Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Bahan Utama | : | Batu |
Jenis Struktur | : | Monumen |
Bentuk | : | Memusat |
Panjang | : | 8,85 m |
Lebar | : | 8,85 |
Tinggi | : | 3,10 m |
Jenis Bangunan | : | Monumen |
Peristiwa Sejarah | : | Sejauh ini belum dapat diketahui kapan Candi Palgading dibangun karena belum ditemukannya prasasti. Menurut F.D.K. Bosch, Candi Palgading diperkirakan dibangun antara tahun 750 M hingga 850 M dengan membandingkan gaya seni yang ada pada Candi Palgading dengan Candi Borobudur. Berdasarkan catatan Oudheidkundige Verslag dari tahun 1925 disebutkan bahwa Candi Palgading ditemukan pada tahun 1923. Riwayat penemuan Candi Palgading bermula ketika Oudkundige Dienst (Jawatan Kepurbakalaan) diberi kabar dari Departemen Sultanaat Werken bahwa ada beberapa batu candi yang sedang ditawarkan untuk dijual dalam proyek pengerasan jalan Mataram Boulevard. Dari kabar tersebut, Oudkundige Dienst selanjutnya menelusuri asal batu candi tersebut yang kemudian diketahui berasal dari halaman rumah seorang warga Desa Palgading. Di halaman tersebut terdapat galian tanah berisi fragmen batu candi. Untuk kepentingan penelitian arkeologis, penggalian tanah tersebut dihentikan dan rumah warga itu dipindahkan tidak jauh dari lokasi temuan. Fragmen batu tersebut kemudian dikumpulkan dan dipindahkan ke Museum Kepurbakalaan yang ada di Nieuwe Wijk (Kotabaru) pada tahun 1924 untuk dilakukan rekonstruksi percobaan. Dari hasil rekonstruksi tersebut, diketahui jika batu-batu tersebut merupakan bagian dari struktur stupa. Kegiatan ekskavasi Candi Palgading tidak dilanjutkan lagi oleh Oudkundige Dienst. Data dari Buku Hasil Pengumpulan Data Kepurbakalaan Kecamatan Ngaglik Tahun 1980 (SPSP DIY) dan Laporan Heriventarisasi Kecamatan Ngaglik Tahun 1998 (SPSP DIY), menunjukkan adanya temuan lepas diduga BCB di Dusun Palgading yang meliputi fragmen batu berelief, antefix, fragmen batu candi bertakik, dan batu relief. Candi Palgading juga disebut dalam disertasi Mundardjito yang berjudul “Pertimbangan Ekologis Penempatan Situs Masa Hindu-Budha di Daerah Yogyakarta” (Tahun 2002). Keberadaan Candi Palgading terungkap kembali setelah ada temuan Arca Avalokitesvara dan beberapa batu komponen bangunan. Arca ini ditemukan pada 21 Mei 2006 oleh Slamet Sugiarto. Untuk kepentingan pelestarian dan penelitian, maka pada 20-30 November 2006, diadakan ekskavasi penyelamatan tahap I. Ekskavasi tersebut diteruskan ke tahap II pada 21–28 Juli 2008. Ekskavasi tersebut berhasil menemukan dua buah struktur bangunan candi dan sebuah stupa sebagai pelengkap kelompok percandian. Studi kelayakan Situs Palgading diadakan pada tahun 2011 dan dilanjutkan dengan melakukan Studi Teknis pada bulan Juli s.d. Oktober 2012. Setelah dilakukan berbagai penelitian, kajian, dan penghitungan teknis lainnya terhadap Situs Palgading, diperoleh hasil bahwa Struktur Candi Palgading A yang paling layak untuk dipugar. Akhirnya pada tanggal 10 Oktober 2016, pemugaran Struktur Palgading A secara resmi dinyatakan selesai. Struktur Candi Palgading A secara arsitektural tidak sama dengan Struktur Candi Palgading yang ditemukan oleh Oudkundige Dienst tahun 1923. Akan tetapi, Candi Palgading A secara arsitektural paling lengkap dibandingkan dengan dua candi yang lain. |
Riwayat Penemuan | : | Berdasarkan catatan Oudheidkundige Verslag dari tahun 1925 disebutkan bahwa Candi Palgading ditemukan pada tahun 1923. |
Riwayat Pelestarian | : | Untuk kepentingan pelestarian dan penelitian, maka pada 20-30 November 2006, diadakan ekskavasi penyelamatan tahap I. Ekskavasi tersebut diteruskan ke tahap II pada 21–28 Juli 2008. Ekskavasi tersebut berhasil menemukan dua buah struktur bangunan candi dan sebuah stupa sebagai pelengkap kelompok percandian. |
Riwayat Pemugaran | : | Pada tanggal 10 Oktober 2016, pemugaran Struktur Palgading A secara resmi dinyatakan selesai. |
Riwayat Penelitian | : | Studi kelayakan Situs Palgading diadakan pada tahun 2011 dan dilanjutkan dengan melakukan Studi Teknis pada bulan Juli s.d. Oktober 2012. |
Nilai Sejarah | : | Struktur Candi Palgading A mempunyai arti khusus bagi perkembangan sejarah kebudayaan Mataram Kuno abad IX - X M. Struktur Candi Palgading A belum diketahui tahun pembangunannya karena data prasasti belum ditemukan karena belum ditemukannya prasasti. Berdasarkan penelitian yang dilakukan F.D.K. Bosch, dengan membandingkan gaya seni Candi Palgading dengan Candi Borobudur, diperkirakan Struktur Candi Palgading A dibangun antara tahun 750 M hingga 850 M sehingga usia Struktur Candi Palgading A saat ini sudah berusia lebih dari 50 tahun. |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Sebagai bahan kajian bagi berbagai bidang ilmu, baik ilmu budaya seperti arkeologi, sejarah, antropologi, dan ilmu eksakta, seperti arsitektur, teknik sipil, dan geologi. |
Nilai Agama | : | Sebagai bahan pembelajaran agama, khususnya agama Budha. |
Nilai Pendidikan | : | Sebagai bahan pengajaran untuk pelajar dan pengajar. |
Nilai Budaya | : | Struktur Candi Palgading A memiliki nilai budaya yang tinggi yang dapat digunakan sebagai penguatan kepribadian bangsa, khususnya di Kabupaten SlemanMerupakan bukti adanya kebudayaan Budha yang pernah tumbuh dan berkembang di daerah tersebut pada masa Mataram Kuno |
Nama Pemilik Terakhir | : | Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X |
Nama Pengelola | : | Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X |
Catatan Khusus | : | Koordinat: UTM: 49 M X: 430529 Y: 9145941 |