Loading

Deskripsi Singkat

Candi Palgading merupakan sebuah  kompleks bangunan candi yang terdiri dari tiga struktur, dimana struktur Candi Palgading A kondisinya paling lengkap. Struktur Candi B dan C hanya tinggal beberapa lapis kaki candi. Struktur Candi Palgading A yang memiliki ukuran 8,85 x 8,85 m dan berada di sebelah utara. Struktur candi B di bagian tengah berukuran 8,6 x 6,35 m, dan struktur candi C di bagian selatan seluas 13,23 x 17 m. Jarak antara satu candi dengan candi lainnya ± 1,5 – 2 m. Dari hasil ekskavasi, terlihat jika ketiga candi tersebut menghadap ke arah barat.  

Struktur Candi Palgading A merupakan suatu struktur kepurbakalaan berlatar belakang agama Buddha. Hal itu berdasarkan hasil temuan berupa beberapa komponen batu penyusun candi, komponen stupa serta temuan arca Buddha Avalokitesvara dan Aksobya. 

Struktur Candi Palgading A sudah dipugar terlebih dahulu karena saat ditemukan kondisinya relatif utuh dalam arti komponen bangunan yang ditemukan dapat mewakili bagian-bagian bangunan. Bangunan A menghadap ke barat sebab ditemukan undakan masuk di sisi barat dengan lebar 1,68 m serta menjorok ke luar sepanjang 48 cm dengan tinggi 73 cm. Pintu masuk ini berupa 3 buah undakan yang secara struktural merupakan bagian dari batur bangunan. Batur memiliki lebar 8,85 x 8,85 m dan tinggi 73 cm. Di atas batur terdapat struktur dagoba atau stupa yang terdiri dari kaki, tubuh, dan andha.  

Kaki stupa tersusun dari 1 lapis batu padma, 1 lapis batu bertakik ganda (sebagai pelipit bawah), 1 lapis batu yang bagian atasnya bertakik (sebagai pelipit mistar) dan 1 lapis batu yang bagian bawahnya bertakik (sebagai pelipit atas). Kaki stupa memiliki lebar 3,82 m x 3,82 m dan tinggi 66,5 cm.  

Tubuh stupa tersusun dari 4 buah batu berbentuk persegi. Bagian ini memiliki lebar 180 cm x 180 cm dan tinggi 59 cm. Di atas tubuh stupa terdapat andha yang tersusun dari sebuah batu monolith berbentuk silinder dengan diameter 101 cm dengan tinggi 113 cm. Bagian bawah andha terdapat ornamen berupa harmika atau batu lingkar setebal 15,5 cm. Di atas andha aslinya terdapat kemuncak yang disebut yasti namun bagian tersebut bekum ditemukan. 

Status : Struktur Cagar Budaya
Periodesasi : Klasik
Bagian dari : Situs Palgading
Alamat : Palgading, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.726007° S, 110.370013° E

SK Walikota/Bupati : Keputusan Bupati Sleman


Lokasi Candi Palgading A di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Bahan Utama : Batu
Jenis Struktur : Monumen
Bentuk : Memusat
Dimensi Struktur
Panjang : 8,85 m
Lebar : 8,85
Tinggi : 3,10 m
Jenis Bangunan : Monumen
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Sejauh ini belum dapat diketahui kapan Candi Palgading dibangun karena belum ditemukannya prasasti. Menurut F.D.K. Bosch, Candi Palgading diperkirakan dibangun antara tahun 750 M hingga 850 M dengan membandingkan gaya seni yang ada pada Candi Palgading dengan Candi Borobudur. Berdasarkan catatan Oudheidkundige Verslag dari tahun 1925 disebutkan bahwa Candi Palgading ditemukan pada tahun 1923. Riwayat penemuan Candi Palgading bermula ketika Oudkundige Dienst (Jawatan Kepurbakalaan) diberi kabar dari Departemen Sultanaat Werken bahwa ada beberapa batu candi yang sedang ditawarkan untuk dijual dalam proyek pengerasan jalan Mataram Boulevard. Dari kabar tersebut, Oudkundige Dienst selanjutnya menelusuri asal batu candi tersebut yang kemudian diketahui berasal dari halaman rumah seorang warga Desa Palgading. Di halaman tersebut terdapat galian tanah berisi fragmen batu candi. Untuk kepentingan penelitian arkeologis, penggalian tanah tersebut dihentikan dan rumah warga itu dipindahkan tidak jauh dari lokasi temuan. Fragmen batu tersebut kemudian dikumpulkan dan dipindahkan ke Museum Kepurbakalaan yang ada di Nieuwe Wijk (Kotabaru) pada tahun 1924 untuk dilakukan rekonstruksi percobaan. Dari hasil rekonstruksi tersebut, diketahui jika batu-batu tersebut merupakan bagian dari struktur stupa. Kegiatan ekskavasi Candi Palgading tidak dilanjutkan lagi oleh Oudkundige Dienst. Data dari Buku Hasil Pengumpulan Data Kepurbakalaan Kecamatan Ngaglik Tahun 1980 (SPSP DIY) dan Laporan Heriventarisasi Kecamatan Ngaglik Tahun 1998 (SPSP DIY), menunjukkan adanya temuan lepas diduga BCB di Dusun Palgading yang meliputi fragmen batu berelief, antefix, fragmen batu candi bertakik, dan batu relief. Candi Palgading juga disebut dalam disertasi Mundardjito yang berjudul “Pertimbangan Ekologis Penempatan Situs Masa Hindu-Budha di Daerah Yogyakarta” (Tahun 2002).  Keberadaan Candi Palgading terungkap kembali setelah ada temuan Arca Avalokitesvara dan beberapa batu komponen bangunan. Arca ini ditemukan pada 21 Mei 2006 oleh Slamet Sugiarto. Untuk kepentingan pelestarian dan penelitian, maka pada 20-30 November 2006, diadakan ekskavasi penyelamatan tahap I. Ekskavasi tersebut diteruskan ke tahap II pada 21–28 Juli 2008. Ekskavasi tersebut berhasil menemukan dua buah struktur bangunan candi dan sebuah stupa sebagai pelengkap kelompok percandian. Studi kelayakan Situs Palgading diadakan pada tahun 2011 dan dilanjutkan dengan melakukan Studi Teknis pada bulan Juli s.d. Oktober 2012.  Setelah dilakukan berbagai penelitian, kajian, dan penghitungan teknis lainnya terhadap Situs Palgading, diperoleh hasil bahwa Struktur Candi Palgading A yang paling layak untuk dipugar. Akhirnya pada tanggal 10 Oktober 2016, pemugaran Struktur Palgading A secara resmi dinyatakan selesai. Struktur Candi Palgading A secara arsitektural tidak sama dengan Struktur Candi Palgading yang ditemukan oleh Oudkundige Dienst tahun 1923. Akan tetapi, Candi Palgading A secara arsitektural paling lengkap dibandingkan dengan dua candi yang lain.  
Riwayat Penemuan : Berdasarkan catatan Oudheidkundige Verslag dari tahun 1925 disebutkan bahwa Candi Palgading ditemukan pada tahun 1923.
Riwayat Pelestarian : Untuk kepentingan pelestarian dan penelitian, maka pada 20-30 November 2006, diadakan ekskavasi penyelamatan tahap I. Ekskavasi tersebut diteruskan ke tahap II pada 21–28 Juli 2008. Ekskavasi tersebut berhasil menemukan dua buah struktur bangunan candi dan sebuah stupa sebagai pelengkap kelompok percandian.
Riwayat Pemugaran : Pada tanggal 10 Oktober 2016, pemugaran Struktur Palgading A secara resmi dinyatakan selesai.
Riwayat Penelitian : Studi kelayakan Situs Palgading diadakan pada tahun 2011 dan dilanjutkan dengan melakukan Studi Teknis pada bulan Juli s.d. Oktober 2012.
Nilai Sejarah : Struktur Candi Palgading A mempunyai arti khusus bagi perkembangan sejarah kebudayaan Mataram Kuno abad IX - X M. Struktur Candi Palgading A belum diketahui tahun pembangunannya karena data prasasti belum ditemukan karena belum ditemukannya prasasti. Berdasarkan penelitian yang dilakukan F.D.K. Bosch, dengan membandingkan gaya seni Candi Palgading dengan Candi Borobudur, diperkirakan Struktur Candi Palgading A dibangun antara tahun 750 M hingga 850 M sehingga usia Struktur Candi Palgading A saat ini sudah berusia lebih dari 50 tahun. 
Nilai Ilmu Pengetahuan : Sebagai bahan kajian bagi berbagai bidang ilmu, baik ilmu budaya seperti arkeologi, sejarah, antropologi, dan ilmu eksakta, seperti arsitektur, teknik sipil, dan geologi.
Nilai Agama : Sebagai bahan pembelajaran agama, khususnya agama Budha. 
Nilai Pendidikan : Sebagai bahan pengajaran untuk pelajar dan pengajar.
Nilai Budaya : Struktur Candi Palgading A memiliki nilai budaya yang tinggi yang dapat digunakan sebagai penguatan kepribadian bangsa, khususnya di Kabupaten SlemanMerupakan bukti adanya kebudayaan Budha yang pernah tumbuh dan berkembang di daerah tersebut pada masa Mataram Kuno
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X
Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X
Catatan Khusus : Koordinat: UTM: 49 M X: 430529 Y: 9145941