepyak yang tinggi dengan ventilasi (bouvenlicht), serta teras yang cukup terbuka. Pada teras juga dapat dilihat adanya ornamen sun shade dari kayu untuk menutupi sinar matahari agar tidak langsung menyinari pintu. Ruang-ruang di dalam gedung ini hanya memiliki satu pintu tanpa jendela yang menghadap ke Selatan. Bangunan Ruang Konservasi ini masih menggunakan komponen asli dengan penambahan pada kolom dan penggantian yang telah dilakukan pada lantai, plafon, dan atap.

13. Gedung Storage dan Lt. 2 Guest House (Gedung N2)

Gedung Storage dan Lt. 2 Guest House Museum Benteng Vredeburg ini terletak di sebelah tenggara benteng, berhimpitan dengan Gedung Ruang Konservasi. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini bertingkat dua.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung berlantai dua ini dahhulu lantai bawah diperkirakan digunakan sebagai gudang senjata, sedangkan lantai atas diperkirakan digunakan sebagai barak prajurit. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Gedung ini sekarang di fungsikan sebagai Gedung Storage untuk lantai 1 dan Guest House untuk lantai 2.

Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Ciri khas Indis masih dapat dilihat pada bentuk atap serupa limasan yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan di iklim tropis, bentuk gavel yang dapat dilihat pada tembok bawah atap, temboknya yang tebal, pintu
dan jendela berbentuk krepyak yang tinggi, serta teras yang cukup terbuka dengan pagar pembatas (balustrade). Bangunan Gedung Storage dan Lt. 2 Guest House ini masih menggunakan komponen asli dengan penambahan pada kolom dan penggantian yang telah dilakukan pada lantai, plafon, dan atap.

14. Ruang Diorama 1 (Gedung M3)

Gedung Diorama 1 Museum Benteng Vredeburg ini terletak di tengah barat benteng, di sebelah timur dari Gedung VIP. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini berdenah persegi panjang memanjang barat-timur dan pola ruang memperlihatkan bahwa pada bangunan ini terdapat 4 unit hunian, dengan masing-masing hunian terdiri dari ruang tidur, teras depan dan teras belakang, dan selasar ditengah-tengah yang menghubungkan antar ruang-ruang tersebut.
Bangunan dengan luas 1134.55 m² ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Gedung ini dahulunya digunakan sebagai barak perwira dan pada awalnya secara garis besar memiliki fungsi yang sama sebagai bangunan tempat tinggal bagi perwira maupun prajurit yang telah memiliki keluarga. Kemudian, Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Gedung ini sekarang di fungsikan sebagai Gedung Diorama 1.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Hal ini dapat dilihat pada bentuk atap yang lancip yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan di iklim tropis, ciri arsitektur indis lain yang dapat ditemukan adalah temboknya yang tebal, pintu dan jendela berbentuk krepyak yang tinggi dengan ventilasi (bouvenlicht), serta teras terbuka di depan dan belakang. Gedung ini juga memiliki selasar yang menghubungkan antar teras. Bangunan Gedung Diorama 1 ini masih menggunakan komponen asli dengan penambahan pada kolom dan penggantian yang telah dilakukan pada lantai, plafon, dan atap.

15. Ruang TU (Gedung M4)

Ruang Tata Usaha Museum Benteng Vredeburg ini terletak berhimpitan di samping kanan (sebelah timur) gedung Diorama 1. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini memiliki satu lantai dengan atap yang cukup tinggi. Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Dahulu, gedung ini diperkirakan digunakan sebagai barak perwira dengan pangkat tertinggi. Pada saat masih digunakan sebagai barak perwira, gedung ini memiliki empat unit hunian. Masing-masing unit hunian terdiri dari teras terbuka di bagian depan, ruang dalam, dan teras belakang. Kemudian Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Gedung ini sekarang di fungsikan sebagai Ruang Tata Usaha.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Ciri khas Indis masih dapat dilihat pada temboknya yang tebal, pintu dan jendela berbentuk krepyak yang tinggi, serta teras yang cukup terbuka. Pada teras juga dapat dilihat adanya ornamen sun shade dari kayu untuk menutupi sinar matahari agar tidak langsung menyinari pintu. Hiasan yang terdapat pada gedung ini menunjukkan bahwa gedung ini dibangun terlebih dahulu daripada gedung Diorama 1. Hal ini dapat dilihat pada hiasan kayu semacam lisplang, hiasan pada pilar-pilar teras yang terbuat dari besi dan hiasan pada ujung dinding bagian depan. Gedung Ruang Tata Usaha ini masih menggunakan komponen asli dengan penambahan pada kolom dan penggantian yang telah dilakukan pada lantai, plafon, dan atap.

16. Gerbang Barat

Gerbang Barat Museum Benteng vredeburg ini terletak di bagian barat kompleks benteng, dan merupakan pintu utama Museum Benteng Vredeburg. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X  7°80'32.6"S dan Y 110°36'31.82"E. Bangunan ini menyatu dengan tembok benteng sisi Barat yang melintang Utara-selatan.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Bangunan dua lantai ini dahulu lantai atasnya digunakan sebagai ruang komando dan lantai bawahnya digunakan sebagai ruang jaga. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.
Bangunan di dalam Museum Benteng Vredeburg ini dibangun dengan gaya arsitektur Indis yang merupakan akulturasi dari unsur-unsur arsitektur Belanda dengan Indonesia (Jawa). Namun pada bangunan gerbang ini, pemerintah Kolonial Belanda lebih banyak mengutamakan arsitektur fungsional yaitu sebagai pertahanan sehingga bangunan ini hampir seluruhnya dibuat dari tembok-tembok berplaster. Ciri khas arsitektur indis pada bangunan gerbang ini bisa dilihat dari bentuk gavel pada gerbang depan, teras luas pada lantai dua untuk memberikan aliran udara yang cukup, dan langit langit yang tinggi di dalam ruangannya.
Bangunan Gerbang Barat ini masih menggunakan komponen asli dengan penambahan pada kolom seperti cat dan penambalan, selain itu telah dilakukan penggantian komponen plafon di beberapa tempat yang rusak, penggantian lantai, dan penggantian atap.

 17. Ruang VIP (Gedung C2)

Gedung Ruang VIP Museum Benteng Vredeburg ini terletak di bagian barat, di sebelah timur pintu gerbang utama Kompleks Bentang Vredeburg. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Gedung ini berdenah bujur sangkar dan menghadap ke arah utara. Selain itu, gedung ini juga disebut sebagai gedung pengapit selatan, karena gedung ini, bersama dengan gedung pengapit utara bersama-sama mengapit jalan masuk di dalam benteng.
Bangunan ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Dahulu, gedung ini diperkirakan digunakan sebagai kantor administrasi benteng. Selain itu, gedung ini juga pernah digunakan juga sebagai ruang tahanan khusus (seperti tawanan kraton yang berpangkat tinggi). Kemudian, Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Sekarang, gedung ini digunakan sebagai ruang tamu dinas atau ruang tamu VIP museum.
Arsitektur gedung ini bergaya Indis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk atap yang lancip yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan di iklim tropis, pada bagian depan terdapat bentukan kolom atau pilar yang besar dan simetris. Bangunan Gedung Ruang VIP ini masih menggunakan komponen asli dengan penambahan pada kolom dan penggantian yang telah dilakukan pada lantai, plafon, dan atap.

18. Café (Gedung D)

Gedung café Museum Benteng vredeburg ini terletak di bagian barat kompleks benteng, disebelah tembok barat. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X  7°80'32.6"S dan Y 110° 6'31.82"E. Bangunan ini terletak di dalam kompleks Benteng Vredeburg bagian barat tepat di sebelah selatan setelah pintu masuk dan berdampingan dengan gedung Pengapit Selatan.
Belum diketahui secara pasti kapan gedung ini dibangun, namun diperkirakan bahwa gedung ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda dan setelah pembangunan Gedung Pengapit (gedung yang mengapit jalan masuk di dalam benteng). Dahulu, gedung ini digunakan sebagai fasilitas penunjang benteng berupa barak prajurit. Benteng Vredeburg beserta selurh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.
Gedung Museum Benteng Vredeburg ini dibangun dengan gaya arsitektur Indis yang merupakan akulturasi dari unsur-unsur arsitektur Belanda dengan Indonesia (Jawa). Pemerintah Kolonial Belanda menggunkan gaya arsitektur Indis sebagai standar dalam pembangunan gedung-gedung baik milik pemerintah maupun swasta. Ciri khasnya berdinding tebal, berbatur tinggi dan mempunyai jendela yang lebar dan tinggi dengan teralis dari batangan besi. Kamar kamarnya luas dan mempunyai pintu dan jendela tinggi dan menggunakan kaca bening (glazen ruiten), dan kaca buram (matglas). Ciri khas yang tampak pada bangunan café ini dapat dilihat dari tingginya plafon guna memaksimalkan aliran udara, adanya teras tinggi yang mengelilinginya guna melindungi dari hujan dan matahari, serta pagar teras (balustrade) pada teras lantai 2. Gedung café ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terdiri dari satu ruangan yang luas dan empat ruang berukuran kecil. Dua ruang berukuran kecil dibagian Selatan diperkirakan merupakan fasilitas barak bagian bawah, sedangkan dua ruang berukuran kecil di Utara diperkirakan sebagai ruang pengawasan perwira jaga. Saat ini, lantai bawah gedung ini difungsikan sebagai café dan lantai atas sebagai ruang pameran.
Gedung café ini masih menggunakan komponen asli dengan penambahan pada beberapa kolom dan plafon. Penggantian komponen dilakukan pada komponen lantai dan atap.

19. Benteng Keliling

Benteng Keliling Museum Benteng Vredeburg ini merupakan struktur dinding benteng yang mengelilingi seluruh bangunan Benteng Vredeburg. Secara administratif, bangunan ini beralamat sama dengan Museum Benteng Vredeburg di Jl. Ahmad Yani no.2-4, kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.800375 dan Y 110.366378. Struktur dinding pelindung dari bata ini lah yang membuat Vredeburg dapat disebut sebagai “benteng”.

Struktur ini dibangun oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Struktur dinding yang mengelilingi bangunan di dalam benteng ini merupakan struktur utama dalam kompleks Vredeburg karena sifatnya sebagai pelindung. Benteng Vredeburg beserta seluruh isinya mengalami beberapa kali perubahan pengelola dan fungsi seiring perkembangan sejarah hingga pada tahun 1980 difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.

Struktur benteng keliling ini menerapkan arsitektur benteng gaya Eropa yang populer di era kolonial sekitar pertengahan abad 16 hingga abad 19. Ciri yang paling mencolok dapat dilihat pada bentukan bastion (atau disebut juga bulwark, berasal dari bahasa Belanda: bolwerk) pada keempat sudut benteng. Bastion ini merupakan struktur yang menonjol keluar dari tembok benteng utama (curtain wall) dan memiliki 4 sisi, yaitu 2 sisi depan, dan 2 sisi flank. Sisi-sisi flank ini difungsikan agar pasukan dapat mempertahankan dinding benteng utama (curtain wall) dan bastion di ujung yang lain, karena mempertahankan dengan menembak ke bawah dinding sendiri tidaklah efektif dan berbahaya. Struktur bastion bermanfaat dalam memberikan keunggulan dalam pertahanan dan juga memberikan jarak pandang yang lebih luas.

Struktur benteng keliling ini kini masih menggunakan komponen-komponen asli dari bata dengan penambahan pada cat agar terlihat tetap bagus.

Referensi:

  • Whitelaw, A., ed. 1846.The popular encyclopedia; or,'Conversations Lexicon'. Glasgow, Edinburgh, and London: Blackie & Son.

  • Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. 2014. Lensa Budaya 2: Menguak Fakta Mengenali Keberlanjutan. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.
  • Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2015. Museum D.I. Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
  • Handinoto. 1996. Perkembangan Kota Dan Arsitektur Kolonial Belanda Di Surabaya 1870-1940. Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen PETRA Surabaya dan ANDI.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Tahun : 1765
Alamat : Jalan Jendral A. Yani Nomor 6 , Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.800277° S, 110.36611° E

SK Menteri : SK Menteri Nomor 249/M/2013


Lokasi Bangunan Benteng Vredeburg di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Kolonial
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Kolonial
Fungsi Bangunan : Museum
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Asli
  2. Ventilasi,Asli
  3. Jendela,Asli
  4. Kolom/Tiang,Ditambahkan
  5. Lantai,Diganti
  6. Plafon,Diganti
  7. Atap,Diganti
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Fungsi Situs : Museum
Fungsi : Museum
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Pengelolaan
Nama Pengelola : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Catatan Khusus : Pembangunan Benteng Vredeburg yang semula bernama Benteng Rustenburg dimulai tahun 1765- 1790, dibangun di atas tanah milik Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat untuk kcpentingan VOC di bawah pengawasan Nicolaas Harting, Gubernur Pantai Utara Jawa. Benteng ini dirancang oleh Frans Haak, yang juga mcrancang Benteng Vastenburg di Surakarta.Secara yuridis status tanah Benteng Vredeburg tetap milik kasultanan, tetapi secara de facto penguasaan benteng dan tanahnya dipegang oleh VOC. Gubernur W.H. van Ossenberg mengusulkan agar bangunan benteng ini disempumakan dan akhirnya dilaksanakan tahun 1767. Setelah selesai disempumakan benteng yang semula berukuran kecil menjadi bertambah besar dan menjadi pusat administrasi militer VOC.Bangkrutnya VOC tahun 1799-1807 menyebabkan penguasaan benteng diambil alih oleh perwakilan Kerajaan Belanda di Jawa ( Bataafsche Republiek) , ketika negara Belanda di bawah kekuasaan Perancis( Napoleon Bonaparte). Benteng tetap difungsikan sebagai markas pertahanan.Pada tahun 1807-1811, benteng diambil alih oleh Koninklijk Holland (Kerajaan Belanda) di bawah Gubernur Jenderal Daendels. Setelah itu pada tahun 1811-1816 benteng dikuasai oleh Kerajaan Inggris di bawah pengawasan Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.Perubahan nama Benteng Rustenburg (tempat peristirahatan) menjadi Benteng Vredeburg (tempat perdamaian) terjadi pada tahun 1830an pasca Perang Diponegoro. Perubahan nama ini juga terkait dengan rcorganisasi di tentara Hindia-Belanda.Pada tahun 1867 Benteng Vredeburg mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi. Sampai dengan tahun 1942 benteng Vredeburg tetap digunakan sebagai pusat administrasi dan markas militer Belanda, namun ketika Indonesia diduduki oleh Jepang, benteng digunakan sebagai pusat administrasi dan markas militer.Setelah Indonesia merdeka, benteng terus difungsikan sebagai pusat administrasi dan markas militer TNI, dan pernah dipergunakan sebagai Akademi Militer Indonesia setelah tahun 1948. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0224 / U/ 1981 tentang Penetapan Bekas Benteng Vredeburg sebagai Benda Cagar Budaya, Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya pada tanggal 15 Juli 1981.Berdasarkan piagam perjanjian antara Ditjen Kebudayaan dan Sultan Hamengkubuwono IX tanggal 16 April 1985 dengan nomor 359/ HB/85 tentang perubahan-perubahan tata ruang gedung-gedung di dalam Benteng Vredeburg diijinkan sesuai dengan kebutuhan sebagai sebuah museum. Sejak tanggal 11 Maret 1987 Benteng Vredeburg diresmikan sebagai Museum Bekas Benteng Vredeburg di bawah pengelolaan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai Museum Khusus Perjuangan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0475/ 0/ 1992 tanggal 23 November 1992.