Wisma Hargopeni berada di Jl. Tlogo Putri, Kaliurang Barat RT 7/RW 19, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Hargopeni terletak di koordinat geografis -7.59707 dan 110.42663 dengan elevasi 900 mdpl.
Wisma Hargopeni juga dikenal dengan Pesanggrahan Pakualaman didirikan oleh Pakualaman VIII sekitar awal tahun 1900an. Fungsi wisma Hargopeni hingga saat ini masih digunakan sebagai tempat istirahat keluarga Pakualaman.
Bangunan Wisma Hargopeni memiliki gaya arsitektur indis dengan hiasan plester pada bagian bawah sisi luar bangunan yang menjadi ciri khas bangunan indis masa kolonial Belanda di Indonesia. Secara keseluruhan, Wisma Hargopeni terbagi menjadi 2 bangunan yaitu bangunan utama yang berada dbagian depan dan bangunan tambahan yang lebih kecil dibagian belakang yang dihubungkan oleh doorlop. Komponen bangunan masih asli, hanya sedikit dilakukan renovasi kecil. Bangunan utama Wisma Hargopeni memiliki banyak jendela yang ada hampir di tiap sisi bangunan.
Pesanggrahan Hargopeni memiliki gaya arsitektur New Indies Style (Gaya Indis Baru). Gaya tersebut berkembang pada awal abad 20 yang merupakan percampuran antara arsitektur modern yang berkembang di Belanda dengan arsitektur tradisional Nusantara untuk menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia. Pesanggrahan Hargopeni memiliki detail bangunan : ornamen bangunan bergaya Art Nouveau, yang terdapat pada kaca patri bermotif flora pada kaca jendela dan pintu, memiliki atap limasan dan atap payung dengan penutup genteng tipe kodhok dan hiasan nok acroterie dengan penangkal petir. Tembok bagian bawah terdapat hiasan kerikil dan hiasan batu belah (rubble wall) pada dinding bagian luar.
Bangunan Pesanggrahan Hargopeni terdiri dari bangunan utama, bangunan penyerta dan garasi. Bangunan utama terdiri dari 1 (satu) ruang tamu, 1 (satu) ruang keluarga dan ruang makan, 4 kamar tidur dan 2 kamar mandi serta terdapat ruangan yang difungsikan sebagai dapur bersih di belakang ruang keluarga (lihat denah bangunan). Bangunan penyerta terdapat di belakang bangunan utama berbentuk huruf L yang dihubungkan dengan selasar (doorlop).
Bangunan tersebut terdiri dari 4 kamar tidur, kamar mandi, gudang dan dapur. Bangunan penyerta didominasi dengan cat warna kuning gading dan hijau. Bangunan lain berupa garasi terdapat di halaman bawah, dengan pintu kayu dan penutup atap seng. Bangunan garasi terdiri atas ruang mobil dan ruang penjaga. Bangunan garasi memiliki hiasan dinding batu kali tempel pada setengah badan dinding dan hiasan konsol terbuat dari besi pada siku antara atap dan dinding.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Jenis Struktur | : | Kolonial |
Jenis Bangunan | : | Kolonial |
Fungsi Bangunan | : | Rumah/Permukiman,Penginapan |
Komponen Pelengkap | : |
|
Tata Letak Dalam Ruang Kawasan | : | Wisma Hargopeni memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga dan ruang makan, 4 kamar tidur dan 2 kamar mandi serta dapur bersih di belakang ruang keluarga. Bangunan pendukung terdapat di belakang bangunan utama berbentuk huruf L yang dihubungkan dengan selasar (doorlop). Bangunan tersebut terdiri dari 4 kamar tidur, kamar mandi, gudang dan dapur. |
Deskripsi Fasad | : | Fasad dari bangunan Pesanggrahan Hargopeni masih asli tanpa perubahan. Terdapat jendela dan pintu berjenis panorama, terdapat tangga kecil di depan pintu menuju ke dalam bangunan |
Deskripsi Konsol | : | Konsol terdapat pada bangunan garasi di selatan bangunan utama dan bangunan penyerta. Konsol berbahan besi |
Deskripsi Jendela | : | Jendela pada bangunan utama Pesanggrahan Hargopeni berjenis panorama dengan ornamen flora. Pada bangunan penyerta terlihat jendela berjenis jendela ayun dengan satu daun jendela, panil kaca polos dan rangka kayu |
Deskripsi Pintu | : | Pintu pada bangunan utama Pesanggrahan Hargopeni ada dua jenis. Untuk pintu masuk bagian depan berjenis kupu tarung berbahan kayu dan kaca dengan ornamen flora. Pada pintu belakang yang memisahkan antara bangunan utama dan bangunan penyerta, terdapat pula pintu dengan jenis kupu tarung berbahan kayu dan dilengkapi panil kaca polos. (lihat foto 7) Pada pintu kamar terlihat pintu berjenis ineb siji dengan keseluruhan bahan kayu. Untuk pintu bagian barat terlihat pula pintu berjenis inep siji dengan kerangka kayu dan dilengkapi panil kaca berornamen flora. Pada pintu bangunan bangunan penyerta terlihat pintu berjenis ineb siji dengan keseluruhan bahan kayu. |
Deskripsi Atap | : | Bangunan Pesanggrahan Hargopeni memiliki atap limasan dan atap payung, penutup genteng bertipe kodhok dan hiasan Nok Acroteri, dan Terdapat pula penangkal petir pada pucuk atap bangunan. |
Deskripsi Lantai | : | Lantai pada bangunan Pesanggrahan Hargopeni menggunakan tegel berwarna coklat dengan lis merah marun pada hampir keseluruhan bangunan, sedangkan pada lantai kamar mandi bervariasi antara warna merah marun, coklat, dan krem. |
Deskripsi Ventilasi | : | Ventilasi pada bangunan Pesanggrahan Hargopeni berbentuk persegi panjang, terdapat kaca dan berbingkai kayu, ventilasi lainnya hampir serupa, berkerangka kayu, namun menggunakan pelengkap kaca berornamen flora. |
Deskripsi Plafon | : | Plafon berbahan kayu triplek berwarna putih dengan lis berwarna coklat, bermotif persegi empat. Terdapat pula kaca pada plafon untuk fungsi pencahayaan pada ruang dalam |
Jenis Ragam Hias | : | Terdapat pada kaca patri bermotif floral pada kaca jendela dan pintu motif stiliran burung hantu |
Interior | : | Pesanggrahan Hargopeni memiliki detail ornamen bangunan bergaya Art Nouveau |
Fungsi Situs | : | Rumah/Permukiman,Penginapan |
Fungsi | : | Rumah/Permukiman,Penginapan |
Peristiwa Sejarah | : | Kaliurang merupakan suatu wilayah yang masuk dalam kelurahan Pakem, salah satu tanah apanage di Kasultanan Yogyakarta. Keterangan tersebut berdasarkan laporan Residen Yogyakarta (Gegevens Over Djokjakarta 1925 dan 1926) yang ditulis oleh L.F. Dingemans. Tanah apanage di kelurahan Pakem dikuasai oleh Pangeran Puger pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono II. Pada tahun 1830-an berkembang perkebunan di daerah vorstenlanden. Perkebunan memerlukan lahan luas dan subur, berupa tanah apanage. Untuk perluasaan perkebunan, terjadi perubahan dalam penggunaan tanah apanage dimana tanah tersebut disewa oleh perusahaan perkebunan dari para pemegang hak tanah (apanagehouder). Penggunaan tanah apanage sebagai perkebunan juga terjadi di wilayah Pakem, yaitu berupa perkebunan Nila (indigo) yang diusahakan oleh Pangeran Adipati Mangkubumi yang saat itu menjadi apanage Pakem sekitar tahun 1880. Pada tahun 1912/1913 keluar peraturan yang menghapus status tanah apanage di luar Yogyakarta. Tuan Versteeg merupakan yang tercatat terakhir sebagai pengelola tanah apanage Pakem.Pada awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda mulai gencar meningkatkan promosi wisata ke daerah jajahannya. Hal tersebut ditandai dengan pendirian lembaga pengelolaan pariwisata bernama Vereneeging voor Toeristen-Verkeer (VTV) pada tahun 1908. Salah satu wilayah yang dipromosikan sebagai tujuan wisata adalah Yogyakarta dengan dua jenis wisata yaitu, budaya dan alam. Wisata budaya di antaranya adalah Kraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Kotagede, kerajinan batik dan perak, sementara wisata alam berupa wisata pantai dan pegunungan. Wisata pantai antara lain Pantai Parangtritis, Samas dan Baron, sementara wisata pegunungan adalah kawasan peristirahatan Kaliurang. Penggunaan wilayah Kaliurang sebagai kawasan peristirahatan diawali pada tahun 1885 masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VII, saat itu Pangeran Adipati Mangkubumi selaku penguasa apanage Pakem membangun sebuah tempat peristirahatan (pesanggrahan). Pada tahun 1919 Kaliurang ditetapkan sebagai kawasan hunian berdasarkan keputusan Residen Yogyakarta No. 927/ 42 tanggal 22 Januari 1919. Selanjutnya pada masa pemerintahan Residen Jonquiere, adanya kebijakan bahwa wilayah sebelah utara dan barat jalan Pakem-Kaliurang adalah wilayah Kesultanan yang bebas (vrijdomein). Pemerintah kolonial mengambil alih pengaplingan daerah Kaliurang dan memperoleh izin untuk melakukan pembangunan. Setelah adanya peningkatan kualitas jalan dan keberadaan pesanggrahan sultan, banyak pihak mulai mendirikan tempat peristirahatan dan terjadi peningkatan jumlah wisatawan. Kondisi tersebut terlihat dari pembangunan bungalo yang pada tahun 1925 hanya terdapat dua belas bungalo, satu tahun kemudian bertambah dua bungalo yang di antaranya milik Kesultanan Yogyakarta.Pesanggrahan Hargopeni merupakan bangunan rumah tinggal milik Keluarga Kadipaten Pakualaman. Bangunan tersebut didirikan sekitar tahun 1930 an pada masa Paku Alam VII. Menurut KPH. Indro Kusumo, Pesanggrahan Hargopeni dibangun/dirancang oleh Ir. Wreksodiningrat yang merupakan insinyur pertama pribumi lulusan Belanda, yang juga masih kerabat Kadipaten Pakualaman (adik ipar Paku Alam VIII). Bangunan tersebut pernah digunakan tempat menginap delegasi dari Australia pada saat Perundingan Komisi Tiga Negara pada 13 Januari 1948. Perundingan Komisi Tiga Negara (KTN) diawali dengan adanya Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947. Penyerangan dilakukan oleh pihak Belanda dengan dalih membentuk pemerintahan federal sementara yang akan berkuasa di seluruh Indonesia sampai RIS terbentuk dan membentuk gendarmerie (pasukan keamanan) bersama yang juga akan masuk ke daerah RI.Reaksi pihak dari Indonesia dalam menyikapi peristiwa ini adalah dengan menerapkan sistem pertahanan linier, yaitu mengadakan gerakan defensif (bertahan) secara total. Sementara, dunia Internasional juga mengecam tindakan agresi Belanda tersebut dengan membentuk Komisi Tiga Negara yang diwakili delegasinya oleh Dr. Frank Graham (pihak Amerika Serikat), Richard Kirby (pihak Australia), dan Paul van Zeeland (pihak Belgia).Pembentukan Komisi Tiga Negara (KTN) oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK-PBB) pada tanggal 26 Agustus 1947 didahului oleh pembicaraan-pembicaraan tentang sengketa antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Belanda. Masuknya masalah sengketa Indonesia-Belanda ke dalam agenda pembicaraan DK-PBB menjadi perdebatan yang menegangkan antara anggota DK-PBB.Australia dan India menyokong dan memperjuangkan masuknya masalah sengketa Indonesia-Belanda dengan berpegang kepada rasa kesetiakawanan di antara bangsa-bangsa berdasarkan persamaan hak dan nasib menentukan diri sendiri, mendapatkan kesempatan di dalam memecahkan persoalan internasional dan menjadikan PBB sebagai pusat bagi keselarasan di antara bangsa-bangsa di dunia.Di samping itu, terdapat beberapa pasal yang diperhatikan dalam 14 point dari Wilson dan AtlanticCharter yang meningkatkan DK-PBB akan hak memerintah dan mencari bentuk pemerintahan sendiri serta larangan menggunakan kekerasan oleh satu negara terhadap negara lain.Pada 13 Januari 1948 terjadi Perundingan Khusus Komisi Tiga Negara. KTN merupakan sebuah komite yang dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB yang bakal menjadi penengah konflik antara Indonesia serta Belanda. Komite ini dikenal sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komisi Jasa Baik Untuk Indonesia) atau disebut Komisi Tiga Negara (KTN) karena beranggotakan tiga negara, yaitu Belgia yang dipilih untuk mewakili Belanda, Australia yang dipilih untuk mewakili Indonesia, dan Amerika Serikat yang dipilih sebagai pihak yang netral. Delegasi Belgia diwakili oleh Paul Van Zeeland, delegasi Australia diwakili oleh Richard Kirby, dan delegasi Amerika Serikat yang diwakili Dr Frank Graham. Sementara itu, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh Hatta, PM Syahrir dan Jendral Soedirman hadir di perundingan tersebut sebagai pengamat. Perundingan KTN melahirkan Notulen Kaliurang. Isi Notulen Kaliurang yaitu penghentian tembak menembak sesuai dengan resolusi,PBB menjadi penengah konflik antara Indonesia dengan Belanda, dan pemasangan patok-patok wilayah status quo yang dibantu oleh TNI.Pada saat Agresi Militer II, Pesanggrahan Hargopeni menjadi camp tawanan perang (internir) Belanda. Saat ini, pesanggrahan tersebut masih dimiliki oleh Kadipaten Pakualaman. |
Riwayat Rehabilitasi | : | Rehabilitasi terakhir yang dilakukan pada bangunan Pesanggraha Hargopeni adalah tahun 2018 yang meliputi pengecatan kusen jendela dan pintu, mengganti beberapa kaca jendela dan kaca pintu, dan penambahan konblok di bagian depan rumah. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Paku Alam X |
Alamat Pemilik | : | Jl. Sultan Agung, Pakualaman, Yogyakarta |
Nomer Kontak | : | (0274) 562161 |
Nama Pengelola | : | Suwarno |
Alamat Pengelola | : | Kaliurang Barat Rt 07 Rw 19, Hargobinangun, Pakem, Sleman |
Nomer Kontak | : | 085701427323 |
Persepsi Masyarakat | : | Masyarakat sudah tahu bahwa bangunan Pesanggrahan Hargopeni adalah milik Pakualam dan telah dijadikan cagar budaya |
Catatan Khusus | : | hingga saat ini fungsi masih sama yaitu sebagai pesanggrahan Paku Alam. |