Loading

Rumah Tradisional Mbah Bong

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Bangunan Rumah Tradisional Mbah Mbong terletak di Padukuhan Citran RT 04, Kalurahan Jagalan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. Bangunan menghadap ke selatan. Bangunan terdiri dari beberapa bagian yakni: Pendopo, longkangan, pringgitan, dalem, dan bangunan bagian belakang. 
1) Pendopo
Pendopo berukuran berukuran 9,10 m x 8,50 m dengan tipe atap Joglo Lawakan yaitu bangunan Joglo dengan atap bersusun dua dengan denah persegi panjang. Bangunan ini menggunakan genteng model paris. Lantai Pendopo ditutup oleh tegel abu-abu ukuran 20 cm x 20 cm. Di sisi timur dan utara terdapat undakan anak tangga. Lantai Pendopo ditinggikan 25 cm dari lantai longkangan. Pendopo ditopang oleh empat sokoguru berukuran 17,5 cm x 17,5 cm, tinggi 300 cm. Sokoguru didirikan di atas umpak yang berukuran 20 cm x 20 cm pada bagian atasnya, 34 cm x 34 cm pada bagian bawahnya, tingginya 29 cm. Di bagian atas sokoguru terdapat blandar dan pengeret, di bawahnya terdapat sunduk dan kili. Di atas blandar terdapat blandar lar-laran di bagian pamanjang dan panyelak masing-masing terdiri dari tiga batang bersusun membentuk piramida terbalik blandar singup ada 
tiga batang. Pertemuan blandar antara bagian pamanjang dan panyelak di bagian sudut menyisakan bagian gimbal. Gimbal ini tidak dibuat pada blandar lar-laran paling atas karena bagian sudut pertemuan antara blandar lar-laran panyelak dan blandar lar-laran pamanjang bersambungan dengan dudur pananggap di keempat sudut. 
Di keempat sokoguru di antara blandar lar-laran terdapat hiasan bentuk mayangkoro yang bagian kelopaknya dihias dengan ukiran bermotif flora. Mayangkoro berada di ujung atas keempat sokoguru, berfungsi sebagai hiasan. Di bagian tengah pamidhangan terdapat balok dhadha peksi berhias ukiran. Bagian tengah uleng terdapat tiga blandar singup bersusun piramida. Di bagian atas ditutup dengan papan kayu dicat warna hijau muda, yang dihias dengan ukiran bentuk belah ketupat. Pendopo memiliki saka penanggap berjumlah dua belas buah. Saka penanggap berukuran 17 cm x 17 cm serta tinggi 216 cm. Saka penanggap didirikan di atas umpak berukuran 17 cm x 17 cm pada bagian atasnya, 20 cm x 20 cm pada bagian bawahnya serta tinggi 25 cm. Empyak atau kerangka atap pendopo bagian brunjung dan penanggap menggunakan usuk kayu yang disusun model ri gereh (susunan usuk yang tegak lurus dengan blandar-pengeret, sehingga ada yang bertumpu pada dudur). Dudur pada bagian penanggap dihias dengan ukiran bermotif flora. Atap ditutup menggunakan genteng tanah liat jenis genteng paris. Genteng menumpu pada reng di atas usuk. Wuwungan di atas dudur (jurai) dan di atas molo (nok) ditutup dengan wuwung seng.

2) Longkangan
Longkangan adalah ruang terbuka berada di sebelah utara pendopo, lebarnya 2,87 m. Longkangan memisahkan bangunan Pendopo dengan pringgitan. Lantai longkangan berupa paving batu andesit berukuran 30 cm x 30 cm.

3) Pringgitan
Pringgitan berukuran 10,1 m x 2,6 m. Atap pringgitan berupa tritis dengan penutup atap genteng paris. Sisi selatan pringgitan ditopang dengan empat buah saka berukuran 13,5 cm x 12,5 cm. Saka didirikan di atas umpak yang terbuat dari batu andesit. Umpak berukuran 15 cm x 15 cm di bagian bawah, 20 cm x 20 cm di bagian atas, serta tingginya 13 cm. Pada dinding timur pringgitan terdapat sebuah pintu yang terbuat dari kayu berdaun dua. Kusen pintu berukuran 180 cm x 87 cm sedangkan daun pintu berukuran 176 cm x 69 cm. Pada sisi selatan pringgitan terdapat anak tangga berjumlah satu buah dengan lebar 40 cm serta tinggi 20 cm. Lantai pringgitan saat ini berupa tegel warna abu-abu berukuran 20 cm x 20 cm.

4) Dalem
Dalem berbentuk Joglo Lawakan dengan dua susun atap dan denah persegi berukuran 16,26 m m x 12,6 m. Ruang dalam dalem terbagi atas ruang utama atau jogan di bagian depan berukuran 10,1 m x 5,65 m dan senthong yang berupa tiga ruang sederet pada bagian belakang. Di sisi selatan dalem terdapat pringgitan dan di sisi timur terdapat emper dengan ukuran 12,6 m x 3,25 m. Bangunan dalem menggunakan genteng tanah liat tipe paris dengan wuwungan yang terbuat dari seng. Atap dalem memiliki usuk paniyung sedangkan pringgitan dan emper timur dalem memiliki usuk ri gereh. Semua ujung usuk bermotif cakar macan. Atap dalem ditopang oleh empat saka guru berukuran 16 cm x 16 cm x 347 cm. Saka guru didirikan di atas umpak dengan ukuran bagian bawah 20 cm x 20cm, bagian atas 15 cm x 15 cm dan tinggi 19 cm. Di sisi barat dalem ditambahkan terdapat kanopi dengan bahan fiberglass dan rangka baja. Bangunan dalem dibatasi oleh dinding pasanganbata setebal satu batu yang berplester. Dinding selatan atau bagian depan dalem memiliki satu pintu yang membuka ke dalam pada bagian tengah yang diapit oleh jendela di kedua sisinya. Sisi timur dan barat masing-masing memiliki satu pintu dan dua jendela. Semua pintu dan jendela pada sisi luar dalem ini berbentuk kupu tarung dengan sepasang daun pintu panil kayu. Setiap senthong memiliki satu pintu menghadap ke selatan. Senthong kiwo dan senthong tengen memiliki pintu kayu berdaun satu pada dinding selatan senthong, sedangkan senthong tengah tidak berdaun pintu.
Di bagian dalem terdapat tiga buah senthong dengan sekat dinding pasangan bata berplester. Senthong kiwo dan senthong tengen memiliki pintu kayu berdaun satu pada dinding selatan senthong, sedangkan senthong tengahtidak berdaun pintu. Kusen pintu senthong kiwo berukuran berukuran 230 cm x 122 cm. Daun pintu berukuran 184 cm x 51 cm. Ambang pintu senthong kiwo berukuran 12 cm x 12 cm. Pada bagian atas pintu senthong kiwo dan senthong tengen terdapat ornamen berbentuk matahari terbit. Ornamen tersebut diperkirakan merupakan modifikasi dari ornamen berbentuk anak panah menuju ke satu titik di tengah bawah. Daun pintu memiliki ornamen berbentuk wajikan polos.
Di senthong kiwo dinding sisi utara terdapat jendela model polos sisi dinding utara dengan ukuran 34 cm x 88 cm tebal 8,5 cm x 3 cm. Pintu senthong tengen di sebelah utara. Memiliki kusen pintu 122 cm x 230 cm tebal 12 cm x 12 cm. Terdapat hiasan matahari terbit di bagian atas pintu. Daun pintu 51 cm x 184 cm. Dengan motif hiasan wajik pada pintu. Di 
sebelah barat terdapat jendela 75 cm x 93 cm dengan ketebalan 8,5 cm x 3 cm. Pada dinding emper dalem sisi barat terdapat roster dengan model geometris. Pada sisi timur pringgitan terdapat pintu ke teras timur dengan model kupu tarung. Ukuran kusen 178 cm x 88 cm. Ukuran daun pintu 177 cm x 68 cm. Pintu dalem sisi selatan: model kupu tarung dengan motif hiasan wajik pada daun pintu dan matahari terbit diatas pintu. Ukuran kusen pintu utara 200 cm x 233 cm. Tebal kusen 15 cm x 13 cm. Kondisi kusen terdapat kerusakan karena keropos di sisi timur bawah Ukuran pintu 91 cm x 184cm. Tebal 5 cm. Engsel dari besi tebal. Ada pengunci engsel besi dua buah untuk palang kayu. Pada bagian kusen pintu terdapat hiasan profil. Pintu dalem sisi timur dan barat : model kupu tarung dengan hiasan di atas pintu motif wajik. Jendela di bagian dalem sisi Utara model barrier wall (daun pintu ganda). Jendela luar dari kayu motif hiasan wajik, jendela dalam dari bingkai kayu dengan kaca berupa kaca es di bagian sisi bawah, sedangkan sisi atas kaca bening. Ukuran Kusen jendela 125 cm x 150 cm tebal 12 cm. Ukuran daun jendela 47 cm x 127 cm. Tebal daun jendela luar 4 cm, bagian dalam tebal 3 cm. Model engsel bagian dalam: engsel baru, bagian luar engsel model lama. Handel jendela model cincin besi. Jendela sisi timur dan barat ada kisi-kisi dari kayu dengan ukuran 5 cm x 5 cm. Bagian dalem memiliki empat buah sokoguru dengan ukuran 19 cm cm x 19 cm berdiri di atas umpak berukuran bagian bawah 49 cm x 49 cm, bagian atas 24 cm x 24 cm dan tinggi 32 cm. Terdapat dhadha peksidengan hiasan sulur-suluran yang dicat warna keemasan dan hitam. Terdapat empat buah ander dengan motif sulur-suluran dan dicat warna emas dan hitam. Pada bagian dhadha peksi tergantung lampu gantung. Pada bagian pringgitan terdapat empat buah saka penanggap dengan ukuran 12 cm x 12 cm x 195 cm. Di keempat sokoguru di antara blandar lar-laran terdapat hiasan bentuk 
mayangkoro yang bagian kelopaknya dihias dengan ukiran bermotif flora dengan cat warna keemasan.
Di sebelah timur dalem terdapat teras dengan tembok rendah sebagai pembatas. Terdapat sekat dinding dari asbes di sisi Utara teras. Pada teras timur ini terdapat pintu masuk ukuran kusen 116 x 248 cm. Pintu model kupu tarung dengan ukuran 190 cm x 47 cm dengan tebal 3 cm. Bagian atas pintu (tebeng) terdapat hiasan wajik. di bagian sebelah timur teras terdapat pintu yang memiliki tritisan di sisi luar dan dalam.
Emper sisi timur dalem dengan saka emper berukuran 12 cm x 12 cm x 195 cm Lantai emper berupa tegel keramik warna abu-abu dengan ukuran 20 cm x 20 cm. Kerangka atap bagian dalem menggunakan usuk yang disusun model ri gereh. Atap ditutup menggunakan genteng tanah liat jenis genteng kripik. Genteng menumpu pada reng di atas usuk. Wuwungan di atas dudur (jurai) dan di atas molo (nok) ditutup dengan wuwung seng. Di bagian sisi barat terdapat kanopi dengan struktur besi. Atap kanopi menggunakan bahan fiberglass.

5) Bangunan Bagian Belakang
Bangunan bagian belakang memiliki atap tipe Kampung dengan genteng model paris. Bangunan bagian belakang terdiri dari kamar mandi, gudang barat, gudang timur, ruang makan dan dapur. Bangunan kamar mandi memiliki dinding dengan tebal 20 cm. Dinding bangunan kamar mandi sebelah timur ditutup dengan tegel berwarna kuning berukuran 20 cm x 20 cm.
Bangunan kamar mandi memiliki dua buah ruang kamar mandi dengan pintu menghadap timur. Kedua pintu tersebut terbuat dari kayu berdaun satu. Kusen pintu kamar mandi berukuran 186 cm x 80 cm, sedangkan daun pintu berukuran 186 cm x 60 cm tebalnya 3 cm. Pintu dicat dengan warna cokelat serta tidak berornamen. Kedua pintu tersebut dapat ditutup dengan sempurna tetapi tidak dapat dikunci baik dari dalam maupun dari luar. Masing-masing ruang kamar mandi juga dilengkapi dengan sebuah 
ventilasi yang ditutup dengan kaca.
Pada dinding utara bangunan kamar mandi terdapat sebuah pintu terbuat dari kayu dan berdaun satu. Pintu tersebut menghubungkan bangunan kamar mandi dengan bagian belakang bangunan. Kusen pintu berukuran 200 cm x 78 cm, sedangkan daun pintu berukuran 200 cm x 66,5 cm, serta tebalnya 3 cm. Pintu dicat dengan warna cokelat serta tidak berornamen. Pintu dapat ditutup dengan sempurna dan dikunci menggunakan selot pada bagian atas. Adapun selot bagian bawah tidak berfungsi. Pada bagian selatan bangunan kamar mandi terdapat sebuah tiang yang didirikan di atas landasan yang terbuat dari plasteran semen setinggi 13 cm. Tiang terbuat dari kayu dan berukuran 12,5 cm x 9 cm. Saat ini tiang dan landasan dicat dengan warna cokelat. Tiang tidak berornamen. Gudang bagian barat berukuran 4,07 m x 3,96 m. Gudang bagian barat memiliki emper berukuran 4,07 m x 1,79 m. Gudang bagian barat memiliki lantai dua yang bertumpu di atas plafon. Saat ini gudang bagian barat dipergunakan untuk menyimpan furnitur berupa meja dan lemari, sedangkan lantai dua tidak difungsikan. Ruang makan berukuran 5,1 m x 2,5 m. Saat ini ruang makan tidak difungsikan. Di tengah ruang makan terdapat sebuah tiang dari besi dan sebuah bukaan sumur yang bagian atasnya ditutup dengan keramik berwarna cokelat. Gudang bagian timur berukuran 5,47 m x 2,98 m. Saat ini gudang timur tidak difungsikan. Dapur berada di sebelah selatan gudang bagian timur. Saat ini dapur tidak digunakan sebagaimana fungsinya tetapi dijadikan sebagai tempat penyimpanan bahan material bangunan.Bangunan bagian belakang tidak termasuk bagian bangunan Cagar Budaya yang tidak ditetapkan, karena merupakan bangunan baru. 


Status : Bangunan Cagar Budaya
Alamat : Citran RT 04, Jagalan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.8269° S, 110.39565° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Bantul 387 Tahun 2023


Lokasi Rumah Tradisional Mbah Bong di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Rumah Tradisional Mbah Mbong merupakan bangunan tradisional jawa yang terletak di Kawasan Cagar Budaya Kotagede secara administratif bangunan tersebut berada pada Padukuhan Citran RT 04, Kalurahan Jagalan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. Arsitektural bangunan joglo adalah tradisional Jawa dengan Pendopo, dalem, pringgitan, dan pawon sebagai komponen masing-masing joglo. Tahun 2015 bangunan rumah tradisional dibeli oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan DIY sebagai aset pemerintah daerah. Setelah dibeli pemerintah daerah joglo ada penambahan atau perubahan pada beberapa bagian. Pada tahun 2018 dan 2019 Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan DIY melakukan kegiatan rehabilitasi.Rumah tradisional ini dikenal dengan nama rumah Mbah Mbong. Penyebutan Mbah Mbung dari kata “gembong” yang berarti tokoh. Rumah tradisional Mbah Mbong diselesaikan pada tahun 1910. Rumah tradisional tersebut awalnya berada dalam satu pekarangan dengan Rumah Tradisional Nur Johan yang dahulu dimiliki oleh keluarga Tumenggung abdi dalem Keraton Surakarta. Hal tersebut menjadikan Joglo Kotagede ini disebut juga dengan “Joglo Tumenggungan”. Pada waktu itu rumah tradisional ini ditempati oleh R. Ng. Bahoewinangoen, seorang abdi dalem pada masa HB VII. Selain menjadi seorang abdi dalem, R. Ng. Bahoewinangoen juga merupakan pemilik konsesi di bidang pengadaan kain mori, serta seorang saudagar emas dan intan di Yogyakarta. Setelah masa R. Ng. Bahoewinangoen, maka rumah ini diwariskan kepada anak-anaknya yaitu R. Prawiro Hardjo dan R. Ahmad Kasmat masing-masing mendapatkan warisan satu bangunan. Bangunan sebelah barat dinamakan Rumah Tradisional Nur Johan (Joglo Jatikumaran) sedangkan bangunan sebelah timur dinamakan Rumah Tradisional Mbah Mbong. Anak pertama R. Ng. Bahoewinangoen, yaitu R. Prawiro Hardjo merupakan seorang pengrajin perak sedangkan Prof. R.H.A. Kasmat Bahoewinangoen (15 Mei 1908- 19 April 1996) yang terkenal dengan panggilan Mister, merupakan seorang lulusan Hukum Universitas Leiden, Belanda. Sepulangnya Belanda, Prof. R.H.A. Kasmat Bahoewinangoen juga pernah menjabat sebagai pengurus besar Muhammadiyah dan Partai Islam Indonesia.
Riwayat Rehabilitasi : Rehabilitasi oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Yogyakarta Tahun 2018 dan 2019
Nilai Sejarah : Memberikan informasi mengenai tokoh Prof. R.H.A. Kasmat Bahoewinangoen seorang pengurus besar Muhammadiyah pada masa perjuangan
Nilai Ilmu Pengetahuan : Rumah Tradisional Mbah Mbong merupakan bukti arkeologis dan arsitektur tradisonal Jawa; serta bermanfaat untuk dijadikan objek penelitian teknik, arsitektur, arkeologi, antropologi, dan sejarah. 
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta
Catatan Khusus : Koordinat : X: 433372 Y: 9134445