Riwayat Rehabilitasi |
: |
Tahun 1796 perluasan serambi bagian sisi timur oleh Kasunanan Surakarta. Tahun 1867 perbaikan pasca kerusakan akibat letusan gunung Merapi. Tahun 1926 penggantian abhan atas dari sirap menjadi genteng oleh organisasi Muhammadiyah pasca kerusakan akibat peristiwa kebakaran pada tahun 1919. Tahun 1926 pembangunan tugu dan pagar masjid oleh Sunan Paku Buwono X Tahun 1995 pembuatan lengkung atas dari logam oleh takmir masjid pada setiap jalan masuk ke serambi dari pelataran melewati kolam depan dan samping serambi. Tahun 1997 pemasangan lantai teraso pada ruang utama (liwan) masjid. Tahun 2002-2003 – Rehabilitasi oleh Dinas Kebudayaan DIY meliputi penggantian lantai dari bahan teraso, menjadi marmer untuk ruangan induk (liwan). Pawestren, serambi, emper serambi dan bagian kuncungan, bangsal kanan dan bangsal kiri, serta pelapisan dinding dan dasar parit/kolam dengan bahan terakota, penggantian dinding dan alas bak wudu bagian putra, dan perbaikan gapura, dinding pagar masjid. Kegiatan rehabilitasi dilakukan juga penggantian lantai teraso menjadi marmer pada Bangsal Pecaosan utara dan selatan, serta penambahan beberapa bangunan baru seperti ruang takmir di sebelah utara pawudlon (tempat berwudu) laki-laki, bangunan gudang dan kamar mandi di sebelah selatan bangunan masjid, ground tank di bawah tanah untuk fasilitas pemadam kebakaran, dan ruang genset di sebelah utara masjid. Selain itu, dilakukan penggantian atap genting kodok menjadi berbahan metal aluminium pada bangunan utama, pawestren, serambi utara, serambi dan emper serambi, serta bangsal kanan dan kiri. Tahun 2003 penambahan menara pengeras suara oleh Dinas Kebudayaan DIY. Tahun 2004 perbaikan bangunan masjid beserta bangsal-bangsal di kompleks masjid dan makam. Tahun 2007 rehabilitasi dan konsolidasi bangunan pasca kerusakan gempa 27 Mei 2006 oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta Tahun 2015 rehabilitasi pada bangunan utama, pawestren, gudang sisi selatan masjid dan emper kiwa, pawudlon putra, kantor sekretariat masjid oleh Dinas Kebudayaan DIY. |