Loading

Genta Kalasan Koleksi Museum Sonobudoyo

Status : Benda Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Genta adalah alat bunyi-bunyian dengan rongga yang menghasil kan bunyi karena benturan anak genta dengan dinding rongga, atau dipukul dari luar. Genta Kalasan ini berbentuk mirip stupa dengan pelipit-pelipit belah rotan yang mengelilingi badannya. Ukuran genta ini masih yang terbesar sampai saat ini dari jenisnya yang ditemukan di Pulau Jawa. Pada bagian atas terdapat patung singa dengan posisi duduk di atas padma, sementara di bagian bawah terdapat ukiran padma. Pada bahu terdapat hiasan berupa ceplok dan sulur gantung. Genta Kalasan tcrbuat dari perunggu berlapis perak. Genta ini kcmungkinan dibuat dengan teknik a cire perdue atau cetak lilin hilang yaitu dengan cara membuat tiruan dari lilin kemudian ditutup tanah Hat, setelah tanah Hat kering cetakan dipanasi sehingga Hlin mengalir keluar. Tempat kosong ini kemudian diganti logam cair. Setelah mengeras, tanah Hat yang menutup dipecah untuk mendapatkan genta logam.

Genta ini ditemukan di perkebunan tebu sekitar 400 meter di sebelah barat Iaut dari Kompleks Candi Kalasan, di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1927 (O.V. 1927 : 105) (Boechari 1963 : 124). Genta ini termasuk dalam genta upacara yang digunakan dcngan cara digantung karena bcntkuran cukup besar. Genta semacam ini biasanya digantung pada kompleks vihara yang diduga dahulu terdapat di Kompleks Candi Kalasan atau Candi Sari di sekitar pcnemuan objek ini. Fungsi genta semacam ini adalali untuk memberikan tanda-tanda pada suatu upacara keagamaan.

Status : Benda Cagar Budaya
Periodesasi : Klasik
Alamat : Jalan Pangurakan Nomor 6 -, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.8017466753212° S, 110.36412595° E

SK Walikota/Bupati : SK WALKOT Yogyakarta 383/2021


Lokasi Genta Kalasan Koleksi Museum Sonobudoyo di Peta

Tahun Perolehan : 1927
Lokasi Penemuan : enta ini ditemukan di perkebunan tebu sekitar 400 meter di sebelah barat laut dari Kompleks Candi Kalasan, di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Bahan Utama : Perunggu
Keterawatan : Utuh dan Terawat,Utuh /
Dimensi Benda : Panjang -
Lebar -
Tinggi 22.8“: 58 cm
Tebal 16,5 “: 42 cm
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Warna : Perunggu berlapis perak
Cara Pembuatan : Teknik a cire perdue atau cetak lilin hilang
Ragam Hias : Pada bagian atas terdapat patung singa dengan posisi duduk di atas padma, sementara di bagian bawah terdapat ukiran padma. Pada bahu terdapat hiasan berupa ceplok dan sulur gantung.
Ciri Fisik Benda
Warna : Perunggu berlapis perak
Cara Pembuatan : Teknik a cire perdue atau cetak lilin hilang
Ragam Hias : Pada bagian atas terdapat patung singa dengan posisi duduk di atas padma, sementara di bagian bawah terdapat ukiran padma. Pada bahu terdapat hiasan berupa ceplok dan sulur gantung.
Fungsi Benda
Ragam Hias : Pada bagian atas terdapat patung singa dengan posisi duduk di atas padma, sementara di bagian bawah terdapat ukiran padma. Pada bahu terdapat hiasan berupa ceplok dan sulur gantung.
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Genta Kalasan ini belum diketahui secara pasti kapan dibuatnya, karena hingga saat ini belum ditemukan bukti tertulis atau prasasti yang berkaitan dengan genta ini. Dari analogi tentang berkembang nya agama Budha di pulau Jawa, maka genta dari Kalasan diper kirakan berasal dari abad IX - X Masehi. Secara kontekstual temuan ini belum dapat dipastikan berasal dari bangunan suci atau candi yang mana. Mengingat genta terbuat dari perunggu yang berukuran besar dimungkinkan sebagai objek pemujaan dari komunitas yang besar.Temuan genta di Kalasan tersebut tentunya tidak terlepas dari perkembangan agama Buddha di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perkembangan agama Budha di wilayah Kalasan, Yogyakarta salah satunya dapat diketahui dan dihubungkan dengan Prasasti Kalasan yangberisi keterangan tentang agama Buddha.Dari prasasti yang memuat angka tahun 700 §aka atau 778 Masehi didapat keterangan tentang pendirian bangunan suci bagi DewiTara dan sebuah vihara untuk para pendeta kerajaan.Bangunan suci itu dibangun oleh Maharaja TejahpumapanaPanamkarana atas bujukan Guru Sang Raja yang merupakan mustika-nya keluarga Sailcndra. Di samping itu juga disebutkan bahwa Panamkarana menghadiahkan desa Kalasa kepada para Sangga (Sartono Kartodirdjo dkk,1975).
Nilai Sejarah : Memperlihatkan bukti-bukti peradaban perkembangan   sejarah agama Hindu-Buddha di Indonesia
Nilai Ilmu Pengetahuan : Memperlihatkan kemajuan teknologi masyarakat waktu itu  berupa kemampuan penguasaan teknik cetak logam
Nilai Budaya : Berdasarkan bentuk, Genta Kalasan merupakan bukti kecerdasan lokal masyarakat yang mampu menciptakan karya-karya budaya  hasil akulturasi budaya lokal dan budaya Hindu-Buddha. Kecerdasan tersebut merupakan bagian dari nilai budaya yang menguatkan kepribadian bangsa. 
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Museum Negeri Sonobudoyo
Pengelolaan
Nama Pengelola : Museum Negeri Sonobudoyo
Catatan Khusus : Berdasarkan hasil analisis genta tersebut merupakan logam perunggu dengan paduan logam (Cu) 52,21 % dan timah (Sn) 20,19 % serta unsur lain timbal (Pb) 2,94 %.Masih utuh dan terawat menjadi bagian koleksi museum yang dipamerkan di bagian ruang pamer tema Hindu-Buddha.