Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Situs Islam 1 M 1500 M (1617)

Nama Lainnya : -

Situs Kedaton Plered terletak di Dusun Kedaton, Desa Plered, Kecamatan Plered, Kabupaten Bantul. Situs ini berada di sebelah timur Museum Sejarah Purbakala Plered. Situs Kedaton Plered merupakan bekas dari Kraton Mataram pada saat pusat pemerintahan Mataram berada di Plered pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645 M). Pada saat ini situs ini tidak meninggalkan jejak-jejak yang bias diamati secara visual kecuali hanya struktur pondasi yang terbuat dari bata tanpa spasi yang berada di lahan kosong di tengah pemukiman warga.
Babad Ing Sangkala diuraikan bahwa perpindahan ke Kraton Plered terjadi pada tahun Jawa 1569 atau 1647 Masehi. Dalam beberapa sumber Belanda menyebutkan bahwa Kraton Plered dikelilingi saluran-saluran air buatan. Ada beberapa versi tentang perpindahan pusat kerajaan Mataram dari Kerta ke Plered. Versi pertama menyebutkan bahwa pada masa pemerentihan di Kerta terjadi pageblug (bencana) yang memaksa pihak kraton untuk memindahkan pusat pemerintahan. Versi yang kedua menyebutkan bahwa perpindahan pusat pemerintahan ke Plered adalah bagian strategi perang Sultan Agung untuk melawan pihak Belanda. Kraton Plered mulai ditinggakan dan dipindah ke daerah Kartasura pada tahun 1616 Maseh di bawah pemerintahan Amangkurat II. Setelah itu Kraton Plered terbengkalai dan tidak terawat lagi.

Sebenarnya pada masa Perang Diponegoro (1825-1830 M) benteng Kraton Plered masih ada dan dimanfaatkan sebagai salah satu benteng bagi pasukan Diponegoro. Kerusakan paling parah diakibatkan mulai munculnya pabrik gula di wilayah Plered. Pembangunan pabrik gula maupun bangunan penunjang lainnya tersebut memanfaatkan bata-bata yang masih tersisa di bekas Kraton Plered tersebut. \

Referensi:

  • Tim Penyusun. 2009. Ensiklopedi Kotagede. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
  • Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. 2003. Mosaik Pusaka Budaya Yogyakarta. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya.

Informasi Cagar Budaya

Lokasi Situs : Kedaton - Plered Kel. Pleret Kec. Pleret Kab. Bantul Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
SK Gubernur : Keputusan Gubernur DIY Nomor 1

Lokasi Situs Kedaton - Plered


Koordinat Penemuan : ;
Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Lokasi ini merupakan tempat pemindahan ibukota Kerajaan Mataram Islam pasca Kota Gede dan Kerta. Upaya untuk memindahkan Ibukota Kerajaan Mataram Islam ke lokasi lain terealisasi pada tahun 1617 dengan mempersiapkan lahan di Kerta untuk calon lokasi keraton. Setahun kemudian Sultan Agung beserta pengikutnya mulai mendiami Kraton Kerta, meskipun ibu suri masih berada di Kota Gede. Selanjutnya pembangunan komponen kerajaan di Kerta mulai dilakukan diantaranya: bangunan Prabayaksa (1620), Siti-Inggil (1625), pemakaman Girilaya (1629), pemakaman raja di Imogiri (1632-1645), membuat bendungan Sungai Opak (1637), dan membuat Segaran (danau buatan) di Plered (1643). Sekitar satu tahun setelah pembangunan terakhir, Sultan Agung wafat. Kemudian digantikan oleh Sunan Amangkurat I dengan gelar Susuhanan Mangkurat Senopati Ingalaga Ngabdurahman Sayidinpanatagama. Atas kehendak raja, kota pusat Kerajaan Mataram Islam dipindahkan dari Kerta menuju Plered. Dalam Babad ingSangkala tercatat perpindahan sunan ke kraton yang baru teijadi pada tahun 1647.Selama masa pemerintahan Sunan Amangkurat I berhasil membangun Kraton Plered sebagai pusat pemerintahan dengan komponen yang cukup lengkap, yaitu: pintu gerbang Pabean, jaringan jalan, pasar, masjid agung, tembok keliling, alun-alun, keraton, bangunan-bangunan air, taman, krapyak, permukiman penduduk, dan kompleks pemakaman. Berdasarkan sumber sejarah Jawa dan Belanda, pembangunan komponen Kraton Plered dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu:a. Tahun 1648 menurut Van Goens, keraton baru telah berdiri. Dalam Babad Momana disebutkan bahwa “1570 J, taun Jimakir, trep Kraton Ngeksiganda (Plered)”.b. Tahun 1571 J (1649 M) mendirikan Masjid Agung Plered menurut Babad Seng kala dan Babad Momana.c. Tahun 1572-1574 J (1650-1651 M) proses pembangunan Siti Inggil yang terbuat dari batu, bata, dan kayu, termasuk juga memperbarui Bangsal Witana.d. Tahun 1576 J (1653 M) pengambilan batu untuk Karadenan, yaitu kediaman untuk putra mahkota.e. Terdapat dua informasi yang berbeda mengenai selesainya pembangunan Prabayaksa. Menurut Babad Momana, Prabayaksa selesai dibangun pada tahun1572 J (1650 M). Sedangkan menurut Babad Sangkala, Prabayaksa selesai dibangun pada tahun 1577 J (1654 M).f. Menurut sumber berita pada tahun 1659 M( Daghregister, 13 November 1659),tinggi tembok keraton 5 depa dengan ketebalan 2 depa. Sunan kemudian merencanakan untuk meninggikan tembok atas setinggi sebuah perisai kira- kira setinggi dada.g. Tahun 1585 J (1662 M) mendirikan sebuah bangsal di lapangan Srimanganti.Selain membangun beberapa komponen Kraton Plered di atas, Sunan membangun pula bangunan-bangunan air baik di dalam maupun di luar tembok keraton. Bahkansebagian bangunan air tersebut sudah dibuat sebelum Kraton Plered didirikan. Menurut Babad Sangkala pada tahun 1565 J/ 1643 M, ketika Sultan Agung masih memimpin Mataram, bangunan air di Plered sudah dibangun dalam bentuk sebuah danau buatan. Selanjutnya menurut Babad Momana, pembuatan danau buatan berlanjut pada tahun 1574 J (1651 M) dengan membangun suatu bendungan besar. Pembangunan Kraton Plered terus berlanjut hingga tahun 1668 M ketika makam Ratu Malang di Gunung Kelir selesai dibuat.Kraton Plered mengalami kehancuran pada tahun 1600 J (1677) M ketika Trunojoyo, seorang bangsawan Madura Barat menyerang Kraton Plered dan berhasil mendudu kinya. Sunan Amangkurat I melarikan diri ke Imogiri kemudian ke arah barat dan wafat dalam pelarian. Pengganti Amangkurat I yang bergelar Amangkurat II menduduki kembali keraton tersebut dengan bantuan VOC. Sunan Amangkurat II selanjutnya memindahkan ibukota Mataram Islam dari Plered ke lokasi yang kelak bernama Kartasura.
Nama Pemilik Terakhir : Pemerintah Daerah DIY dan Perorangan
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : Pemerintah Daerah DIY dan Perorangan
Catatan Khusus : Lokasi Kedaton-Plered merupakan lokasi bekas ibukota kerajaan Mataram Islam Abad XVII (periode kesunanan Amangkurat I masa pemerintahan tahun 1647-1677), penulisan nama “ Plered” yang berkaitan dengan bekas ibukota Kerajaan Mataram Islam dibedakan dengan penulisan “ Pleref sebagai nama wilayah administrasi saat ini. Lokasi ini berupa wilayah permukiman dan ladang pertanian yang memiliki beberapa tinggalan arkeologis berupa Benda Cagar Budaya dan Struktur Cagar Budaya yang meliputi fragmen bata kuno, bata putih, balok andesit bertakik, sisa struktur saluran air, sisa struktur tanggul, sumur kuno, dan sisa fondasi benteng serta jagang kompleks Kraton Plered. Benda dan struktur-struktur tersebut menampilkan gaya dan teknologi yang mewakili jamannya serta mengandung nilai-nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.Benda dan struktur yang dimaksud meliputi:(1) Balok Andesit Bertakik di Dusun Pungkuran, (2) Fondasi benteng Kraton Plered sisi barat di Dusun Kedaton, (3)   Fondasi benteng Kraton Plered sisi selatan di Dusun Pungkuran, (4) Fondasi benteng Kraton Plered sisi timur di Dusun Kedaton (5) Fondasi Pojok timur laut benteng Kraton Plered di Dusun Kedaton Wetan, (6) Fondasi Sri Manganti Kraton Plered di Dusun Kedaton, (8) Sumur Gumuling   Plered   di   Dusun   Kedaton,   (9) Saluran air Kraton Plered di Dusun Kedaton, dan (10) Sumur Kuno-persegi di Dusun Kedaton