Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Tokoh | : | Kiai Nur Iman |
Konteks | : | Kiai Nur Iman (Pangeran Loringpasar atau R.M. Sandiya) merupakan putra dari Amangkurat IV dengan Raden Ayu Kulon. Ia dilahirkan sekitar tahun 1708-1709. Kiai Nur Iman memiliki beberapa saudara di antaranya Sunan Paku Buwana II dan R.M. Sujana (Sultan Hamengku Buwana I). Pada Januari 1727 Kiai Nur Iman menikah dengan putri Pangeran Purbaya, yaitu Raden Ayu Gelang. Kiai Nur Iman wafat pada tanggal 4 Juni 1744. Berdasarkan sejarah lisan dan buku terbitan Panitia Khaul Kiai Nur Iman, R.M. Sandiyo atau Kiai Nur Iman sejak muda gemar menuntut ilmu agama dan tidak tertarik pada masalah pemerintahan, sehingga beliau meninggalkan kehidupan Kraton Kartasura dan pindah ke Desa Gegulu, Kulon Progo kemudian ke Desa Susukan (Seyegan). Adik Kiai Nur Iman, R.M. Sujana, kemudian menjadi Sultan Hamengku Buwana I yang bertakhta di Kraton Yogyakarta. Sultan Hamengku Buwana I menawarkan Kiai Nur Iman untuk tinggal di Kraton Yogyakarta, tetapi penawaran tersebut ditolak dan Kiai Nur Iman memilih tinggal di luar kraton, yaitu di daerah Mlangi. Nama Mlangi berasal dari kata “Mulangi” (bahasa Jawa) yang artinya mengajar. Tanah tersebut kemudian dijadikan tanah perdikan sebagai penghormatan Sultan Hamengku Buwana I kepada kakaknya. Masjid Mlangi difungsikan untuk menyiarkan agama Islam dan akhirnya ditetapkan sebagai masjid pathok negara pada tahun 1758 M. Pada masa Perang Diponegoro, penduduk Mlangi yang merupakan keturunan dari Kiai Nur Iman turut serta menjadi prajurit dan bahkan sering menggunakan daerah Mlangi sebagai tempat untuk berunding mempersiapkan strategi perang. |
Nilai Sejarah | : | Struktur makam Kiai Nur Iman memiliki keterkaitan dengan Kiai Nur Iman sebagai tokoh keagamaan Islam di wilayah Mlangi yang memiliki kedudukan khusus karena mendapat tanah perdikan yang diberikan oleh Sultan Hamengku Buwana I. |
Nilai Agama | : | Struktur makam Kiai Nur Iman memiliki keterkaitan dengan syiar agama Islam di pedalaman Jawa. |
Nilai Budaya | : | Struktur makam ini memiliki keterkaitan dengan Kiai Nur Iman yang merupakan tokoh agama Islam di Mlangi yang menjadi pusat syiar Islam pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Kasultanan Yogyakarta |
Nama Pengelola | : | Ny. Hj. Karimah Abdullah (Pondok Pesantren Arrisalah) |
Catatan Khusus | : | Koordinat pada SK Bupati Sleman: 49M UTM X: 426184, Y: 9142029Lokasi: Di dalam cungkup Kiai Nur Iman |