Bangunan Rumah Kalang di Jalan Tegalgendu Nomor 20, Kotagede, Yogyakarta, Secara umum penataan ruangnya menunjukkan tata ruang rumah tradisional Jawa namun dengan modifikasi pada elemen arsitekturnya.
Bangunan rumah kalang ini terdiri atas 14 unit bangunan yang terletak pada satu kaveling lahan dengan bentuk denah persegi panjang melintang utara-selatan. Orientasi kompleks bangunan ini mengarah utara menghadap ke jalan.
Komponen bangunan antara lain regol, pendopo, pringgitan, longkangan, dalem yang didalamya terdapat pasren, gadri, gandok tengen, dan kamar mandi/toilet. Selain itu terdapat unit-unit bangunan lain di halaman depan dan halaman belakang. Akses keluar masuk hanya terletak di sisi utara (muka) kompleks bangunan melalui regol beratap pelana karena seluruh kompleks bangunan ini dikelilingi tembok tinggi.
Bangunan ini didominasi dengan penggunaan model atap limasan dan pelana. Hanya bagian pendopo dan dalem saja yang beratap joglo. Penataan ruang pada bangunan ini mengacu tata ruang rumah tradisional Jawa bentuk Joglo tipikal milik bangsawan.
Penggunaan istilah dalam penyebutan bagian ruangan di rumah kalang sama dengan istilah rumah berarsitektur tradisional Jawa. Regol merupakan pintu gerbang, yang pada bangunan ini terletak pada tembok pagar halaman depan di sebelah kanan dengan dilengkapi atap bentuk pelana. Gugus bangunan terdiri atas pendopo yang terletak paling depan (utara), kemudian berderet pringgitan, dalem, dan gadri yang tersusun ke belakang (selatan). Ruang ruang inti tersebut dikelilingi dengan ruang pelengkap berupa gandok, emper, dan kamar mandi dengan konstruksi dinding berbahan bata berplester sebagai penyangga atap.
Akses antar ruang menggunakan pintu berdaun ganda, khusus pada bangunan pendopo memiliki empat pintu pada keempat sisinya. Sementara pada bagian bawah bangunan menggunakan lantai bertegel yang umumnya memiliki variasi motif dan warna di setiap ruangnya. Lantai pada ruangan ini lebih tinggi dari permukaan sekitar sehingga terdapat tangga untuk akses ke pendopo. Pada setiap ruang juga terdapat peninggian lantai emper yang menjadi jalur akses jalan antar ruang di dalam bangunan. Pada area terbuka di bagian belakang bangunan terdapat bungker yaitu ruangan tertutup di bawah permukaan tanah yang sampai saat ini masih utuh.
Bentuk modifikasi salah satu satunya terlihat pada unit pendopo yang memiliki dinding tembok di semua sisinya sehingga menghilangkan konstruksi saka (kolom untuk menyangga konstruksi atap) di bagian dalam (interior) ruangnya. Untuk mempertahankan bentuk awal pendopo yang merupakan ruang terbuka, di semua bagian dinding terdapat pintu dan jendela-jendela kaca yang lebar.
Unit bangunan dalam bangunan rumah kalang Jalan Tegalgendu nomor 20 ini terdiri atas:
1. Regol
Merupakan pintu gerbang, yang terletak di sebelah kanan dengan atap pelana disangga 4 saka dari pasangan bata dan plester yang pemukaannya ditutup omamen batu kali tempel. Regol berupa gerbang masuk ke halaman depan yang memiliki atap pelana dengan plafon berbahan eternit dan terdapat lisplang dilengkapi rete-rete. Regol berukuran 3,13 m x 2,23 m dengan di sisi timur terdapat peninggian lantai 4 7 cm yang difungsikan sebagai tempat duduk sepanjang m. 2,78
2. Bangunan Sayap Timur bagian depan
Bangunan ini berukuran 17 m x 8, 93 m dan terdiri atas dua bangunan yang menempel berderet utara-selatan dengan bentuk atap pelana. Bubungan atap bagian depan lebih tinggi dari atap bangunan di sisi selatan. Bangunan ini memiliki 2 ruangan. lantai bangunan ini ditutupi dengan tegel bermotif berukuran 20 cm x 20 cm.
3. Bangunan Sayap Barat bagian depan
Bangunan ini berukuran 16,94 m x 4,30 m, terdapat di halaman depan sisi barat dengan dua buah bangunan limasan yang menyatu dengan ketinggian atap yang berbeda. Atap bangunan limasan sisi depan lebih rendah dari atap bangunan limasan sisi belakangnya. Lebar bangunan limasan sisi belakang lebih lebar dari le bar limasan sisi depan. Bangunan ini memiliki 3 ruangan dan 1 toilet.
Baik bangunan sayap sisi timur dan barat keduanya mempunyai pintu yang lebar menghadap ke jalan raya, diperkirakan kedua bangunan ini difungsikan sebagai tempat usaha. Kedua bangunan tambahan depan dan regol pintu masuk masing-masing memiliki komponen srawing berbentuk segitiga dengan setengah lingkaran berlubang di tengahnya.
4. Pendopo
Bangunan pendopo merupakan bangunan dengan atap limasan yang terletak di bagian depan pringgitan. Ukuran 14,40 x 13,30 (bagian pendopo hingga emper). Bagian "emper" memiliki lebar 2,38 m yang mengelilingi ruangan inti. Keempat sisi bagian emper berupa pagar tembok rendah (balustrade) tinggi 1,43 m dengan ornamen teraso di permukaannya.
Bangunan ini terdapat ornamen kanopi yang menonjol karena memiliki bentuk stepped gable di bagian depan atapnya serta terdapat bentuk dormer. Bangunan pendopo tertutup oleh struktur tembok dengan hiasan tempelan batu kali keliling bangunan pada bagian bawah (rubble wall). Elemen bangunan pendopo berupa pintu, jendela dan bovenlicht (jendela atas) menggunakan penutup kaca patri (stained glass), kaca berwarna (tinted-glass), dan kaca berpola/kaca-baur (patterned-glass).
Plafon berbahan papan kayu dengan ornamen 9 bingkai kaca warna di bagian tengah di ketinggian 4,80-5 m. Pintu daun ganda kombinasi panel kayu-kaca omamen bingkai kaca warna di keempat dinding pendopo. Jendela panel kaca kombinasi kaca warna dan kaca ornamen masing-masing empat buah mengapit pintu di dinding utara dan selatan serta masing-masing tiga buah mengapit pintu di dinding barat dan timur; dinding interior bagian bawah dilapis keramik; Lantai tegel bermotif ukuran 20 cm x 20 cm.
5. Tratagtengen Pendopo
Berdenah persegi panjang 13,05 m x 2, 78 m, Plafon papan kayu di ketinggian 3,10 m. Bangunan ini merupakan kelanjutan selasar dari uni bangunan sisi utara nya, Di sisi selatan berupa tembok dengan jendela ganda sisi utara daun jendela ganda panel kaca, sisi selatan daun jendela ganda panel kayu. Boven di atas kusen jendela terali besi bentuk omamen stilir; Sisi barat berupa tembok rendah (balustrade) tinggi 1,43 m bagian dari konstruksi emper timur pendopo, dengan 6 kolom; Dinding sisi timur dilapisi keramik hias setinggi 1,50 m dari lantai; Lantai tegel bermotifberukuran 20 cm x 20 cm.
6. Pringgitan
Bangunan pringgitan dengan bangunan pendopo dipisahkan oleh sebuah longkangan beratap. Ruang pringgitan denah persegi panjang berukuran 3,48 m x 10,95 m. Pada bangunan pringgitan terdapat beberapa tiang penyangga yang terbuat dari pasangan batu sehingga membentuk relung-relung, sedangkan lantai pada sub bangunan ini adalah tegel berwama ukuran 20 cm x 20 cm. Pada ruang terbuka berupa emper menggunakan tiang bata berplester sebagai penyangga konstruksi atap. Plafon papan kayu tinggi 4,30 dari lantai; dinding utara dan selatan masing-masing memiliki pintu daun ganda panel kayu, lebar 1,20 m dengan boven di atas kusen bentuk omamen stilir terali besi. Dinding sisi selatan memiliki pintu utama lebar 2,25 m, daun ganda yang terdiri atas 4 bilah panel kayu, dilengkapi boven di atas kusen bentuk ornamen stilir terali besi;
Pintu utama diapit oleh pintu panel kayu lebar 1,48 m, daun ganda dengan boven di atas kusen bentuk ornamen stilir terali besi, kedua pintu ini masing-masing berada di kiri-kanan mengapit pintu utama. Sisi selatan berupa pagar tembok rendah (balustrade) tinggi 71 cm, tebal 35 cm, dengan 8 kolom di atasnya setinggi 3,16 m dengan ornamen teraso, terdapat 3 akses pada balustrade menuju pringgitan selebar 2,56 m di tengah dan 2 akses lebar 1,35 m masing-masing mengapit di kiri-kanan akses utama; Lantai tegel bermotif dengan beda ketinggian permukaan 34 cm dari lantai longkangan di sisi utaranya.
7. Dalem
Bangunan dalem berdenah bujur sangkar ukuran 10,95 m x 10, 11 m beratap joglo dengan konstruksi atap berbahan kayu. Seperti halnya rumah tradisional Jawa di dalam bangunan dalem terdapat saka guru dan ruang senthong tengen, senthong tengah, dan senthong kiwa. Senthong tengah menggunakan sekat kayu papan krawangan. Motif krawangan berupa motif floral dan terdapat angka tahun 1944 M di bagian tengah tebeng. Di dalam senthong tengah terdapat krobongan berpagar dari bahan kayu.
Bentuk tebeng pintu senthong tengen dan senthong kiwo berukir dengan motif flora, begitu pula papan krawangan pada senthong tengah dihias dengan ukiran motif flora. Tepat di tengah tebeng di atas pintu senthongtengen dan senthong kiwo dihias dengan ornamen mahkota dan terdapat inskripsi angka 1844 yang diperkirakan sebagai angka tahun Jawa.
8. Gadri
Gadri berdenah persegi pajang, ukuran 10,36 x 2,80 merupakan ruangan belakang dari bangunan dalem. Pada bangunan ini senthong tengah terhubung dengan gadri oleh pintu berdaun ganda, sedangkan dinding senthongtengen dan senthongkiwo bagian belakang diberi jendela berdaun ganda. Hal seperti ini tidak lazim terdapat pada tata ruang bagian senthong di rumah arsitektur tradisional Jawa. Pada bagian depan gadri terdapat selasar yang menghubungkan ke bangunan kanan, kiri dan belakang.
9. Tratag tengen dalem
Ruang penghubung antara bagian dalem dangandok tengen berupa longkangan beratap berdenah persegi panjang melintang utara-selatan dengan ukuran 14,31 m x 3,17m. Pada sisi timur terdapat dinding dengan pin tu dan jendela serta terdapat tiang penyangga. Di sisi paling utara terdapat pintu dengan jendela daun tunggal kombinasi panel kayu dan kaca yang serupa dengan jendela lainnya di dinding timur ini. Setiap jendela dan pintu terdapat boven di atas kusen berupa kaca patri yang memiliki inskripsi angka "1862" dan "1931", masing masing di bawah angka terdapat inskripsi "B.H.Noerijah", boven kaca patri bentuk melengkung dengan bingkai kayu di sisi atas. Penutup lantai berupa tegel berwarna ukuran 20 cm x 20 cm. Pada ruang terbuka berupa emper menggunakan tiang bata berplester sebagai penyangga konstruksi atap.
10. Gandok Tengen
Bangunan berdenah persegi panjang melintang utara-selatan di sisi timur dalem berukuran 20,3 m x 6,6 m. Gandok tengen dan dalem dipisahkan dengan tratag beratap pelana. Untuk menuju gandok tengen, dapat melalui doorlop yang menghubungkan atap gandok dengan tratag dalem.
11. Bangunan sisi timur bunker/halaman belakang
Berdenah menyerupai bentuk huruf L, melintang utara-selatan Ukuran 3,30 m x 10,19 m. Bagian sisi timur berdenah menjorok ke timur berukuran 1,70 m x 2,55 m. Bentuk atap limasan dengan plafon papan kayu di ketinggian 4 m; 4 buah roster di dinding barat dan timur serta 3 buah di dinding selatan. Jendela di dinding barat terdapat dua buah jendela mengapit pintu, masing-masing jendela bentuk rangkap dengan 3 daun jendela panel kayu di sisi interior dan panel kaca di sisi eksterior. Jendela di dinding bagian selatan terdapat 2 buah dan 1 buah di dinding bagian timur, masing-masing jendela bentuk rangkap daun ganda, panel kayu di sisi interior dan panel kaca di sisi eksterior. Boven di masing masing jendela berada di atas kusen tiap daun jendela, bentuk kaca patri berornamen yang terdapat inskripsi angka tanggal: “1-12 38”.
Pintu terdapat 3 buah, masing-masing di dinding barat, selatan, dan utara; bentuk pintu rangkap daun ganda, panel kayu di sisi interior dan panel kombinasi kayu dan kaca di sisi eksterior; Boven pada masing masing pintu berada di atas kusen, bentuk ornamen stilir besi. Lantai tegel bermotif, tinggi permukaan lantai ruang 31 cm dari lantai selasar di luar ruang.
12. Kamar Mandi/ toilet
Bangunan kamar mandi terletak di sisi barat dari bangunan tambahan belakang. Bangunan kamar mandi beratap limasan dengan emper depan beratap panggangpe dengan ukuran 7,77m x 3,2 m. terdapat 3 toilet. Lantai tegel bermotif, tinggi permukaan lantai ruang 30 cm dari lantai selasar di luar ruang, di bagian barat permukaan lantai beda tinggi 20 cm.
13. Bangunan belakang
Di sebelah selatan bunker terdapat bangunan beratap limasan memanjang arah timur-barat dengan emper panggangpe di depannya. Bangunan ini berukuran 18,05 m x 5,45 m dan memiliki 3 buah ruangan. Plafon memakai bahan eternit dengan tinggi 3,90 m. Terdapat 2 buah pintu masing masing berada di dinding utara dan dinding barat, bentuk pintu rangkap daun ganda, panel kayu di sisi interior dan panel kombinasi kayu dan kaca di sisi eksterior.
Boven di masing-masing jendela berada di atas kusen tiap daun jendela, bentuk kaca patri beromamen yang terdapat inskripsi angka tanggal: "1-12-38"; Boven di atas kusen pintu berupa panel kaca patri dengan omamen dan inskripsi BH NOERIJAH. Lantai tegel bermotif berukuran 20 cm x 20 cm. Tinggi permukaan lantai ruang 40 cm dari lantai selasar di luar ruang.
14. Bunker
Bunker ada di halaman belakang. Keunikan dari bunker tersebut terdapat konstruksi penghawaan yang muncul pada lantai halaman belakang gadri.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Komponen Pelengkap | : |
|
Nama Pemilik Terakhir | : | Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta |