Loading

Candi Perwara Selatan Candi Kedulan

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Candi Kedulan terletak di Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Kedulan merupakan candi yang berlatar belakang agama Hindu. Hal ini berdasarkan temuan hasil penggalian, antara lain Lingga-Yoni, Arca Nandiswara, Arca Mahakala, Arca Ganesha, Arca Agastya, Arca Durga, Arca Nandi, Prasasti  Sumundul, Prasasti Pananggaran dan Prasasti Tlu Ron.   

Pada Kompleks Candi Kedulan terdapat empat bangunan. Keempat bangunan tersebut terdiri atas sebuah bangunan candi induk dan tiga bangunan candi perwara. Salah satu candi perwara di Kompleks Candi Kedulan yaitu Candi Perwara Selatan. 

Candi Perwara Selatan Kedulan merupakan candi yang berbahan batu andesit. Candi berukuran 4, 64 meter  x 4, 71 meter, tinggi 2.90 meter. Bagian-bagian Candi Perwara Selatan Kedulan sebagai berikut: 

A. Kaki Candi 
Pada sisi barat terdapat tangga masuk menuju bilik candi. Pada pipi tangga  masuk, di sisi selatan ditemukan  hiasan kala dan makara, sedangkan pada sisi utara tidak ditemukan hiasan kala.  Hiasan makara pada ujung bawah pipi tangga dihiasi dengan burung. Berbeda dengan hiasan di bawah pipi tangga candi induk, hiasan burung pada pipi tangga candi perwara mengarah ke luar (ke arah utara dan selatan). 

B. Tubuh Candi 
Untuk memasuki bilik Candi Perwara terdapat gapura paduraksa. Pada bagian atas gapura dihiasi dengan mercu dan kemuncak atap gapura. Pada penampil  Bangunan Candi Perwara Selatan Kedulan dihiasi makara. 

Pada lantai bilik , terdapat batu umpak berjumlah empat. Batu umpak Candi Perwara Selatan Kedulan berbentuk lingkaran.  

Pada Bangunan Candi Perwara Selatan Kedulan terdapat perapian  yang digunakan sebagai sarana upacara Agnihotra. Agnihotra merupakan upacara penting dalam Veda untuk memuja Dewa Agni, upacara dilaksanakan sehari-hari oleh golongan grhastin. Beberapa komponen yang harus ada dalam penyelenggaraan upacara Agnihotra adalah: (a) Api, (b) Pelaku Upacara (Hotri, Hotraka, dan Yajamana,), dan (c) Sarana dan Prasarana Upacara Agnihotra. Terdapat tiga api dalam upacara Agnihotra,  (1) api persembahan timur yang disebut ?havan?ya yang dinyalakan di sumur api persegi, (2) api barat yang disebut g?rhapatya menyala di sumur api melingkar, yang melambangkan api perumah tangga, dan (3) api selatan yang disebut dak?i??gni.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Klasik
Alamat : Kedulan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.74255° S, 110.469423° E

SK Walikota/Bupati : Keputusan Bupati Sleman


Lokasi Candi Perwara Selatan Candi Kedulan di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Jenis Ragam Hias : Pada pipi tangga  masuk, di sisi selatan ditemukan  hiasan kala dan makara, sedangkan pada sisi utara tidak ditemukan hiasan kala.  Hiasan makara pada ujung bawah pipi tangga dihiasi dengan burung. Berbeda dengan hiasan di bawah pipi tangga candi induk, hiasan burung pada pipi tangga candi perwara mengarah ke luar (ke arah utara dan selatan).
Peristiwa Sejarah : Sejarah Pelestarian Bangunan Candi Kedulan     a) Ekskavasi, pengumpulan data, dan anastilosis (susun coba) pada tahun 1993 s.d. 2001. b) Studi kelayakan pada tahun 2002. Hasilnya kegiatan: a) menemukan komponen batu candi sebanyak 85%; b) bentuk candi dapat diketahui; c) rekomendasi bahwa Candi Kedulan layak dipugar. c) Studi teknis pada tahun 2004. Hasil kegiatan: a) menentukan teknis pelaksanaan pemugaran, b) menetapkan jumlah anggaran biaya untuk pemugaran, dan c) menentukan rencana penataan lingkungan Candi Kedulan. d) Studi perencanaan pelestarian dan pengembangan Situs Kedulan sebagai Kawasan Pariwisata dilakukan pada tahun 2005. e) Studi perencanaan masterplan penataan Kawasan Pariwisata Candi Kedulan pada tahun 2006. f) Pada tahun 2015 mulai dilakukan pengintensifna pekerjaan pencaria, pengumpulan, klasifikasi dan penyusunan percobaan pada komponen candi perwara candi kedulan. g) Pengumpulan data dan pembongkaran Candi Induk pada tahun 2015 dan 2017. h) Pemugaran Candi Induk pada tahun 2018. i) Pemugaran Candi Perwara Kedulan dilakukan pada 18 Februari 2019 sampai dengan 29 November 2019 
Konteks : Sumber tertulis yang dapat dikaitkan dengan Candi Kedulan adalah tiga buah prasasti yang ditemukan, yaitu Prasasti Sumuņdul dan Prasasti Pananggaran pada tahun 2002. Sementara Prasasti Tlu Ron ditemukan tahun 2015. Ketiga prasasti tersebut bertuliskan huruf serta bahasa Jawa Kuna berangka tahun 791 Saka (869 M). Ketiga prasasti tersebut telah berhasil dibaca, diterjemahkan, dan diinterpretasikan oleh Cahyono Prasodjo dan Riboet Darmosutopo dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Isinya yaitu menjelaskan tentang adanya sebuah dawuhan (dam) yang digunakan oleh masyarakat dari dua desa yakni Pananggaran dan Parhyangan untuk membiayai pemeliharaan bangunan suci serta adanya kewajiban membayar pajak untuk pengelolaan dam tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat pada masa itu sudah mengenal manajemen irigasi, pemanfaatannya dalam pertanian dengan baik, dan perekonomian dalam hal pengelolaan pajak. Pada ketiga prasasti tersebut juga disebutkan adanya bangunan suci bernama Tiwagaharyyan, namun tidak ada keterangan yang menunjukkan bahwa bangunan suci itu adalah Candi Kedulan atau bukan. Sampai saat ini juga belum ditemukan bukti pendukung mengenai waktu pendirian bangunan suci Tiwagaharyyan. Oleh karena itu, untuk menentukan masa pendirian Candi Kedulan untuk sementara ini mengacu pada angka yang tertera pada prasasti Sumuņdul, prasasti Pananggaran, dan Prasasti Tlu Ron yang berangka tahun 791 Saka atau 869 Masehi. Kedua prasasti tersebut diperkiran dibuat sezaman dengan masa pendirian Candi Kedulan.  Candi Kedulan pertama kali ditemukan pada 24 September 1993 oleh penambang pasir dalam kondisi terpendam tanah. Candi tersebut tertimbun material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi yang terjadi secara bertahap selama berabad-abad. Upaya penyelamatan terhadap Candi Kedulan pertama kali dilakukan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala DIY (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X) bekerja sama dengan Departemen Arkeologi Universitas Gadjah Mada melakukan ekskavasi penyelamatan pada 15 s.d. 24 November 1993.
Riwayat Penemuan : Candi Kedulan pertama kali ditemukan pada 24 September 1993 oleh penambang pasir dalam kondisi terpendam tanah.
Riwayat Pemugaran : Pemugaran Candi Induk pada tahun 2018Pemugaran Candi Perwara Kedulan dilakukan pada 18 Februari 2019 sampai dengan 29 November 2019Pada tahun 2015 mulai dilakukan pengintensifna pekerjaan pencaria, pengumpulan, klasifikasi dan penyusunan percobaan pada komponen candi perwara candi kedulan
Riwayat Penelitian : Ekskavasi, pengumpulan data, dan anastilosis (susun coba) pada tahun 1993 s.d. 2001Studi kelayakan pada tahun 2002. Hasilnya kegiatan: a) menemukan komponen batu candi sebanyak 85%; b) bentuk candi dapat diketahui; c) rekomendasi bahwa Candi Kedulan layak dipugarStudi teknis pada tahun 2004. Hasil kegiatan: a) menentukan teknis pelaksanaan pemugaran, b) menetapkan jumlah anggaran biaya untuk pemugaran, dan c) menentukan rencana penataan lingkungan Candi KedulanStudi perencanaan pelestarian dan pengembangan Situs Kedulan sebagai Kawasan Pariwisata dilakukan pada tahun 2005Studi perencanaan masterplan penataan Kawasan Pariwisata Candi Kedulan pada tahun 2006Pengumpulan data dan pembongkaran Candi Induk pada tahun 2015 dan 2017
Nilai Sejarah : Bangunan Candi Perwara Selatan Kedulan mempunyai arti khusus bagi perkembangan sejarah kebudayaan Mataram Kuno abad IX - X M. Menurut Sumber tertulis yang dapat dikaitkan dengan Candi Perwara Selatan Kedulan adalah tiga prasasti yaitu prasasti Sumu?dul, prasasti Pananggaran dan prasasti Tlu Ron. Ketiga prasasti tersebut bertuliskan huruf serta bahasa Jawa Kuna berangka tahun 791 Saka (869 M)  dan Prasasti Tlu Ron berangka tahun 822 Saka (900 M), sehingga usia Bangunan Candi Perwara Selatan Kedulan saat ini sudah lebih dari 50 tahun.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Sebagai bahan kajian bagi berbagai bidang ilmu seperti arkeologi, sejarah, arsitektur, dan geologi. 
Nilai Agama : Sebagai bahan pembelajaran agama, khususnya agama Hindu.
Nilai Pendidikan : Sebagai bahan pembelajaran untuk pelajar dan pengajar.
Nilai Budaya : Bangunan Candi Perwara Selatan Kedulan  memiliki nilai budaya yang tinggi yang dapat digunakan sebagai penguatan kepribadian bangsa, khususnya di Kabupaten SlemanMerupakan bukti adanya kebudayaan Hindu yang pernah tumbuh dan berkembang di daerah tersebut pada masa Mataram Kuno
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X
Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X
Catatan Khusus : Koordinat pada SK Bupati Sleman: (UTM) 49 S 441494, 9144127Tinggi bangunan: 2.90 meter