Loading

Deskripsi Singkat

Arsitektur Masjid Giriloyo sama dengan bangunan masjid tua lainnya dengan model limasan dengan atap tumpang satu (tajug). Di ujung atapnya terdapat mustaka menyerupai mahkota berbentuk bunga kenanga dari tembaga. Masjid terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu ruang utama, serambi, pawestren, dan kolam.

Bagian ruang utama masih utuh seperti semula. Denah ruang utama berbentuk segiempat dengan luas 127 m2. Struktur atap tumpang ditopang dengan empat buah sokoguru terbuat dari kayu jati. Sokoguru berdiri di atas umpak batu andesit. Usuk bagian penanggap disusun bentuk paniyung (ruji payung). Penutup atap menggunakan genteng vlaam.

Di bagian tengah/di bawah menara ditutup dengan plafon kayu. Dinding ruang utama berupa pasangan bata berplester, dicat putih dengan tebal dinding 30 cm. Pada dinding sisi timur terdapat tiga pintu dengan dua daun pintu. Pada sisi selatan terdapat satu pintu berdaun satu yang menghubungkan ke ruang pawestren. Pada dinding sisi barat terdapat dua jendela berdaun dua dengan jeruji besi dan mihrab di bagian tengah. Pada dinding sisi utara terdapat satu pintu berdaun dua menuju ke ruangan untuk menyimpan keranda.

Di dalam ruangan tersebut terdapat mimbar tempat khatib menyampaikan khotbah. Juga terdapat bedug, kentongan, dan beberapa keranda yang disimpan di samping masjid.

Di sebelah selatan ruang utama terdapat bangunan limasan yang ditopang dengan saka dari kayu, bagian usuk dipasang model ri gereh (duri ikan). Bangunan ini terbagi menjadi dua ruangan, yaitu ruang pawestren di bagian barat yang dulu biasa digunakan untuk jamaah perempuan dan serambi di sebelah timur.

 Ruang pawestren berdenah persegi panjang, seluas 40,36 m2 dibatasi dengan dinding tembok berplester dicat warna putih, tebal dinding 30 cm. Pada dinding sisi timur terdapat satu pintu berdaun dua. Pada sisi selatan terdapat satu jendela berdaun dua dengan jeruji besi dan satu pintu berdaun dua. Pada dinding sisi utara terdapat satu pintu berdaun satu. Dinding ini sekaligus menggantikan tiang kayu untuk menopang konstruksi atap, namun masih ada dua tiang kayu yang tersisa di dalam pawestren.

Ruang yang digunakan untuk serambi seluas 27,94 m2 dan ditopang dengan lima saka dari kayu. Pada sisi selatan terdapat pagar dari papan kayu. Lantai bangunan limasan berupa tegel abu-abu polos.

Serambi berbentuk bangunan limasan berdenah persegi panjang berukuran 80,55 m2. Serambi masih berbentuk seperti aslinya, belum mengalami perubahan. Konstruksi atap ditopang oleh delapan saka dari kayu yang berdiri di atas umpak batu andesit. Usuk dipasang model ri gereh dengan penutup atap berupa genteng vlaam. Serambi dibatasi dengan pagar kayu. Lantai serambi berupa tegel abu-abu polos.

Di depan serambi terdapat dua kolam dengan ukuran masing-masing 10,72 m2. Dahulu, kolam digunakan para jemaah untuk membersihkan kaki sebelum masuk masjid agar bersih dari segala kotoran.

Saat gempa 27 Mei 2006 bangunan tidak rusak, tetapi hanya retak-retak pada tembok sisi selatan saja. Meskipun sudah ada tiga buah pintu dan empat jendela, ruang utama masjid masih tampak gelap. Udara di dalam masjid sangat sejuk karena banyak pepohonan rindang tumbuh di sekeliling masjid. Pada malam hari banyak para peziarah yang berkunjung ke masjid dan makam serta tinggal hingga salat subuh. Saat bulan puasa, masjid ramai dikunjungi pada 10 hari terakhir atau malam ke-21 Ramadhan dan seterusnya.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Islam
Tahun : 1888
Alamat : Rt 02, Dsn Cengkehan, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.91761583° S, 110.4068755° E

SK Walikota/Bupati : KepBup Bantul Nomor 533 Tahun 2019


Lokasi Masjid Giriloyo di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Tradisional
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Tradisional
Fungsi Bangunan : Religi/Keagamaan
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Asli
  2. Ventilasi,Asli
  3. Jendela,Asli
  4. Kolom/Tiang,Asli
  5. Lantai,Asli
  6. Plafon,Asli
  7. Atap,Asli
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Deskripsi Fasad : Masjid dengan bentuk atap tajuk di belakang atap limasan ini jika dilihat dari depan terlihatseperti berlapis-lapis. Serambi masjidbagian samping beratap limasan dengantinggi atap sama dengan serambi bagiandepan.
Deskripsi Konsol : Konsol ini berbentuk segitiga sama kakidengan bagian kaki yang menyanggatritisan. Jika dilihat dari bentuknya atap inimerupakan tambahan atau tidak semasadengan pendirian masjid ini.
Deskripsi Jendela : Jendela masjid ini hanya terdapat satu jenis. Berwarna hijau tua pada kusen dengan kisikisiberwarna kuning. Jendela ini memilikidua lapis. La;is pertama berupa kisi-kisivertical dengan bahan kayu sedangkandibagian dalam atau lapis kedua berupadaun jendela dengan warna hijau tua.Terdapat daun jendela pada jendela ini dansering disebut dengan jendela kupu tarong.
Deskripsi Pintu : Pintu pada masjid ini masih berupa satu tipe pintu karena belum mengalami banyakperubahan maupun penambahan. Sepertiyang terlihat pada gambar diatas, daun pintudengan warna dasar hijau tua dengan list kuning dibagian tepi ini masih terlihat kokohdan dalam kondisi baik.
Deskripsi Atap : Bangunan dengan dua macam bentuk atapini yaitu joglo dan limasan. Penutup atapberupa genting tanah liat dengan rangkaatap kayu menghiasi bagian atap padamasjid ini.
Deskripsi Lantai : Pada bagian pengisi lantai masjid berupa tegel dengan kondisi yang masih baik.
Deskripsi Kolom/Tiang : Kolom atau tiang yang ada di bangunan ini masih sangat baik dengan kondisi yangterawat. Belum mengalami perubahan perubahan.
Deskripsi Ventilasi : Tidak terdapat ventilasi atau lubang udarabentuk apapun pada masjid ini.
Deskripsi Plafon : Masjid tidak memliki plafond 
Jenis Ragam Hias : (a) Padma pada soko guru Pada soko guru terdapat umpak denganmotif Padma yaitu motif teratai.
Arsitek : Masjid ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwana I pada tahun 1788 M, berdasarkan sengkalan yang ditemukan di Masjid.
Desain : Bangunan mempunyai ciri khas bangunan masjid pada abad 17 yang masih baik dan terawat. Tidak mengalami banyak perubahan dan penambahan. Bangunan denga
Interior : Bagian dalam masjid ini sangat baik dengan kondisi yang terawat akan tetapi tidak sebaik dengan Masjid Pajimatan. Desain yang sama begitu juga dengan
Fungsi Situs : Religi/Keagamaan
Fungsi : Religi/Keagamaan
Tokoh : Pembangunan Masjid Giriloyo ditandai dengan sengkalan pada prasasti berbunyi “kar(e)ti rupaning giri tunggal” yang bermakna tanggal 22 Robingulawal tahun Jumakir, yang jatuh pada tanggal 1 februari 1788 M, pada saat Sultan Hamengku Buwana I memerintah Keraton Ngayogyakarta hadiningrat.
Peristiwa Sejarah : Kisah berdirinya kompleks Masjid dan Makam Giriloyo erat kaitannya dengan kompleks Masjid Pajimatan dan Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri. Masjid dan Makam Giriloyo serta Makam Raja-Raja Imogiri usianya tidak jauh berbeda, sekitar abad 16 M. Kedua tempat tersebut diperkirakan dibangun saat pemerintahan Sultan Agung. Kedua tempat itu terletak di perbukitan di kawasan Imogiri. Bentuk bangunan masjid kedua tempat tersebut juga hampir sama, yakni memiliki model atap tumpang dan limasan dengan bahan utama kayu jati. Pendirian Masjid Giriloyo diketahui dari Prasasti Masjid Giriloyo. Prasasti terbuat dari batu putih berukuran 40 x 41 cm. Prasasti tersebut ditulis menggunakan aksara Jawa Baru dan Bahasa Jawa. Prasasti terbaca: pémut kala ngadegging masjid hing giri laya ngahad legi ping kalih likur rabingullawal jimakir mankanan rakaning rakaning warsya 171 4. sinengkalan kareti rupaning giri tunggal panyeraté hing sanènn wagé   Terjemahan: peringatan waktu berdirinya masjid di giri laya pada hari Ahad Legi tanggal 22 bulan Rabingullawal tahun Jimakir demikianlah angka tahunnya 171 4, diberi tanda sengkalan tahun kar(e)ti rupaning giri tunggal penulisannya di hari Senin Wage Masjid Giriloyo masih merupakan satu kompleks dengan Makam Giriloyo, letak bangunan terletak pada kaki bukit Giriloyo.
Konteks : Kesamaan arsitektural bangunan masjid Girirloyo yangsama dengan bangunan Masjid Gedhe Mataram padakompleks Makam Kotagedhe, Kotagedhe. Kesamaanarstitektural pada bangunan masjid ini juga terlihatpada ketiga bangunan masjid lainnya pada kawasanImogiri, yakni Masjid Imogiri dan MasjidBanyusumurup.Masjid ini memiliki mimbar asli yang memiliki kesamaandengan mimbar milik Kagungan Ndalem Masjid GedeKraaton Ngayogyakarta atau Masjid Gedhe KratonYogyakarta.
Riwayat Rehabilitasi : Bangunan masjid belum pernah mengalami rehabilitasi secara besar-besaranseperti pasca gempa atau lainnya. Hanya pengecatan yang setiap tahundilakukan dan pembersihan abgian masjid yang kurang baik sertapenambahan tempat wudhu pria yang dilakukan pada 2016.
Nilai Sejarah : Masjid Giriloyo berkaitan erat dengan sejarah Mataram pada periode pemerintahan Sultan Agung (1613-1645).Masjid Giriloyo berkaitan dengan rencana pembangunan makam Sultan Agung dan keturunannya.Memberikan informasi tentang hubungan antara pendirian Masjid Giriloyo dan para tokoh utama kerajaan Mataram Islam.Memberikan informasi mengenai konsep pembangunan makam keluarga raja pada masa Kerajaan Mataram Islam.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Arsitektur Masjid Giriloyo menunjukkan bahwa bangunan dinding pagar dan gapura dipengaruhi oleh gaya arsitektur Hindu, yang tampak pada gapura paduraksa, dinding pagar keliling, dan kelir. Dari segi ilmu Teknik Sipil memberikan informasi tentang penggunaan teknologi bata kosod pada struktur dinding.Dari segi arkeologi memberikan informasi tentang sistem tata ruang kota Islam di Jawa.Dari sisi ilmu sejarah memberikan informasi tentang peristiwa penting yang terjadi pada masa Mataram Islam pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645).
Nilai Agama : Masjid ini sudah menjadi tempat peribadatan umat muslim sejak dibangun pada masa Sultan Agung (1613-1645).
Nilai Pendidikan : Memberikan informasi kepada peserta didik tentang sejarah Mataram Islam, teknologi pembangunan pemakaman, dan perilaku berziarah masyarakat Jawa.
Nilai Budaya : Memberikan informasi tentang ragam hias dan ornamen yang ada di Masjid Giriloyo yang menunjukkan keberlanjutan dari kebudayaan masa sebelumnya.Memberikan informasi tentang masih adanya kepercayaan masyarakat Jawa terhadap hal-hal yang bersifat mistis.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta
Alamat Pemilik : Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta
Alamat Pengelola : Dsn. Cengkehan, Kel. Wukirsari
Persepsi Masyarakat : Keberadaan masjid ini sangat kental akan cerita mistis yang beredardimasyarakat. Keran merupakan salah satu masjid tertua di Yogyakarta,masjid ini sering menjadi destinasi. Selain karna menjadi satu dengan makamGiriloyo, masjid ini pun sering dikunjungi sebagai salah satu destinasi spiritualyang ada di Imogiri.
Catatan Khusus : Masjid Giriloyo merupakan bukti sejarah Kerajaan Mataram Islam, sebagai tempat ibadah yang memiliki ciri khas arsitektur masjid kuno di Jawa.