Loading

Deskripsi Singkat

-

Status : Struktur Cagar Budaya
Periodesasi : Tradisional Jawa
Kawasan : Kawasan Cagar Budaya Kerta - Plered
Alamat : Padukuhan Kanggotan RT 07, Pleret, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.8704444° S, 110.3958889° E

SK Gubernur : No 194/KEP/2019
SK Walikota/Bupati : Nomor 388 Tahun 2023 download


Lokasi Makam Kyai Kategan di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ragam Hias : Adapun berdasarkan ciri ragam hias dan kronologi waktu, tipe nisan pada Makam Kyai Kategan adalah nisan Hanyakrakusuman. Terdapat hiasan Tumpal pada bagian atas depan nisan utara dan hiasan Tumpal yang ditumpuk dengan Wulan Tumanggal pada bagian atas belakang nisan utara. Pada bagian atas sisi selatan nisan Makam Kyai Kategan terdapat tulisan huruf arab Pegon yang terbaca “Kiyaha Katihin” (Kyai Kategan). Tulisan ini berada di atas hiasan Wulan Tumanggal atau Bulan Sabit. Hiasan bulan sabit menunjukan bahwa orang yang dimakamkan adalah seorang pemuka agama. Pada kedua sisi nisan baik utara atau selatan, terdapat hiasan Kembang Awan. Bagian jirat tersusun atas tiga lapis batu.
Ciri Fisik Benda
Ragam Hias : Adapun berdasarkan ciri ragam hias dan kronologi waktu, tipe nisan pada Makam Kyai Kategan adalah nisan Hanyakrakusuman. Terdapat hiasan Tumpal pada bagian atas depan nisan utara dan hiasan Tumpal yang ditumpuk dengan Wulan Tumanggal pada bagian atas belakang nisan utara. Pada bagian atas sisi selatan nisan Makam Kyai Kategan terdapat tulisan huruf arab Pegon yang terbaca “Kiyaha Katihin” (Kyai Kategan). Tulisan ini berada di atas hiasan Wulan Tumanggal atau Bulan Sabit. Hiasan bulan sabit menunjukan bahwa orang yang dimakamkan adalah seorang pemuka agama. Pada kedua sisi nisan baik utara atau selatan, terdapat hiasan Kembang Awan. Bagian jirat tersusun atas tiga lapis batu.
Fungsi Benda
Bahan Utama : Batu
Jenis Struktur : Lain-lain
Bentuk : Memusat
Ragam Hias : Adapun berdasarkan ciri ragam hias dan kronologi waktu, tipe nisan pada Makam Kyai Kategan adalah nisan Hanyakrakusuman. Terdapat hiasan Tumpal pada bagian atas depan nisan utara dan hiasan Tumpal yang ditumpuk dengan Wulan Tumanggal pada bagian atas belakang nisan utara. Pada bagian atas sisi selatan nisan Makam Kyai Kategan terdapat tulisan huruf arab Pegon yang terbaca “Kiyaha Katihin” (Kyai Kategan). Tulisan ini berada di atas hiasan Wulan Tumanggal atau Bulan Sabit. Hiasan bulan sabit menunjukan bahwa orang yang dimakamkan adalah seorang pemuka agama. Pada kedua sisi nisan baik utara atau selatan, terdapat hiasan Kembang Awan. Bagian jirat tersusun atas tiga lapis batu.
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Lain-lain
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Tokoh yang berasosiasi dengan Makam Kyai Kategan adalah Kyai Kategan dan Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Peristiwa Sejarah : Dalam peta sistem kraton Mataram Islam pada masanya, Kyai Kategan adalah seorang ulama yang disimbolkan dengan gajah (Liman). Artinya Linambang adalah seorang ulama yang menekuni administrasi kebijaksanaan melalui jalur pengajaran ilmu dan menurut orang. Kyai Kategan adalah seorang Penghulu yang diminta langsung oleh Sinuwun Sultan Agung Hanyakrakusuma. Informasi tambahan: Selain "gajah", ada simbol "Kyai Ageng" lain di Jawa, yaitu lebah (bramara) dan kadal/buaya/bajul (sarira). Keistimewaan Kyai Kategan ada disini. Ia menjadi sosok keramat dalam karya penataan peradaban (cakra manggilingen) yang dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Sebagai pembawa kendali dari Hanyarakusuma (nama roh), Sultan Agung sebenarnya untuk memperkenalkan penyatuan sistem kehidupan berdasarkan peradaban bulan (Candra) dan matahari (Surya) yang sebelumnya terpisah. Julukan “hanyakrakusuma” sendiri sebelumnya hanya ditujukan untuk Sunan Bonang yang dijuluki “Ratu Wahdat” yang berarti “pemberi urusan Muhammad” (wahdatul muhammadiyah). Dengan demikian gerakan politik Sultan Agung mewarisi tugas dari Sunan Bonang untuk mendirikan perjuangan Islam. Hingga saat ini, keagungan peradaban baru yang datang dari tangan Sultan Agung itu masih bertahan dalam banyak hal. Salah satunya adalah Kawula Jawa “Matematika Praktis (Astronomi)”. Mulai dari menghitung hasil tangkapan, memilih karir, astrologi, menafsirkan mimpi, menghitung waktu terbaik untuk bepergian hingga kawin. Semua ini di Jawa tergantung pada Muhammad. Maklum, Kanjeng Nabi melihat nama dan doa-doa filantropisnya kemudian tertanam dalam budaya Jawa. Kyai Kategan adalah pusat dari karya pendiri Muhammad di tanah Jawa. Jeneng "Kategan" berasal dari bahasa Kawi. "Kategan" artinya: meninggalkan dunia (wis meninggalkan dunia). Itu juga berarti orang yang kebiasaan (mistisisme) menyempurnakan (kasutapa) dunia. Nama "Kategan" ini memiliki arti yang luas. Nama Kyai Kategan juga masih hidup dalam cerita rakyat masyarakat Yogyakarta. Berdasarkan penuturan dari Mbah Jamhari, seorang lansia berusia 90 tahun yang tinggal di Manisrenggo, Klaten. Mbah Jam, begitu ia biasa disapa, berkisah tentang cerita turun temurun yang ia dengar mengenai Kyai Kategan yang hidup semasa dengan Sultan Agung, setiap saat salat di Mekkah. Ketika Sultan Agung mengundangnya ke Mekkah untuk shalat, Kyai Kategan sudah ada bahkan sebelum Sultan menginjakkan kaki di Tanah Suci dan sebaliknya. Jika Kyai Kategan mengundang Sultan Agung, sultan pasti sudah ada sebelum Kyai Kategan. Kyai Kategan juga tercatat sebagai orang yang senang bercanda. Dalam sebuah kisah yang diceritakan oleh masyarakat Mataram dan juga tercatat dalam Babad Nitik Sultan Agung, dikisahkan suatu ketika Kyai Kategan diundang ke Kraton Kerto untuk membacakan doa. Akan tetapi, beliau berkali-kali menolak karena suatu alasan. Sultan Agung kemudian memanggil beliau melalui utusan khusus. Singkat cerita, Kyai Kategan akhirnya memberanikan diri untuk memanjatkan doa. Ketika doa baru sampai di lafal shalawat nabi, satu per satu lauk pauk yang telah dihidangkan tiba-tiba hidup kembali. Ayam, sapi, kerbau, ikan, semuanya berlompatan di atas meja hidang. Akhirnya acaranya dibatalkan. Sultan Agung, Kyai Kategan, dan para hadirin tertawa terpingkal-pingkal. Sumber : Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bantul. Naskah Rekomendasi Penetapan Makam Kyai Kategan Sebagai Struktur Cagar Budaya Peringkat Kabupaten.
Konteks : Makam Kyai Kategan menjadi bukti keberadaan salah satu tokoh pemuka agama yang terkenal pada masa pemerintahan Sultan Agung. Kyai Kategan menyebarkan agama Islam di wilayah Bantul.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Tanah)
Alamat Pemilik : Jalan Rotowijayan No. 6 Yogyakarta
Nomer Kontak : (0274) 376795
Pengelolaan
Nama Pengelola : Trah Nitinegaran 2
Persepsi Masyarakat : Masyarakat tidak mengetahui bahwa Makam Kyai Kategan merupakan cagar budaya. Akan tetapi, banyak masyarakat yang datang untuk berziarah bahkan dari luar kota dikarenakan Kyai Kategan merupakan salah satu ulama besar.
Catatan Khusus : Ukuran:Jirat berukuran 172 cm x 39 cm x 25 cm Nisan berukuran 15,5 cm x 11 cm x 46 cm. Pagar makam berukuran 5,7 m x 5,1 m x 1, 06 m.