Loading

Ruas Jalan Sepanjang Sumbu Filosofi

Status : Struktur Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Pemaknaan Sumbu Filosofi dilihat dari dua arah, yaitu dari selatan ke utara (Panggung Krapyak- Kedaton) , mengandung makna filosofi: Sangkaning Dumadi, merupakan gambaran peijalanan manusia sejak dilahirkan - remaja beranjak dewasa - menikah sampai melahirkan anak, dan dari utara ke selatan (Tugu Pal Putih - Kedhaton) mengandung makna filosofi: Paraning Dumadi, merupakan gambaran peijalanan hidup manusia, terutama bagi seorang pemimpin, sejak awal keberadaannya sampai menghadap Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. 

Status : Struktur Cagar Budaya
Alamat : Jalan Margatama, Jalan Malioboro, Jalan Margamulya, Jalan Pangurakan, Jalan Gading, Jalan D.I. Panjaitan, d/h Jalan Gebayanan , Gowongan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

SK Gubernur : SK Gub Nomor 108 Tahun 2017


Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Setelah dinobatkan sebagai raja Kasultanan Yogyakarta pada tahun 1755, Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hameng ku Buwana S6napati Ing Ngalaga Abdur Rahman Sayidin Panata gama Kalifatullah atau disebut Sultan Hamengku Buwono I segera menata ibukota. Lokasi yang dipilih yaitu bekas Pesanggrahan Gaijitawati di hutan Beringan, Desa Pacethokan.Salah satu komponen fisik pembentuk tata ruang kota yang diba ngun, berupa jalan lurus mulai dari Panggung Krapyak sampai dengan Alun-alun Kidul dan jalan lurus dari Alun-alun Lor Kraton Yogyakarta sampai Tugu Golong Gilig/Tugu Pal Putih, jalan tersebut merupakan urat nadi penting yang menghubungkan berbagai aktivitas Pusat pemerintahan, ekonomi, ibadah, ruang publik dan kegiatan lainnya.Ruas jalan lurus tersebut mengandung makna filosofis yang merefleksikan kehidupan manusia sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia ( sangkan paraning dumadi). Sangkaning dumadi digambarkan dengan peijalanan dari Panggung Krapyak sampai Kedhaton, sedangkan paraning dumadi digambarkan dengan peijalanan dari Tugu Pal Putih sampai Kedhaton. Selain itu, Tugu Pal Putih memiliki posisi penting sebagai stimulus bagi raja dalam berkonsentrasi memikirkan kerajaan dan rakyatnya.Dari Tugu Golong-Gilig/Tugu Pal Putih sampai Alun- alun Utara di kiri-kanan jalan ditanami pohon Asem (Tamarindus indica) yang bermakna sengsem (menarik) dan pohon Gayam ( Inocarpus edulis) yang bermakna ayom (teduh). Gapura Gladhag sendiri saat ini sudah tidak ada lagi.Bangunan di sebelah selatan Kraton Yogyakarta yang mempunyai makna filosofi adalah Panggung Krapyak. Dari Panggung Krapyak sampai alun-alun selatan dihubungkan dengan jalan lurus. Di kiri-kanan jalan dari Panggung Krapyak sampai Plengkung Nirbaya (Plengkung Gading) ditanami pohon Asem ( Tamarindus indica)     yang bermakna sengsem (menarik) dan Tanjung ( Mimusops   elengi) yang bermakna dijunjung-junjung dengan kata-kata pujian(disanjung-sanjung).
Riwayat Pelestarian : 1. Pemerintah kota Yogyakarta melalui Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta, Bidang Bina Marga bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perbaikan Ruas Jalan Sepanjang Sumbu Filosofi, sampai pada batas wilayah Kota Yogyakarta dan Dinas PU Kabupaten Bantul bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perbaikan ruas jalan pada batas wilayah Kabupaten Bantul di sekitar kawasan Panggung Krapyak.2. Pada tahun 2012, Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta melakukan kegiatan perubahan material ruas jalan di kawasan Tugu Pal Putih (sebagian ruas jalan masuk di dalam Sumbu Filosofi yaitu   Jalan   Mangkubumi/ Margautama) yang semula material aspal menjadi material batu candi.3. Pada tahun 2014, Dinas Kebudayaan DIY menyempumakan dan melanjutkan kegiatan pemasangan batu candi di sekitar Tugu Pal Putih (Jl. Mangkubumi/ Margautama).4. Pada tahun 2014/2015 Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta melakukan penggantian material ruas jalan pada bagian trotoar/ pedestrian di kawasan titik 0 (nol) kanan dan kiri jalan utama dengan material batu candi (Jl. A Yani/ Margamulya) .5. Pada tahun 2015, Pemerintah Daerah DIY, melalui Dinas PUP-ESDM DIY melakukan revitalisasi terhadap ruas jalan pada titik 0 (nol) km di bagian Sumbu Filosofi. Revitalisasi dalam bentukpenggantian material jalan yang semula aspal menjadi batu andesit, dengan pola-pola lingkaran untuk mempertegas kebera daan Titik 0 (nol) sebagai bagian dari ruas jalan sepanjang Sumbu Filosofi (Jl. A. Yani/ Margamulya) .6. Pada tahun 2016, Dinas PUP-ESDM melakukan penataan kawasan semi pedestrian Malioboro dengan menata dan mengganti material ruas jalan di ruang milik jalan sisi timur Jalan Malioboro-Jl. Margamulya.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Catatan Khusus : Panjang Ruas Jalan Sepanjang Sumbu Filosofi 3,915 Km