Loading

Deskripsi Singkat

Panggung Krapyak merupakan bangunan bertingkat berbentuk empat persegi panjang seperti podium dan berukuran 14,80 m x 17,60 m dengan tinggi bangunan: 7,35 m.

Bangunan ini memiliki pintu masuk berbentuk lengkung berukuran 2,35 m x 1,75 m pada keempat sisinya serta dua buah jendela lengkung berukuran 1,35 m x 1,45 m pada masing-masing sisi. Jumlah pintu masuk 4 buah, pintu bagian dalam bangunan dan jendela 8 buah.

Lantai bawah bangunan terbuat dari semen yang diplester dan terdiri atas ruangan yang disekat menjadi empat bagian dan dibatasi oleh koridor yang menghubungkan empat pintu. Bangunan ini memiliki empat kolom atau pilar pada bagian tengah yang menjadi titik pertemuan antara dinding-dinding sekat tersebut.

Bangunan merupakan bangunan beton yang disusun dari batu bata, pasir, dan semen. Tidak ditemui ragam hias pada bangunan, plafon bangunan terbuat dari beton. Terdapat penambahan teralis pada pintu masuk dan jendela untuk keamanan.

(Sumber: Keputusan Bupati No. 458 Tahun 2016 tentang Benda, Struktur, Bangunan, dan/atau Situs cagar Budaya Peringkat Kabupaten)

Status : Bangunan Not Set
Periodesasi : Islam
Alamat : Jalan Panjaitan-Jalan Ali Maksum RT. 03-04, RT. 05, RT. 11 (berada di tengah-tengah perkampungan), Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.82765° S, 110.36056° E

SK Menteri : SK Peraturan Menteri Kebudayaa
SK Gubernur : Keputusan Gubernur DIY No. 20/
SK Walikota/Bupati : Keputusan Bupati No. 458 Tahun 2016 tentang Benda, Struktur, Bangunan, dan/atau Situs cagar Budaya P


Lokasi Panggung Krapyak di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Sultan Hamengkubuwana I
Peristiwa Sejarah : Panggung Krapyak merupakan salah satu peninggalan dari Sultan Hamengkubuwana I. Bangunan yang didirikan sebagai tempat peristirahatan ketika raja melakukan perburuan ini didirikan pada tahun 1782. Bangunan ini memiliki keterkaitan yang erat dengan konsep kosmologi Kraton Yogyakarta semenjak awal pendiriannya. Bangunan ini berada dalam satu garis (sumbu imajiner) dari selatan ke utara. Tempat-tempat penting lainnya yang ada di sumbu imajiner tersebut adalah Laut Selatan di sebelah selatan, dan Alun-alun Selatan, Kraton Yogyakarta, Alun-alun Utara, serta Gunung Merapi di sebelah utara.(Sumber: Keputusan Bupati No. 458 Tahun 2016 tentang Benda, Struktur, Bangunan, dan/atau Situs cagar Budaya Peringkat Kabupaten)
Riwayat Pelestarian : Pasca gempa 2006, pada sisi barat lantai 2 terdapat kerusakan (ambrol), sehingga dilakukan renovasi. Selain itu, juga terdapat penambahan teralis pada pintu dan jendela bangunan, penambahan tangga pada bangunan (tangga yang sekarang berbeda bentuknya dengan tangga yang ada di masa lampau, hanya digunakan untuk mempermudah untuk naik ke lantai dua). Bangunan di lantai dua (atas) sebelumnya pada bagian lantainya juga berupa tanah, namun saat renovasi 2006 diubah menjadi lantai semen plester.  Pada 2020 dibangun pagar di sisi-sisi sudut bangunan, karena terkadang fisik bangunan ataupun lampu sorot tersenggol oleh kendaraan bermotor yang melintas di jalan sekitar, sehingga lampu sorot rusak dan beberapa bagian bangunan retak (atau patah sedikit). Pada 2022 terdapat penggantian jaringan listrik dan lampu, penambahan kanopi penutup akses tangga yang sudah tidak digunakan (agar air hujan tidak masuk).Dilakukan pemeliharaan rutin pada bangunan berupa pengecatan ulang setiap tahunnya.
Riwayat Pemanfaatan : Kegiatan Kraton Yogyakarta yang diselenggarakan di Panggung Krapyak yaitu upacara labuhan dan sadranan (sebaran apem).Tidak banyak kegiatan masyarakat yang dilaksanakan pada bangunan tersebut. Sejauh ini panggung krapyak biasanya digunakan untuk titik kumpul masyarakat sekitar saat akan mengadakan kegiatan tertentu, seperti jalan sehat, pun berkumpulnya hanya berada di luar bangunannya saja.
Riwayat Penelitian : Anggraeni, E. (2016). ALIH WAHANA DALAM TRADISI LISAN MITOS PANGGUNG KRAPYAK PADA KARYA VIDEO MAPPING RAPHAEL DONNY “ALAS ING KRAPYAK”. DeKaVe, 9(1), 31-41.Aprimadhany, N. T. (2013). KAJIAN KARAKTER VISUAL UNTUK MEMPERKUAT PENGGAL JALAN ALUN-ALUN SELATAN –PANGGUNG KRAPYAK SEBAGAI BAGIAN DARI SUMBU IMAJINER YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).Carmelita, N. (2023). KUALITAS “WALKABILITY” DI PANGGUNG KRAPYAK, SEWON, KABUPATEN BANTUL (Doctoral dissertation, Universitas Atma Jaya Yogyakarta).Fajrin, F., & Apriliansyah, P. S. Pemetaan 3D Bangunan Cultural Heritage Panggung Krapyak Dengan Teknik Close Range Photogrammetry. EL-JUGHRAFIYAH, 2(1), 7-15.Haryono, A. Y. (2015). Penanda kawasan sebagai penguat nilai filosofis sumbu utama kota Yogyakarta. ATRIUM: Jurnal Arsitektur, 1(2), 93-107.Imajiner, M. J. S. K. G., & Panikkar, Y. M. K. K. R. LAKU URIP SPIRITUAL KOSMIS.Laksmi, D. A. (2015). Introduction Museum di Panggung Krapyak sebagai Langkah Penguatan Kembali Karakter Panggung Krapyak dengan Pendekatan Desain Infill (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).LANGGUTA, F. A. (2018). PEMANFAATAN RUANG JALAN DI PANJAITAN DAN KH ALI MAKSUM Studi Kajian Ruang Jalan Panggung Krapyak-Kampung Wijen Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).Maharika, I. I. F. (2020). Perancangan “Culture of Forest” Community hub Di Kawasan Panggung Krapyak Bantul Yogyakarta Dengan Pendekatan Passive Design.Maheswara, G. B. (2019). KRITERIA PERIZINAN PENDIRIAN BANGUNAN GEDUNG DI KAWASAN CAGAR BUDAYA SUMBU FILOSOFIS MENURUT PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NO. 1 TAHUN 2017 TENTANG ARSITEKTUR BANGUNAN BERCIRI KHAS DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, UAJY).PERMATASARI, D. A. (2018). PUSAT KEBUDAYAAN YOGYAKARTA: OPTIMALISASI RUANG HIJAU PADA KAWASAN PANGGUNG KRAPYAK.Rasyid, I., & Al Masjid, A. (2022). Filosofi Kehidupan dari Bangunan Bersejarah Panggung Krapyak Kota Yogyakarta. Rinontje: Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah, 3(2).Samaratungga, O. (2018). Eksplorasi Teknis Fotografi Udara Poros Imajiner Daerah Istimewa Yogyakarta. Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 14(2), 115-124.Sudrajad, R. A., & Wibisono, B. H. (2021). SPATIAL PATTERNS OF ISLAMIC RELIGIOUS ACTIVITIES IN KRAPYAK DISTRICT, YOGYAKARTA. Journal of Islamic Architecture, 6(4), 301-312.Syahbudin, A., Meinata, A., Hanindita, A. S. H., & Mulyana, B. (2018). City of philosophy: evaluation of tree philosophy and its architecture in Yogyakarta philosophical axis towards UNESCO World Heritage. In Proceeding of the 2nd International Conference on Tropical Agriculture (pp. 249-274). Springer International Publishing.Widyaningsih, E., Septena, V. A., & Pamungkas, M. D. (2020). Analisis bangunan bersejarah panggung krapyak terhadap geometri. UNION: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 8(1), 111-119.SK Peraturan Menteri Kebudayaan Tgl SK 2011-10-17Keputusan Gubernur DIY No. 20/KEP/2020 tentang Panggung Krapyak sebagai bangunan cagar budaya peringkat provinsiSK No.210/KEP/2010 Tgl. SK 2010-09-02 tentang penetapan benda cagar budayaKeputusan Bupati No. 458 Tahun 2016 tentang Benda, Struktur, Bangunan, dan/atau Situs cagar Budaya Peringkat Kabupaten
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Kraton Yogyakarta
Alamat Pemilik : Jalan Rotowijayan No. 6 Yogyakarta
Riwayat Kepemilikan : (0274) 376795
Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) X ; Juru Pelihahara Panggung Krapya
Alamat Pengelola : Jl. Raya Solo - Yogyakarta No.15, Keniten, Tamanmartani, Kec. Kalasan,
Nomer Kontak : (0274) 496019 (BPK X
Persepsi Masyarakat : 2005 - sekarang
Catatan Khusus : -Panggung Krapyak memiliki bentuk seperti podium dengan ukuran tinggi 4 m, lebar 5m, panjang 6m, serta ketebalan dinding 1 m.