Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Situs

Nama Lainnya : -

Kompleks makam Imogiri terdiri dari beberapa bangunan penting seperti masjid, pintu gerbang, kelir, masjid, dan kolam

Masjid

Masjid terdapat di dalam kompleks makam dan merupakan masjid kuno yang dibangun pada masa Sultan Agung. Unsur asli yang ada pada makam adalah saka guru dari kayu jati yang disangga umpak persegi dari batu kali. Mihrab dari masjid ini berupa relung pada dinding barat, dan mimbar berhias ukir-ukiran diantaranya menyerupai kala.  

Pintu gerbang

Kompleks makam Imogiri memiliki empat buah pintu gerbang atau gapura: Kori Supit Urang, Regol Sri Manganti I, Regol Sri Manganti II, dan Gapura Papak.

1. Kori Supit Urang berbentuk gapura bentar, ukuran panjang 220 cm, lebar 150 cm, dan terbuat dari batu bata. Pada bagian kaki terdapat hiasan geometris. Dua padasan dengan lapik berhias tumpal terdapat pada kanan kiri Kori Supit Urang.

2. Regol Sri Manganti I, berbentuk paduraksa dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup. Gapura ini merupakan pintu menuju halaman yang bersifat sakral. Gapura ini dibangun dari batu putih, namun sekarang dilapisi seming, Tangga menuju gapura ini berukuran 12,70 x 3,60 m dibuat dari batu bata. Daun pintu yang terletak di gapura ini dihias dengan dua bidang besar berbentuk belah ketupat, berisi ukiran bermotif tumbuh-tumbuhan. Di bawah ambang atas pintu ada ‘latiyu’ (ambang atas pintu berundak-undaj), bertingkat lima terbuat dari kayu. Di belakangnya terdapat angka-angka Jawa

3. Regol Sri Manganti II ini berbentuk paduraksa. Ukiran berhias di regol ini berjumlah lebih sedikit dari Regol Sri Manganti I. Di atas ambang pintu terdapat latiyu sebanyak tujuh tingkat dan berhias pola bunga-bungaan di bagian tengahnya. Di balik latiyu terdapat angka-angka Jawa.

4. Gapura Papak merupakan gerbang menuju ke makam Sultan Agung yang terletak di halaman terakhir/halaman IV. Di dekat gapura ini terdapat susunan batu yang disebut pelenggahan yang digunaan Sultan Agung untuk memandang Laut Selatan.

Kelir

Kelir merupakan tembok yang terletak di tengah-tengah di belakang gapura masuk dan berfungsi sebagai penghalang bagi orang dari luar untuk melihat secara langsung ke bagian dalam sebuah bangunan atau halaman. Ada empat kelir di Kompleks Makam Imogiri:

1. Kelir Gapura Supit Urang

2. Kelir Regol Sri Manganti I

3. Kelir Regol Sri Manganti II

4. Kelir Gapura Papak

Padasan

Padasan merupakan tempat berwudhu berbentuk gentong yang biasa disebut dengan enceh atau kong. Ada enam buah padasan: dua buah di luar gerbang Supit Urang dan empat buah di halaman Kamandhungan.

Dua buah padasan atau enceh yang berada di timur tangga regol Sri Manganti I diberi nama Kyai Mendhung dan Nyai Siyem. Kedua enceh ini merupakan persembahan dari raja Ngerum (Turki) dan Siyem (Thailand). Enceh yang terdapat sebelah barat tangga bernama Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti, berasal dari Aceh dan Palembang. Enceh-enceh ini diisi air setahun sekali pada hari Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon pertama di bulan Suro dengan upacara tradisi khusus.

Nisan

Nisan sebagai bagian dari makam di Kompleks Makam Imogiri terbuat dari beberapa macam batu seperti batu andesit, bata, dan batu pualam. Nisan untuk wanita biasanya bagian atasnya tumpul atau membulat, sedangkan nisan untuk pria bagian atasnya runcing. Nisan-nisan di kompleks makam Imogiri ini terbagi dalam delapan kompleks makam yang disebut dengan istilah kedhaton:

1. Kedhaton Sultan Agung dan keluarga

2. Kedhaton Pakubuwanan

3. Kedhaton Bagusan/Kasuwargan (Surakarta)

4. Kedhaton Astana Luhur

5. Kedhaton Girimulyo

6. Kedhaton Kasuwargan

7. Kedhaton Basiyaran

8. Kedhaton Saptarengga

Kolam

Kolam ini terletak di halaman depan masjid tepatnya di depan Gapura Supit Urang. Pengisian kolam diperoleh dari mata air Bengkung.

(Sumber: SK Bupati Bantul No. 458 Tahun 2016 tentang Benda, Struktur, Bangunan, dan/atau Situs Cagar Budaya Peringkat Kabupaten)


Informasi Cagar Budaya

Dari Kawasan : Kawasan Cagar Budaya Imogiri
Lokasi Situs : RT 01 dan 02 Dusun Wukirsari RT 03 dan 04 Dusun Imogiri Timur RT 05 Dusun Pajimatan Kel. Girirejo Kec. Imogiri Kab. Bantul Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
No. Registrasi Nasional : RNCB.20170406.04.001449
No. Registrasi Daerah : 3402102006.4.2016.42
SK Menteri : No PM. 89/PW.007/MKP Tgl. SK 2 2011-10-01
SK Gubernur : No. 210/ KEP/2010 Tgl. 2010-09 2010-09-02

Lokasi Makam Raja di Imogiri


Koordinat Penemuan : ;
Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Makam Imogiri merupakan Makam yang dibangun oleh Sultan Agung (Raja pertama Kerajaan Mataram Islam), menurut babad Sengkala pembangunan dimulai pada tahun 1551 tahun Jawa (1629 Masehi) (de Graaf, ; Inajati, 1973). Dalam Babad Nitik dan cerita rakyat disebutkan bahwa Sultan Agung memilih bukit Merak sebagai makamnya karena tanah harum yang dilemparkannya dari Mekah jatuh pada bukit tersebut (Inajati, 1973).Sebelum membangun Makam Imogiri, Sultan Agung memerintahkan untuk memperbaiki makam Sunan Bayat pada tahun 1542 tahun Jawa (1620 Masehi). Pembangunan Makam Imogiri dibantu oleh Sultan Cirebon yang kemudian meninggal dan dimakamkan pada makam Giriloyo berdampingan dengan Panembahan Juminah.
Peristiwa Sejarah : Sebelum Imogiri, Sultan Agung telah memerintahkan untuk membuat makam keluarga kerajaan di Bukit Giriloyo. Namun, karena Penembahan Juminah yang mengawai pembangunan meninggal dalam proses itu dan dimakamkan di Girilaya, maka Sultan Agung memerintahkan untuk membuat pemakaman baru. Dengan berbagai pertimbangan pemilihan tempat akhirnya terpilihlah Bukit Merak sebagai lokasi pemakaman. Sultan Agung-lah yang pertama dimakamkan di tempat Makam Imogiri pada tahun 1645 Masehi.
Konteks : Pembangunan Makam di atas bukit merupakan penanda keberlanjutan budaya dari kebudayaan pra-Islam, yakni tempat tempat tinggi memiliki tingkat kesakralan yang tinggi. Sebelum masa islam atau pra Islam (masa hindu/budha) bangunan suci ditempatkan di tempat yang tinggi. Pada kompleks Makam Imogiri, dibangun pada bukit merak dan dibangun dengan bertingkat-tingkat. Pada tingkat tertinggi terletak makam tokoh yang menjadi pusat seluruh kelompok pemakaman tersebut.
Riwayat Pelestarian : Pada tahun 1950an, penutup atap pada pendapa yang awalnya sirap diganti dengan genteng.Pada tahun 1988 terdapat penambahan pada situs berupa penambahan bangunan untuk tempat registrasi pengunjung makam. Hal ini berkenaan dengan instruksi dari dinas untuk adanya pendataan pengunjung makam.Lantai pada pendapa awalnya berupa batu putih, namun kemudian diganti dengan keramik. Terdapat penambahan bangunan berupa paduraksa.Terdapat penambahan berupa pengecoran pada gapuran kayu jati (paduraksa), awalnya hanya berupa gapura kayu saja, namun ditambah Akibat gempa 2006, terdapat kerusakan pada gapura-gapura makam (paduraksa) serta makam-makam Kraton Yogyakarta (makam longsor) sehingga pasca gempa tersebut dilakukan rehabilitasi pada bagian tersebut. Kemudian pada bagian pagar juga diganti.Setiap 8 tahun sekali kelambu pada jirat makam diganti dengan yang baru (terakhir diganti pada 2018)Terdapat pemeliharaan rutin berupa pengecatan ulang setiap tahunnya.
Riwayat Pemanfaatan : Upacara Ruwahan merupakan kegiatan yang dilakukan pada tanggal 14 Ruwah (kalender Jawa), untuk menyambut datangnya bulan Ramadan.Upacara Labuhan dilakukan pada bulan Suro untuk memohon keselamatan untuk Kanjeng Sri Sultan, Kraton Yogyakarta, serta seluruh masyarakat Yogyakarta. Upacara dilakukan dengan melarung beberapa benda kepunyaan Sri Sultan.Upacara Nguras Enceh dilakukan dengan beberapa rangkaian kegiatan, yaitu kirab budaya, membawakan sesaji dan doa bersama pada makam, serta kegiatan mengisi genthong. Upacara dilakukan pada bulan Suro, tepatnya pada hari Jum’at Kliwon dengan cara mengisi genthong dengan air yang baru secara bergiliran dari orang yang berpangkat tinggi hingga oleh masyarakat umum. Air yang berasal dari genthong tersebut dipercaya akan membawa manfaat dan keberkahan.(Sumber: Nguras Enceh: Tradisi di Makam Raja-raja Imogiri, BPNP DIY, diakses melalui kebudayaan.kemdikbud.go.id) Terdapat kegiatan yang dilakukan untuk memperingati berdirinya Kraton Yogyakarta pada situs tersebut.
Riwayat Penelitian : Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. 2003. Mosaik Pusaka Budaya Yogyakarta. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya.Chawari, M. (2008). STUDI KELAYAKAN ARKEOLOGI DI KOMPLEKS MAKAM IMOGIRI, YOGYAKARTA: Studi Awal Dalam Rangka Perencanaan Penelitian Arkeologi. Berkala Arkeologi, 28(1), 57-73.Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2014). Upacara Labuhan. Yogyakarta: admin. Diakses dari budaya.jogjaprov.go.idDwi Atma, O. (2017). Sejarah Berdirinya Makam Imogiri antara Naskah Serat Pengetan Jasan Dalem Para Nata dengan Cerita Rakyat”(Kajian Intertekstual) (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).Entas, D., Ambarwati, E., & Rini, N. A. MANIFESTATION OF DARK TOURISM INMAKAM RAJA-RAJA MATARAM AT IMOGIRI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.Fitriliyani, W. (2017). Nilai-Nilai Filosofis Dalam Tradisi Nguras Enceh Di Komplek Makam Raja-Raja Mataram Imogiri (Doctoral dissertation, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA).Hanif, M. A. (2020). Analisis Potensi Daya Tarik dan Motivasi Berkunjung Wisatawan pada Makam Raja-Raja Imogiri Kabupaten Bantul (Doctoral dissertation, STP AMPTA Yogyakarta).Hastaning Kusuma, N. (2023). Perancangan Buku Visual Destinasi Wisata Makam Raja-Raja Imogiri (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).Hayati, R. (2019). Makna Tradisi Ziarah dan Ritual Mubeng Beteng di Makam Raja-raja Imogiri, Yogyakarta. Dialog, 42(1), 61-68.Himawan, R., & Fathonah, E. N. (2020). KAJIAN BENTUK, FUNGSI, DAN NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT ASAL MULA MAKAM IMOGIRI KABUPATEN BANTUL REVIEW ONFORM, FUNCTION AND MORAL VALUE IN FOLKTALE OF ASAL MULA MAKAM IMOGIRI KABUPATEN BANTUL. DAFTAR ISI, 13.Himaya, N. D. (2017). Pengaruh Budaya Jawa-Hindu dalam Kompleks Makam Imogiri, Yogyakarta. In Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI). Pp. B205-210. Cirebon.Imani, R. (2017). MITIGASI, REHABILITASI DAN RECOVERY MAKAM RAJA-RAJA MATARAM IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA PASCA GEMPA BUMI 27 MEI 2006. MAJALAH ILMIAH UPI YPTK, 24(2).Kementerian pendidikan dan Kebudayaan RI. (2018). Nguras Enceh: Tradisi di Makam Raja-raja Imogiri. Yogyakarta: BPNB D.I.Yogyakarta. Diakses dari kebudayaan.kemdikbud.go.idKrisma, D. A., & Nurjanah, A. (2023). KAJIAN ETNOMATEMATIKA: EKSPLORASI KOMPLEKS MAKAM RAJA-RAJA IMOGIRI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(3), 362-372.Mumfangati, T. (2007). Tradisi Ziarah Makam Leluhur Pada Masyarakat Jawa. Makna, Tradisi dan Simbol II (3), 152-159.Papan informasi Situs. Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.Pemerintah Kota Yogyakarta. (2023). Tradisi Ruwahan Wujud Syukur Warga Suryatmajan Sambut Ramadan. Yogyakarta: adminwarta. Diakses dari warta.jogjakota.go.idPuji Lestari, T. (2020). Transformasi Sarana Upacara Nguras Enceh Makam Raja-Raja Imogiri Ke Dalam Motif Batik Kain Panjang (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).RAHAYUNINGSIH, N. (2006). Kualitas Pelayanan Pariwisata; Studi Komparatif Tentang Pelayanan Jasa Wisata Budaya Makam Raja-raja Mataram di Kotagede dan Imogiri (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).Rofikoh, N. I. M. (2006). " PENGARUH" MAKAM RAJA-RAJA MATARAM DI IMOGIRI DALAM PANDANGAN MASYARAKAT (Doctoral dissertation, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA).Romadhon, D. (2021). Analisis Potensi Pariwisata Syariah Dengan Mengoptimalkan Industri Ekonomi Kreatif di Kawasan Wisata Makam Raja-Raja Imogiri Kabupaten Bantul DIY (Doctoral dissertation, STP AMPTA Yogyakarta).SARJONO, N. (2013). MOTIVASI MASYARAKAT MENGHADIRI TRADISI NGURAS KONG DI MAKAM RAJA-RAJA MATARAM IMOGIRI (Doctoral dissertation, UIN SUNAN KALIJAGA).Susanti, I. (2017). Pengaruh Daya Tarik Wisata Budaya Berbasis Ziarah Terhadap Motivasi Kunjungan di Komplek Makam Raja-Raja Imogiri, Bantul (Doctoral dissertation, STP AMPTA Yogyakarta).Tim Penyusun. 2009. Ensiklopedi Kotagede. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Triwijatmiko, A. M. (2018). PELESTARIAN UPACARA ADAT NGURAS ENCEH SEBAGAI TRADISI SURANAN DI MAKAM RAJA-RAJA IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta).No PM. 89/PW.007/MKP Tgl. SK 2011-10-17 tentang Penetapan Situs dan Bangunan Tinggalan Sejarah dan Purbakala yang Berlokasi di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta sebagai Benda Cagar Budaya, Situs atau Kawasan Cagar Budaya yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar BudayaNo. 210/ KEP/2010 Tgl. 2010-09-02 tentang Penetapan Benda Cagar Budaya  SK Bupati Bantul No. 458 Tahun 2016 tentang Benda, Struktur, Bangunan, dan/atau Situs Cagar Budaya Peringkat Kabupaten
Riwayat Rehabilitasi : Pada tahun 1950an, penutup atap pada pendapa yang awalnya sirap diganti dengan genteng.Pada tahun 1988 terdapat penambahan pada situs berupa penambahan bangunan untuk tempat registrasi pengunjung makam. Hal ini berkenaan dengan instruksi dari dinas untuk adanya pendataan pengunjung makam.Lantai pada pendapa awalnya berupa batu putih, namun kemudian diganti dengan keramik. Terdapat penambahan bangunan berupa paduraksa.Terdapat penambahan berupa pengecoran pada gapuran kayu jati (paduraksa), awalnya hanya berupa gapura kayu saja, namun ditambah Akibat gempa 2006, terdapat kerusakan pada gapura-gapura makam (paduraksa) serta makam-makam Kraton Yogyakarta (makam longsor) sehingga pasca gempa tersebut dilakukan rehabilitasi pada bagian tersebut. Kemudian pada bagian pagar juga diganti.Setiap 8 tahun sekali kelambu pada jirat makam diganti dengan yang baru (terakhir diganti pada 2018)Terdapat pemeliharaan rutin berupa pengecatan ulang setiap tahunnya.
Nama Pemilik Terakhir : Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningr
Alamat Pemilik : Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat : Jalan Rotowijayan No 6 Yogyakar
Riwayat Kepemilikan : Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat : (0274) 376795Kasunanan Surakarta Hadiningrat : (0271) 641243
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningr
Alamat Pengelola : Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat : Jalan Rotowijayan No 6 Yogyakar
Nomer Kontak : -Kasultanan Ngayogya