Loading

Umpak Kerto (Kode Inv C.15)

Status : Benda Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

-

Status : Benda Cagar Budaya
Periodesasi : Tradisional Jawa
Bagian dari : Situs Kerto Pleret
Alamat : Dusun Kerto, Pleret, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.8713293461703° S, 110.39719810984° E

SK Gubernur : No 194/KEP/2019
SK Walikota/Bupati : Nomor 611 Tahun 2018 download


Lokasi Umpak Kerto (Kode Inv C.15) di Peta

Lokasi Penemuan : Dusun Kerto, Kelurahan Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul
Koordinat Penemuan : -7.871329346170345; 110.39719810984406
Bahan Utama : Batu Andesit
Keterawatan : Utuh dan Terawat,Utuh /
Dimensi Benda : Panjang -
Lebar 85
Tinggi 67
Tebal -
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Warna : Umpak ini memiliki warna hitam keabuan seperti warna batu andesit pada umumnya.
Cara Pembuatan : Pembuatan umpak ini umumnya sama dengan benda atau struktur berbahan batu andesit yang dibuat dengan memotong batu andesit yang besar dan membentuk pola trapesium yang kemudian baru dipahat atau ditatah.
Ragam Hias : Umpak ini memiliki pinggiran miring yang fungsinya diperkirakan untuk mempermudah lewatnya air hujan yang merembes di tiang. Pada umpak ini terdapat ragam hias berbentuk sulur-suluran dari huruf Arab mim, ha, dan dal. Ketiga huruf ini jika disusun akan membentuk nama Muhammad.
Ciri Fisik Benda
Warna : Umpak ini memiliki warna hitam keabuan seperti warna batu andesit pada umumnya.
Cara Pembuatan : Pembuatan umpak ini umumnya sama dengan benda atau struktur berbahan batu andesit yang dibuat dengan memotong batu andesit yang besar dan membentuk pola trapesium yang kemudian baru dipahat atau ditatah.
Ragam Hias : Umpak ini memiliki pinggiran miring yang fungsinya diperkirakan untuk mempermudah lewatnya air hujan yang merembes di tiang. Pada umpak ini terdapat ragam hias berbentuk sulur-suluran dari huruf Arab mim, ha, dan dal. Ketiga huruf ini jika disusun akan membentuk nama Muhammad.
Fungsi Benda
Fungsi Dulu : Umpak ini memiliki fungsi sebagai landasan tiang penyangga atau pilar dari bagian bangunan Siti Hinggil Kraton Kerto.
Fungsi Sekarang : Pada saat ini batu umpak difungsikan sebagai objek edukasi atau penelitian mengingat lokasi dari umpak ini disimpan atau dikelola di Situs Kerta.
Ragam Hias : Umpak ini memiliki pinggiran miring yang fungsinya diperkirakan untuk mempermudah lewatnya air hujan yang merembes di tiang. Pada umpak ini terdapat ragam hias berbentuk sulur-suluran dari huruf Arab mim, ha, dan dal. Ketiga huruf ini jika disusun akan membentuk nama Muhammad.
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Tokoh yang terkait dengan Umpak ini adalah Sultan Agung dikarenakan Umpak ini berada di area Situs Kerta (Kraton Kerto) yang dibangun oleh Sultan Agung
Peristiwa Sejarah : Umpak Kerto ditemukan di Dusun Kerto, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Umpak Kerto saat ini tinggal dua buah dari jumlah aslinya yang empat buah. Satu buah umpak lain telah dipindah dan digunakan menjadi umpak penyangga tiang Masjid Saka Tunggal Taman Sari, sedangkan satu umpak yang lain belum diketahui keberadaannya. Umpak Kerto merupakan peninggalan Kraton Kerto masa pemerintahan Sultan Agung. Menurut Babad Momana dan Babad ing Sakala, pembangunan Kraton Kerto dilaksanakan atas perintah Sultan Agung. Kraton ini dibangun secara bertahap. Diawali dengan penyiapan lahan di Dusun Kerto untuk menjadi kraton pada tahun 1617 M, pembangunan kedaton kraton selesai pada tahun 1618 M sehingga dapat segera ditempati oleh Sultan Agung. Kraton Kerto mengalami beberapa penambahan bangunan, di antaranya: pembangunan Balai Prabayaksa pada tahun 1620 M, dan pembangunan Siti Hinggil pada tahun 1625 M. Siti Hinggil merupakan bangunan terakhir yang didirikan di Kompleks Kraton Kerto. Pembangunannya disebutkan karena terinspirasi dari bangunan Siti Hinggil Kraton Kasepuhan Cirebon. Umpak Kerto yang saat ini terletak di Dusun Kerto diperkirakan merupakan bagian dari Siti Hinggil Kraton Kerto. Dugaan ini didasarkan toponim lemah dhuwur yang digunakan masyarakat Dusun Kerto untuk menyebut lahan Umpak Kerto. Lemah dhuwur merupakan kosa kata Bahasa Jawa ngoko yang artinya ‘tanah tinggi’. Toponim ini sesuai dengan siti hinggil, kosa kata dalam Bahasa Jawa krama inggil, yang artinya juga ‘tanah tinggi’. Sumber : Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bantul. Naskah Rekomendasi Penetapan Umpak Kerto sebagai BCB Peringkat Kabupaten.
Konteks : Umpak ini berasosiasi dengan Sultan Agung dan Kraton karena diperkirakan merupakan bagian dari Siti Hinggil Kraton Kerto yang pembangunannya dilaksanakan atau diperintah oleh Sultan Agung.
Riwayat Penemuan : Berdasarkan Naskah Rekomendasi Penetapan Umpak Kerto Sebagai BCB Peringkat Kabupaten dan wawancara dengan juru pelihara Situs Cagar Budaya Kerta Plered, batu umpak bernomor inventaris C.15 ditemukan di area struktur Lemah Dhuwur Kraton Kerto.
Riwayat Pengelolaan : Umpak dikelola oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat juru pelihara yang bertugas merawat dan menjaga umpak.
Riwayat Pemanfaatan : Sebelumnya Umpak Kerto dimanfaatkan sebagai landasan tiang penyangga atau pilar dari bagian bangunan Siti Hinggil Kraton Kerto. Akan tetapi, saat ini Umpak Kerto dimanfaatkan sebagai objek edukasi atau penelitian mengingat lokasi dari umpak ini disimpan atau dikelola di Situs Kerta.
Riwayat Penelitian : Naskah Rekomendasi Penetapan Umpak Kerto sebagai BCB Peringkat Kabupaten. TACB Bantul.
Riwayat Perlindungan : Selain ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2018, dilakukan pengatapan dan pemagaran pada area Umpak Kerto. Pembersihan berkala juga dilakukan pada umpak.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Alamat Pemilik : Jalan Retowijayan No 6 Yogyakarta
Nomer Kontak : (0274) 376795
Pengelolaan
Nama Pengelola : Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
Alamat Pengelola : Jalan Cendana 11 Yogyakarta 55166
Nomer Kontak : (0274) 562628
Catatan Khusus : Untuk umpak ini sudah tidak in situ karena sudah mengalami pemindahan sebanyak 3 kali namun masih di area Situs Kerta