Lokasi Penemuan | : | Dusun Kerto, Kelurahan Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul |
Koordinat Penemuan | : | -7.871329346170345; 110.39719810984406 |
Bahan Utama | : | Batu Andesit |
Keterawatan | : | Utuh dan Terawat,Utuh / |
Dimensi Benda | : |
Panjang - Lebar 85 Tinggi 67 Tebal - Diameter - Berat - |
Warna | : | Umpak ini memiliki warna hitam keabuan seperti warna batu andesit pada umumnya. |
Cara Pembuatan | : | Pembuatan umpak ini umumnya sama dengan benda atau struktur berbahan batu andesit yang dibuat dengan memotong batu andesit yang besar dan membentuk pola trapesium yang kemudian baru dipahat atau ditatah. |
Ragam Hias | : | Umpak ini memiliki pinggiran miring yang fungsinya diperkirakan untuk mempermudah lewatnya air hujan yang merembes di tiang. Pada umpak ini terdapat ragam hias berbentuk sulur-suluran dari huruf Arab mim, ha, dan dal. Ketiga huruf ini jika disusun akan membentuk nama Muhammad. |
Warna | : | Umpak ini memiliki warna hitam keabuan seperti warna batu andesit pada umumnya. |
Cara Pembuatan | : | Pembuatan umpak ini umumnya sama dengan benda atau struktur berbahan batu andesit yang dibuat dengan memotong batu andesit yang besar dan membentuk pola trapesium yang kemudian baru dipahat atau ditatah. |
Ragam Hias | : | Umpak ini memiliki pinggiran miring yang fungsinya diperkirakan untuk mempermudah lewatnya air hujan yang merembes di tiang. Pada umpak ini terdapat ragam hias berbentuk sulur-suluran dari huruf Arab mim, ha, dan dal. Ketiga huruf ini jika disusun akan membentuk nama Muhammad. |
Fungsi Dulu | : | Umpak ini memiliki fungsi sebagai landasan tiang penyangga atau pilar dari bagian bangunan Siti Hinggil Kraton Kerto. |
Fungsi Sekarang | : | Pada saat ini batu umpak difungsikan sebagai objek edukasi atau penelitian mengingat lokasi dari umpak ini disimpan atau dikelola di Situs Kerta. |
Ragam Hias | : | Umpak ini memiliki pinggiran miring yang fungsinya diperkirakan untuk mempermudah lewatnya air hujan yang merembes di tiang. Pada umpak ini terdapat ragam hias berbentuk sulur-suluran dari huruf Arab mim, ha, dan dal. Ketiga huruf ini jika disusun akan membentuk nama Muhammad. |
Tokoh | : | Tokoh yang terkait dengan Umpak ini adalah Sultan Agung dikarenakan Umpak ini berada di area Situs Kerta (Kraton Kerto) yang dibangun oleh Sultan Agung |
Peristiwa Sejarah | : | Umpak Kerto ditemukan di Dusun Kerto, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Umpak Kerto saat ini tinggal dua buah dari jumlah aslinya yang empat buah. Satu buah umpak lain telah dipindah dan digunakan menjadi umpak penyangga tiang Masjid Saka Tunggal Taman Sari, sedangkan satu umpak yang lain belum diketahui keberadaannya. Umpak Kerto merupakan peninggalan Kraton Kerto masa pemerintahan Sultan Agung. Menurut Babad Momana dan Babad ing Sakala, pembangunan Kraton Kerto dilaksanakan atas perintah Sultan Agung. Kraton ini dibangun secara bertahap. Diawali dengan penyiapan lahan di Dusun Kerto untuk menjadi kraton pada tahun 1617 M, pembangunan kedaton kraton selesai pada tahun 1618 M sehingga dapat segera ditempati oleh Sultan Agung. Kraton Kerto mengalami beberapa penambahan bangunan, di antaranya: pembangunan Balai Prabayaksa pada tahun 1620 M, dan pembangunan Siti Hinggil pada tahun 1625 M. Siti Hinggil merupakan bangunan terakhir yang didirikan di Kompleks Kraton Kerto. Pembangunannya disebutkan karena terinspirasi dari bangunan Siti Hinggil Kraton Kasepuhan Cirebon. Umpak Kerto yang saat ini terletak di Dusun Kerto diperkirakan merupakan bagian dari Siti Hinggil Kraton Kerto. Dugaan ini didasarkan toponim lemah dhuwur yang digunakan masyarakat Dusun Kerto untuk menyebut lahan Umpak Kerto. Lemah dhuwur merupakan kosa kata Bahasa Jawa ngoko yang artinya ‘tanah tinggi’. Toponim ini sesuai dengan siti hinggil, kosa kata dalam Bahasa Jawa krama inggil, yang artinya juga ‘tanah tinggi’. Sumber : Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bantul. Naskah Rekomendasi Penetapan Umpak Kerto sebagai BCB Peringkat Kabupaten. |
Konteks | : | Umpak ini berasosiasi dengan Sultan Agung dan Kraton karena diperkirakan merupakan bagian dari Siti Hinggil Kraton Kerto yang pembangunannya dilaksanakan atau diperintah oleh Sultan Agung. |
Riwayat Penemuan | : | Berdasarkan Naskah Rekomendasi Penetapan Umpak Kerto Sebagai BCB Peringkat Kabupaten dan wawancara dengan juru pelihara Situs Cagar Budaya Kerta Plered, batu umpak bernomor inventaris C.15 ditemukan di area struktur Lemah Dhuwur Kraton Kerto. |
Riwayat Pengelolaan | : | Umpak dikelola oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat juru pelihara yang bertugas merawat dan menjaga umpak. |
Riwayat Pemanfaatan | : | Sebelumnya Umpak Kerto dimanfaatkan sebagai landasan tiang penyangga atau pilar dari bagian bangunan Siti Hinggil Kraton Kerto. Akan tetapi, saat ini Umpak Kerto dimanfaatkan sebagai objek edukasi atau penelitian mengingat lokasi dari umpak ini disimpan atau dikelola di Situs Kerta. |
Riwayat Penelitian | : | Naskah Rekomendasi Penetapan Umpak Kerto sebagai BCB Peringkat Kabupaten. TACB Bantul. |
Riwayat Perlindungan | : | Selain ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2018, dilakukan pengatapan dan pemagaran pada area Umpak Kerto. Pembersihan berkala juga dilakukan pada umpak. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat |
Alamat Pemilik | : | Jalan Retowijayan No 6 Yogyakarta |
Nomer Kontak | : | (0274) 376795 |
Nama Pengelola | : | Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta |
Alamat Pengelola | : | Jalan Cendana 11 Yogyakarta 55166 |
Nomer Kontak | : | (0274) 562628 |
Catatan Khusus | : | Untuk umpak ini sudah tidak in situ karena sudah mengalami pemindahan sebanyak 3 kali namun masih di area Situs Kerta |