| Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
| Peristiwa Sejarah | : | Kompleks Kepatihan ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I ketika membangun Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kompleks Kepatihan ini diperuntukkan bagi Pepatih Dalem atau Rijksbestuurder yang diberi gelar Danureja, yang merupakan patih dari Kraton Yogyakarta. Selain sebagai tempat bekeija patih, di dalam kompleks ini juga dibangun ndalem sebagai tempat tinggal.Kepatihan merupakan kediaman patih Kasultanan Yogyakarta sejak tahun 1755 hingga 1945 sebelum jabatan patih dihapuskan oleh Sultan Hamengku Buwono IX. Pada masa Pendudukan Jepang tahun 1942, Sultan Hamengku Buwono IX memutuskan untuk mengurangi keija Pepatih Dalem, kemudian beliau mulai berkantor di kompleks Kepatihan. Sultan pun membentuk jawatan- jawatan yang disebut dengan Paniradya, antara lain: Sanapitra (Kesekretariatan) , Wiyatapraja (Pendidikan), Rancana Pancawara(Perencanaan Penerangan), Ayahan Umum (Jawatan Pemerintahan Umum), dan Ekonomi Yayasan Umum. Sejak saat itu Sultan Yogyakarta mulai menjalankan kerja pemerintahannya di Kompleks Kepatihan. Tanggal 1 Agustus 1945, Pangeran Aryo Adipati Danureja VIII dipensiunkan oleh Sultan Hamengku Buwono IX karena usianya sudah lanjut. Sejak saat itu, Kraton Yogyakarta tak pernah lagi mengangkat patih. Sejak tanggal 13 Juni 1946, Kepatihan sempat menjadi Kantor Penerangan Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya Kompleks Kepatihan digunakan sebagai kantor Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini. |
| Nilai Budaya | : | Kompleks Kepatihan merupakan tinggalan arkeologis pada wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang mewakili karya yang khas sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal Pepatih Dalem dalam wilayah provinsi, langka jenisnya, unik rancangannya, dan sedikit jumlahnya di provinsi. |
| Nama Pemilik Terakhir | : | Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat |
| Nama Pengelola | : | Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat |