Situs
Nama Lainnya : -
Kepatihan merupakan tempat tinggal Pepatih Dalem. Patih merupakan jabatan tertinggi dalam tata laksana pemerintahan, karena seorang patih setingkat perdana menteri. Kompleks ini pada awalnya merupakan tempat tinggal Patih yang bemama Kanjeng Raden Aiya Adipati Danureja, sehingga dikenal juga dengan nama Kepatihan Danurejan.
Kompleks gedung Kepatihan ini terletak di Jalan Malioboro Kelurahan Suryatmajan. Bangunan di dalam kompleks Kepatihan memiliki corak arsitektur tradisional Jawa berupa bangunan joglo dan limasan serta bangunan bergaya arsitektur Indis. Kompleks Kepatihan ini juga dibatasi oleh pagar keliling tinggi.
Kompleks ini memiliki susunan ruang yang sama dengan dalem pangeran, yang terdiri atas beberapa unit bangunan, di antaranya: (1) nDalem Kepatihan (Bangsal Kepatihan dan Dalem Ageng) , (2) Gedhong Wilis, (3) Gedhong Pacar, (4) Bale Cepoko, (5) nDalem Wiyatapraja, (6) Bale Wara, (7) Bale Mangu, (8) Masjid Sulthoni, (9) Bale Tanjung utara, (10) Bale Tanjung selatan, (11) Gedhong Indis, (12) Gapura dan pagar di jalur Gledhegan,dan( 13) pagar tembok sisi selatan. Sebagian bangunan lain yang terdapat pada kompleks ini merupakan bangunan baru.
Lokasi Situs | : | - Kel. Suryatmajan Kec. Danurejan Kab. Kota Yogyakarta Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta |
SK Gubernur | : | Keputusan Gubernur DIY Nomor 5 2020-02-21 |
Koordinat Penemuan | : | ; |
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Peristiwa Sejarah | : | Kompleks Kepatihan ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I ketika membangun Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kompleks Kepatihan ini diperuntukkan bagi Pepatih Dalem atau Rijksbestuurder yang diberi gelar Danureja, yang merupakan patih dari Kraton Yogyakarta. Selain sebagai tempat bekeija patih, di dalam kompleks ini juga dibangun ndalem sebagai tempat tinggal.Kepatihan merupakan kediaman patih Kasultanan Yogyakarta sejak tahun 1755 hingga 1945 sebelum jabatan patih dihapuskan oleh Sultan Hamengku Buwono IX. Pada masa Pendudukan Jepang tahun 1942, Sultan Hamengku Buwono IX memutuskan untuk mengurangi keija Pepatih Dalem, kemudian beliau mulai berkantor di kompleks Kepatihan. Sultan pun membentuk jawatan- jawatan yang disebut dengan Paniradya, antara lain: Sanapitra (Kesekretariatan) , Wiyatapraja (Pendidikan), Rancana Pancawara(Perencanaan Penerangan), AyahanUmum (JawatanPemerintahan Umum), dan Ekonomi Yayasan Umum. Sejak saat itu Sultan Yogyakarta mulai menjalankan keija pemerintahannya diKompleks Kepatihan. Tanggal 1 Agustus 1945, Pangeran Aryo Adipati Danureja VIII dipensiunkan oleh Sultan Hamengku Buwono IX karena usianya sudah lanjut. Sejak saat itu, Kraton Yogyakarta tak pernah lagi mengangkat patih. Sejak tanggal 13 Juni 1946, Kepatihan sempat menjadi Kantor Penerangan Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya Kompleks Kepatihan digunakan sebagaikantor Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat |
Nama Pengelola | : | Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat |