Arca Dewa Siwa Candi Miri (BG 1848) yang berada di Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman merupakan salah satu dari arca yang ditemukan di Candi Miri. Arca tersebut berwarna puti serta berukuran tinggi 201 cm dan lebar 71 cm. Arca tersebut dibuat dengan teknik pahat pada sebuah batu monolit yang berjenis batu putih. Arca Dewa Siwa Candi Miri (BG 1848) merupakan arca yang termasuk ke dalam arca unfinised atau arca yang belum selesai. Saat ini, Arca Dewa Siwa Candi Miri (BG 1848) berada di halaman kantor BPK Wilayah X.
Dewa Siwa dalam mitologi agama Hindu dikenal sebagai dewa tertinggi dan banyak pemujanya. Sebagai salah satu dewa Trimurti, Dewa Siwa dikenal sebagai dewa perusak, sehingga sangat ditakuti dan dipuja oleh para pemeluknya. Dewa Siwa adalah dewa yang paling terkenal di Indonesia, hal itu ditujukkan dengan banyaknya temuan area Siwa dalam berbagai aspek, baik yang ditemukan dalam hubungannya dengan bangunan eandimaupun berupa temuan lepas. Pada masa itu, Siwa mempunyai kedudukan dan peran yang sangat penting. Hal tersebut ditunjukkan dengan kenyataan, bahwa di semua eandi selalu terdapat area Siwa atau perwujudan yang bersifat non tokoh yaitu berupa Iingga (Edi Sedyawati, 1978: 39). Dalam pengareaannya Dewa Siwa digambarkan bertangan empat, masing-masing tangan memegang trisula (tombak bermata tiga), camara (seperti alat pengusir lalat), aksamala (tasbih), dan kamandalu (kendi berisi air kehidupan). Ciri-eiri Iainnya adalah mahkota terbentuk dari jalinan rambut (Jatamakuta), terdapat ardhacandrakapala (tengkorak di atas bu Ian sabit yang diletakkan pada bagian muka makotanya), dan memakai ajna (pakaian dari kulit binatang). Wahana atau kendaraan Dewa Siwa adalah lembu jantan (Nandi), sakti Siwa adalah Parwati, dan putera Dewa Siwa adalah Ganesa (Atmosudiro dkk, (2001: 87).
Arca Dewa Siwa Candi Miri (BG 1848) memiliki atribut sebagai berikut:
1. Kepala
Kepala Arca Dewa Siwa Candi Miri (BG 1848) dalam kondisi rusak pada beberapa bagian. Pada bagian mata dan hidung sudah namun mengalami aus. Bagian atas kepala terdapat hiasan rambut (mauli) jamang.
2. Tubuh
Arca Dewa Siwa Candi Miri (BG 1848) diperkirakan memiliki empat tangan. Pada dua tangan bagian depan sudah hancur sehingga tidak diketahui sikap tangannya. Pada dua tangan di belakang memegang senjata.
Hiasan lain yang dikenakan Arca Dewa Siwa Candi Miri (BG 1848) antara lain, kalung (hara) ulur dan kalung (upavita) berupa untaian mutiara, lengan/kelat bahu (keyura), gelang (kankana), mengenakan pakaian bawah hingga mata kaki (antarvasaka), dan tali perut (Udarabhanda).
3. Kaki/Lapik
Arca Dewa Siwa Candi Miri (BG 1848) digambarkan berdiri di atas landasan (asana). Akan tetapi tidak diketahui bentuk landasannya karena pengerjaan yang belum selesai.