Masjid Sulthoni Wotgaleh terletak di dusun Noyokerten, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Masjid ini lebih tepatnya berada di sebelah selatan Bandara Adisucipto Yogyakarta. Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Kerajaan Mataram Islam tahun 1600 M dan dikenal sebagai masjid Pathok Negoro. Masjid ini selain memiliki fungsi religi juga mempunyai fungsi sebagai tempat pertahanan rakyat sesuai dengan namanya Pathok Negoro atau batas terluar wilayah kerajaan. Di belakang masjid ini terdapat makam “Hastono Wotgaleh†tempat Panembahan Purbaya I (putera Panembahan Senopati Mataram) dan kerabatnya dimakamkan.
Bangunan Masjid Sulthoni Wotgaleh sudah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pada bagian lantai masjid seluruhnya sudah diganti dengan keramik berwarna putih. Di bagian dalam ruangan utama, pada dinding ruangan telah diberi keramik setinggi 1 meter hingga bagian mihrab. Empat saka guru yang menopang bagian atap beserta umpaknya masih dalam kondisi asli. Bagian tumpangsari telah diberi tambahan elemen kayu baru dan dipernis sehingga terlihat mengkilat. Bagian pintu dan jendela masih menggunkan komponen asli. Bagian usuk menggunakan model ri gereh, yaitu sejajar lurus satu sama lain dan tidak memusat. Pada bagian usuk ini terdapat beberapa elemen yang sudah diganti dengan kayu yang baru. Secara bentuk keseluruhan bangunan Masjid Sulthoni Wotgaleh masih mempertahankan bentuk aslinya, hanya saja perbaikan yang dilakukan tidak sesuai aturan yang ada dan mengalami beberapa penambahan.
Fungsi masjid ini masih urth, yaitu sebagai tempat ibadah umat muslim di sekitarnya. Selain itu, ada juga yang berziarah ke makam Panembahan Purbaya I.
Referensi : Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. 2014. Lensa Budaya 2: Menguak Fakta Mengenali Keberlanjutan. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. 2003. “Mosaik Pusaka Budaya Yogyakarta.†Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta."