Loading

Deskripsi Singkat

Hotel Vogels berada di Jl. Tlogo Putri, Kelurahan Hargbinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan ini terletak di koordinat geografis S 7, 59892 º dan E 110,4268 º dengan elevasi 900 mdpl. Hotel Vogels ini memiliki fasad yang menghadap arah timur dan dekat dengan jalan kaliurang.

Hotel Vogels dibangun sekitar tahun 1926 oleh Sultan HB VIII yang saat itu pernah dijadikan padepokan, setelah itu dibeli oleh Perdana Mentri pertama Indonesia yaitu Dr. Soekiman yang difungsikan sebagai penginapan sekitar tahun 1950. Pada tahun 1950-1980 bangunan ini digunakan sebagai mess perwira AAU ketika AAU belum memiliki mess di daerah Kaliurang. Tahun 1980, bangunan ini dibeli oleh Bp. Abdul Rosyid yang difungsikan sebagai penginapan umum hingga kini yang diwariskan secara turun-temurun oleh anaknya. Pengelola Hotel Vogels saat ini merupakan keluarga dari Abdul Rosyid yaitu Bp. Cristian Awuy sejak tahun 1983.
Bangunan Hotel Vogels memiliki gaya arsitektur indis dengan tower kecil di atas bangunan. Penggunaan tower pada bangunan di Indonesia menjadi mode yang digemari pada arsitektur kolonial Belanda pada awal abad 20. Bangunan ini juga terdapat hiasan berupa plester batu marmer pada bagian luar bangunan. Kondisi bangunan hingga saat ini masih bagus dan terawat, hampir seluruh komponen bangunan asli baik lantaii, atap, jendela dan pintu hanya bagian kaca yang diganti karena pecah dan pengecatan ulang dengan warna yang senada pada awal dibangun. Bagian lantai menggunakan marmer berwarna merah, bangunan ini menggunakan ornamen kaca yang cukup banyak terutama pada jendela yang memenuhi dinding pada salah satu bagian ruangan. Bangunan ini juga terdapat sealing berwarna emas yang menjadi penghias pada tepi plafon yang didatangkan dari India. 

Pemilik/pengelola bangunan ini menerima penghargaan Pelestari Warisan Budaya / Cagar Budaya dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2013.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Tahun : 1926
Bagian dari : Lokasi Hostel Vogels
Kawasan : Satuan Ruang Geografis Kaliurang di Padukuhan Kaliurang, Kelurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem
Alamat : Jl. Astamulya RT07/RW19, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.59892° S, 110.4268° E

SK Walikota/Bupati : Keputusan Bupati Sleman Nomor 3.15/Kep.KDH/A/2020


Lokasi Hotel Vogels di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Kolonial
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Kolonial
Fungsi Bangunan : Rumah/Permukiman,Wisata,Penginapan
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Asli
  2. Ventilasi,Asli
  3. Lantai,Asli
  4. Plafon,Diganti
  5. Atap,Asli
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tata Letak Dalam Ruang Kawasan : Hotel Vogel memiliki tata ruang yang terdiri dari serambi depan dan belakang, memiliki lorong, memiliki deretan kamar pada lorong.
Deskripsi Fasad : Berbentuk segi lima melengkung ke luar, dilengkapi dengan pintu dan jendela yang cukup banyak. Pada fasad bangunan juga terdapat lapisan batu marmer. Fasad masih asli dan belum pernah mengalami perubahan ataupun penambahan.
Deskripsi Konsol : Konsol pada bangunan Hostel Vogels berbahan kayu polos (lihat foto)
Deskripsi Jendela : Jendela pada bangunan Hostel Vogels cukup banyak, hampir mengelilingi keseluruhan bangunan sehingga bagian dalam bangunan mendapatkan cukup cahaya dan juga sirkulasi udara yang optimal. Jendela pada bangunan ini ada beberapa jenis, pada bagian depan dan samping kanan serta ruang makan di belakang bangunan, jendela berjenis panorama dengan panil kaca dan bingkai kayu  pada bangian kiri bangunan, tepatnya jendela kamar, jendela berjenis kupu tarung . Di atas tiap jendela juga terdapat teritis kecil.
Deskripsi Pintu : Pintu pada bangunan Hostel Vogels ada beberapa jenisnya, namun hampir semua pintu dilegkapi menggunakan kaca. Untuk pintu bagian fasad berjenis kupu tarung  dan pada pintu lainnya seperti pintu kamar, pintu bagian samping dan belakang berjenis inep siji 
Deskripsi Atap : Atap bangunan Hostel Vogels berbentuk limasan (perisai) dengan hiasan lantern (puncak atap) berbentuk kubah kecil 
Deskripsi Lantai : Keseluruhan lantai pada bangunan Hotel Vogel menggunakan tegel, hanya motif dan warna dan motif yang berbeda. Pada bagian depan hingga ruang tengah beserta kamar menggunakan tegel polos berwarna hitam  lalu pada kamar mandi di dalam kamar, tegel berwarna hijau dengan motif geometris  pada bagian belakang yang mana adalah ruang makan, lantai bermotif flora dengan warna orange  pada kamar mandi belakang tegel bermotif geometri denga warna biru, sedang pada tangga bangunan tegel berwarna abu-abu menuju putih. 
Deskripsi Ventilasi : Ventilasi terbilang cukup memadai dari segi jumlah dan bentuknya. Di setiap kamar dan juga di hampir keseluruhan bangunan. Ventilsi berbahan kayu dan kaca, bermotif geometris persegi empat.  pada bagian ruang kerja pengelola, ventilasi berbentuk persegi panjang dengan motif geometris berbahan kayu
Deskripsi Plafon : Dari hasil survey yang dilakukan, plafon pada bangunan Hostel Vogels berbahan triplek berwarna putih polos dengan lis berbentuk persegi empat.  Kondisi plafon saat ini cukup mengalami kerusakan seperti bercak dan ada beberapa bagian yang berlubang akibat kebocoran atap. Plafon juga sedikit dipenuhi sarang laba-laba.
Jenis Ragam Hias : Dari hasil survey yang dilakukan, surveyor menemukan adanya ragam hias pada bangunan Hostel Vogels yang berada di serambi bagian belakan, yangmana adalah tempat pertemuan serta difungsikan juga sebagai tempat makan untuk para tamu. Ragam hias yang perihatkan adalah ragam hias flora, tepatnya pada langit-langit serambi bagian pinggir yang mengeliling.
Desain : Art Deco
Interior : Hostel Vogels menerapkan pola bangunan kediaman yang berkembang pada masa kolonial akhir (Indische Wohnuis).
Fungsi Situs : Rumah/Permukiman,Wisata,Penginapan
Fungsi : Rumah/Permukiman,Wisata,Penginapan
Tokoh : Patih Danurejo VII (selaku pemilik pertama Hosel Vogels, setelah dibangun oleh pemerintah Beanda)
Peristiwa Sejarah : Kaliurang merupakan suatu wilayah yang masuk dalam Kalurahan Pakem, salah satu tanah apanage di Kasultanan Yogyakarta. Keterangan tersebut berdasarkan laporan Residen Yogyakarta (Gegevens Over Djokjakarta 1925 dan 1926) yang ditulis oleh L.F. Dingemans. Tanah apanage di Kalurahan Pakem dikuasai oleh Pangeran Puger pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono II. Pada tahun 1830-an berkembang perkebunan di daerah vorstenlanden. Perkebunan memerlukan lahan luas dan subur, berupa tanah apanage. Untuk perluasaan perkebunan, terjadi perubahan dalam penggunaan tanah apanage dimana tanah tersebut disewa oleh perusahaan perkebunan dari para pemegang hak tanah (apanagehouder). Penggunaan tanah apanage sebagai perkebunan juga terjadi di wilayah Pakem, yaitu berupa perkebunan Nila (indigo) yang diusahakan oleh Pangeran Adipati Mangkubumi yang saat itu menjadi apanage Pakem sekitar tahun 1880. Pada tahun 1912/1913 keluar peraturan yang menghapus status tanah apanage di luar Yogyakarta. Tuan Versteeg merupakan yang tercatat terakhir sebagai pengelola tanah apanage Pakem.Pada awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda mulai gencar meningkatkan promosi wisata ke daerah jajahannya. Hal tersebut ditandai dengan pendirian lembaga pengelolaan pariwisata bernama Vereneeging voor Toeristen-Verkeer (VTV) pada tahun 1908. Salah satu wilayah yang dipromosikan sebagai tujuan wisata adalah Yogyakarta dengan dua jenis wisata yaitu, budaya dan alam. Wisata budaya di antaranya adalah Kraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Kotagede, kerajinan batik dan perak, sementara wisata alam berupa wisata pantai dan pegunungan. Wisata pantai antara lain Pantai Parangtritis, Samas dan Baron, sementara wisata pegunungan adalah kawasan peristirahatan Kaliurang. Penggunaan wilayah Kaliurang sebagai kawasan peristirahatan diawali pada tahun 1885 masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VII, saat itu Pangeran Adipati Mangkubumi selaku penguasa apanage Pakem membangun sebuah tempat peristirahatan (pesanggrahan). Pada tahun 1919 Kaliurang ditetapkan sebagai kawasan hunian berdasarkan keputusan Residen Yogyakarta No. 927/ 42 tanggal 22 Januari 1919. Selanjutnya pada masa pemerintahan Residen Jonquiere, adanya kebijakan bahwa wilayah sebelah utara dan barat jalan Pakem-Kaliurang adalah wilayah Kesultanan yang bebas (vrijdomein). Pemerintah kolonial mengambil alih pengaplingan daerah Kaliurang dan memperoleh izin untuk melakukan pembangunan. Setelah adanya peningkatan kualitas jalan dan keberadaan pesanggrahan sultan, banyak pihak mulai mendirikan tempat peristirahatan dan terjadi peningkatan jumlah wisatawan. Kondisi tersebut terlihat dari pembangunan bungalo yang pada tahun 1925 hanya terdapat dua belas bungalo, satu tahun kemudian bertambah dua bungalo yang di antaranya milik Kesultanan Yogyakarta. Orang-orang Belanda merintis pembangunan rumah-rumah peristirahatan di Kaliurangtahun 1930an dengan membangun 30 bungalow pribadi. Selain bungalow, mereka juga membangun jaringan jalan semi permanen yang bisa dilewati berbagai kendaraan ke tempat-tempat menarik di kompleks Kaliurang. Setelah kemerdekaan, bungalow dan rumah-rumah peristirahatan yang ditinggal oleh pemilik sebelumnya diambil alih oleh orang-orang pribumi. Bungalow-bungalow di Kaliurang dimiliki oleh para pejabat perkebunan di wilayah Yogyakarta khususnya pejabat perkebunan kopi dan tebu. Salah satu rumah peristirahatan tersebut adalah Hostel Vogels. Vila tersebut dibangun oleh pemerintah Belanda sekitar tahun 1926. Kemudian vila tersebut dimiliki oleh Patih Danurejo VII. Setelah Indonesia merdeka vila tersebut dibeli oleh dr. Soekiman Wiryosanjoyo, Perdana Menteri Indonesia yang pertama. Vila tersebut kemudian dipinjamkan kepada AURI sebagai tempat peristirahatan perwira AURI selama di Kaliurang hingga 1980. Pada tahun 1980 an vila tersebut dibeli oleh Hisa Tanaka Abdul Rosyid seorang warga Jepang yang dijadikan hostel dan restoran.
Konteks : Terdapat dua konteks bangunan Hostel Vogels yaitu sosial yang mana bangunan masih dijadikan rapat pokdarwis dan juga pelatihan bahasa inggris untuk warga sekitar. Konteks lainnya adalah militer yang mana bangunan dipergunakan untuk mess perwira AURI  
Riwayat Rehabilitasi : Rehabilitasi secara besar dilakukan oleh pemilik pada tahun 2017 yang mana meliputi penggantian ternit dan atap bangunan. Kemudian pada tahun yang sama oleh pihak dinas kebudayaan kabupaten sleman memberikan dana untuk mengecat bangunan.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Abdul Rosyid
Alamat Pemilik : jl. Siaga, Hargobinangun, Pakem, Sleman
Riwayat Kepemilikan : pertama kali dimiliki oleh HB VIII. Kemudian dibeli oleh perdana menteri Indonesia Dr. Soekiman. Kemdian dibeli oleh Abdul Rosyid (Mertua Cristian Awuy)
Nomer Kontak : 087838290895
Pengelolaan
Nama Pengelola : Cristian Awuy
Alamat Pengelola : Jl. Siaga, hargobinangun, pakem
Nomer Kontak : 087838290895
Catatan Khusus : awalnya bangunan ini dimiliki oleh Tuan Trill, kemudian setelah kemerdakaan digunakan untuk latihan brimob. Kemudian difungsikan sebagai tempat penginapan nhingga saat ini. Terdapat tambahan bangunan berupa kamar mandi di bagian belakang.