Lokasi Penemuan | : | Padukuhan Pinggir, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul |
Bahan Utama | : | Batu Andesit |
Keterawatan | : | / |
Dimensi Benda | : |
Panjang - Lebar 45 cm Tinggi 72 cm Tebal 50 cm Diameter - Berat - |
Peristiwa Sejarah | : | Arca Laksmi (Nomor Inventaris C.56) di Padukuhan Pinggir RT 5, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul pernah diinventaris serta tercatat dalam:a. Laporan Inventarisasi Kepurbakalaan di Kecamatan Bambanglipuro, Bantul Tahun 1984 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta,b. Laporan Inventarisasi Kepurbakalaan di Kecamatan Bambanglipuro, Bantul Tahun 1990 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta, danc. Laporan Herinventarisasi Benda Cagar Budaya di Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul Tahun 2015 oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta. |
Konteks | : | Kebudayaan Hindu berkembang di Jawa pada abad ke-7 Masehi. Melalui Prasasti Dakawu/Tukmas yang ditemukan di Grabag, Magelang dapat diketahui adanya masyarakat pemeluk agama Hindu yang memuja mata air suci yang mengalirkan air layaknya Sungai Gangga.Pada abad ke-8, agama Hindu menjadi salah satu agama kerajaan Mataram Kuno yang berdiri di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Raja pertama Mataram Kuno yang bernama Sanjaya merupakan penganut agama Hindu. Ia mendirikan lingga di atas Gunung Wukir sebagai bukti kejayaannya. Penerus Sanjaya yang beragama Hindu kemudian memerintahkan pendirian Candi Prambanan yang megah sebagai tempat sembahyang kerajaan.Di Bantul, perkembangan agama Hindu dapat diketahui melalui temuan berupa bangunan, struktur, arca, dan prasasti yang tersebar dari bagian utara hingga selatan Kabupaten Bantul. Di Mangir, Kasihan, dan sekitar Makam Syeh Belabelu di Kretek, telah ditemukan yoni dan arca Nandi yang menunjukkan bahwa persebaran kebudayaan Hindu tidak hanya ada di sekitar Prambanan.Arca diyakini sebagai media untuk berinteraksi dengan dewa. Oleh karena itu arca-arca dewa tidak dapat dibuat secara sembarangan. Terdapat ketentuan-ketentuan khusus yang harus dipenuhi pemahat agar arca dapat ditempatkan dalam tempat persembahyangan. Di India, arca Laksmi mendapatkan penghormatan khusus karena ia adalah pasangan Wisnu. |
Riwayat Penemuan | : | Arca Laksmi (Nomor Inventaris C.56) ditemukan di pekarangan warga Padukuhan Pinggir, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. |
Nilai Sejarah | : | Memperlihatkan bukti-bukti peradaban sejarah di Indonesia, pengenalan agama dan kebudayaan India, dan teknik pahat yang memperlihatkan kemajuan kehidupan masyarakat waktu itu, serta menunjukkan informasi bahwa di Padukuhan Pinggir, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro sudah ada masyarakat yang menganut agama Hindu dalam tata kehidupan yang terstruktur. |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Mempunyai potensi untuk diteliti dalam rangka menjawab masalah di bidang ilmu arkeologi, sejarah, dan antropologi. |
Nilai Agama | : | Menunjukkan adanya benda yang masih terkait dengan aktivitas keagamaan atau religi agama Hindu pada abad ke-8 hingga abad ke-10. |
Nilai Budaya | : | Sebagai hasil kebudayaan yang mencerminkan jati diri suatu bangsa, kedaerahan atau komunitas tertentu yaitu komunitas penganut agama Hindu pada abad ke-8 hingga ke-10 di Kapanewon Bambanglipuro. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X |
Nama Pengelola | : | Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X |