| Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
| Peristiwa Sejarah | : | Sejarah Sumber mata air Bengkung berhubungan dengan Makam Raja-raja Imogiri, Bantul. Disebutkan bahwa Sultan Agung mencari sumber air untuk dialirkan ke Makam Raja-raja Imogiri. Dalam perjalanan nitik siti wangi, Sultan Agung hendak salat tetapi tidak menemukan air untuk wudhu. Kemudian melalui mata batinnya ia menemukan lokasi di mana kemudian ia menancapkan tongkatnya ke tanah di bawah batu. Akhirnya dari bawah batu itu keluar mata air. Air di bawah batu tersebut kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di Makam Raja-raja Imogiri, sebab di sekitar makam tidak ditemukan sumber air.Nama Bengkung berasal dari kata ambeg dan manekung, yaitu posisi memanjatkan doa kepada Tuhan. Disebutkan bahwa dulu banyak orang yang datang karena para pendahulu berdoa dan bertapa di tempat tersebut. Menurut Juru Kunci bernama Suratman, pembangunan Sendang Bengkung dimulai tahun 1926 hingga 1930 dengan cara memahat tebing batu. Informasi tersebut ia peroleh dari kakeknya yang bernama Amad Rejo yang merupakan juru kunci pertama Sendang Bengkung. Amad Rejo juga turut memahat tebing batu saat pembangunan Sendang Bengkung.Menurut narasumber yang bernama Somijan (91 tahun), bangunan sendang selesai dibangun pada tahun 1938. Pada awalnya untuk membangun Makam Raja-Raja Imogiri digunakan air dari sumber di Giriloyo. Kurang diketahui kapan mata air Bengkung awalnya digunakan untuk kepentingan Makam Imogiri.Menurut narasumber yang bernama Ngatimin (85 tahun), pintu besi bangunan Sendang Bengkung dibuat pada tahun 1946. Sedangkan talud dan pagar sendang dibangun pada tahun 2016.Menurut narasumber yang bernama Paimin (74 tahun) pembangunan pintu Sendang Bengkung pada masa itu belum ada akses dari Imogiri ke Mangunan sehingga material diangkut secara manual dengan tenaga manusia.Menurut narasumber yang bernama Ngusi Siswanto (72 tahun), sendang tersebut awalnya digunakan untuk kepentingan Makam Raja-raja Imogiri dan tidak digunakan oleh masyarakat. Untuk masyarakat digunakan air yang telah ditampung di dalam bak di sebelah barat Sendang Bengkung.Saat ini Sendang Bengkung digunakan dalam upacara Nguras Enceh Makam Raja-raja Imogiri sebagai pengisi Enceh. |
| Nilai Budaya | : | Menunjukkan adanya kepercayaan mengenai konsepsi sumber air yang sakral untuk memenuhi kepentingan Makam Raja-raja Imogiri dalam rangka upacara Nguras Enceh |
| Nama Pemilik Terakhir | : | Kraton Yogyakarta |
| Nama Pengelola | : | Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta |
| Catatan Khusus | : | Koordinat UTM : 49 M X: 436926 Y: 9124251 Luas : 12,71 m2 |