Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Bangunan Islam 1 M 1500 M (1632)

Makam Raja Pajimatan Imogiri terletak di Dusun Pajimatan, Girirejo, Imogiri, Bantul. Posisi makam ini terletak sekitar 17 kilometer sebelah selatan pusat kota Yogyakarta. Letak kompleks makam ini berada di puncak Bukit Merak dengan ketinggian 85 meter di atas permukaan air laut. Letak makam yang berada di puncak bukit menjadikan tempat ini memiliki pemandangan yang indah. Kompleks Makam Pajimatan Imogiri ini merupakan makam-makam dari raja keturunan Mataram mulai dari masa Mataram Islam hingga masa kerajaan terbagi menjadi dua Yogyakarta dan Surakarta.

Asal kata dar nama Pajimatan berasal dari kata jimat yang berarti sesuatu yang memiliki kekuatan yang dapat melindungi dari berbagai hai negatif. Maka jika disesuaikan dengan penggunaan kata pajimatan untuk menamai kompleks makam ini dapat diartikan bahwa makam tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir dari Raja-Raja Mataram yang dianggap memiliki kesaktian dan dapat melindungi Kerajaan Mataram dari berbagai hal negatif yang dapat mengancam keamanan kerajaan. Selain itu nama Pajimatan juga digunakan untuk menyebut dusun yang ada di bawah makam. Warga dusun tersebut merupakan abdi dalem Kraton Yogyakarta dan Surakarta yang diberi tugas untuk mengurusi Kompleks Makam Pajiamtan Imogiri.

Pembangunan Kompleks Makam Pajimatan Imogiri diprakarsai oleh Sultan Agung. Sejak pusat pemerintahan Mataram dipindahkan dari Kotagede ke Kerto pada tahun 1540 Saka (1616 Masehi) Sultan Agung telah merencanakanuntuk membangun makam di luar Makam Hastorenggo (Kotagede) sebagai makam leluhurnya. Banyak mitos yang menyertai pembangunan kompleks makam tersebut. Salah satu mitos yang menceritakan tentang pembangunan Kompleks Makam Pajimatan adalah cara memilih lokasi untuk makam adalah dengan cara Sultan Agung menggegam pasir dan melemparkannya. Dimana pasir itu akan jatuh, di situlah beliau ingin dimakamkankan. Pada awalnya pasir yang dilemparkan itu jatuh di daerah Giriloyo. Pada awalnya Sultan Agung membangun makamnya di daerah Giriloyo tersebut. Pada saat pembangunannya telah selesai, paman Sultan Agung sekaligu pengawas pembangunan kompleks Makam Giriloyo yang bernama Panembahan Juminah (Sultan Cirebon) meninggal dunia dan di makamkan di Giriloyo. Akhirnya Sultan Agung kembali melemparkan pasir dan jatuh di Bukit Merak dan membangun makamnya di bukit tersebut.

Dalam Babad Momana disebutkan bahwa pembangunan Kompleks Makam Imogiri dimulai pada tahun 1554 Saka (1632 Masehi) dan selesai pada tahun 1566 Saka (1645 Masehi). Penggunaan makam untuk pertama kali pada tahun 1568 Saka (1644 Masehi) pada saat Sultan Agung mangkat. Sejak saat itu Kompleks Makam Pajimatan Imogiri digunakan sebagai makam Raja-Raja Mataram dan keturunannya Secara keseluruhan Kompleks Makam Pajimatan Imogiri dibagi menjadi delapan bagian yang disebut dengan Astan/Kedhaton. Kedelapan Astana tersebut adalah: Astana Sultan Agungan, Astana Paku Buwanan, Astan Suwargan, Astan Besiyaran, Astana Saptorenggo, Astana Kaswargan, Astana Kaping Sangan, dan Astan Kaping Sedasan. Dalam Astan Sultan Agungan dan Astana Paku Buwanan terdapat makam raja-raja yang memerintah Mataram sebelum kerajaan dibagi menjadi dua. Di dalam Astana Sultan Agungan terdapat makam Sultan Agung dan Susuhunan Amangkurat II (Amral). Pada Astan Pakubawanan terdapat makam Susuhunan Paku Buwana I (Pangeran Puger), Susuhunan Amangkurat IV, dan Susuhunan Paku Buwana II.
Sedangkan keenam Astana lainnya dibedakan menjadi dua yaitu untuk raja-raja Surakarta yang berada di sayap barat dan untuk raja-raja Yogyakarta yang berada di sayap timur. Astana untuk Kasunanan Surakarta adalah Astana Kasuwargan yang terdapat makam Susuhunan Paku Buwana III, IV, dan V. Di dalam Astana Kaping Sangan terdapat makam Susuhunan Paku Buwana VI, VII, VIII, dan IX. Di dalam Astan Kaping Sedasan terdapat makam Susuhunan Paku Buwana X, XI, dan XII. Sedangkan Astana untuk Kasultanan Yogyakarta adalah Astana Suwargan yang di dalamnya terdapat makam Sultan Hamengku Buwana I dan III. Adapun di dalam Astan Besiyaran terdapat makam Sultan Hamengku Buwana IV, V, dan VI. Di Astana Saptarenggo terdapat makam Sultan Hamengku Buwana VII, VIII, dan IX.
Antara Astana satu dengan Astana yang lainnya dibatasi dengan tembok dengan pintu masuk berbentuk gapura. selain ada tembok keliling yang memisahkan antar astana di dalam astan juga terdapat tembok yang berfungsi untuk membagi halaman astana. Pembagian halaman ini bertujuan untuk memisahkan area sakral dan non sakral. Setiap astana dibagi menjadi beberapa halaman dengan halaman paling belakang (paling atas) merupakan halaman paling sakral karena terdapat makam-makam raja. Antar halaman dihubungkan dengan anak tanggak dan gerbang paduraksa dan candi bentar.
Kompleks makam ini secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu; a. Astana Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Makam-makam raja Surakarta ini dibagi menjadi 4 (empat) hastana; c. Sayap kanan (timur) merupakan makam-makam raja Yogyakarta Hadiningrat. Makam-makam raja Yogyakarta ini dibagi menjadi 3 (tiga) hastana.  Pada komplek makam ini lebih baik jika dari Dinas Kebudayaan DIY memiliki blueprint atau siteplan maupun denah. Hal ini mengingat seiring berjalannya waktu makam ini akan terus berkembang sehingga jika memiliki data digital akan memudahkan dalam pendataannya.

Referensi:

  • Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. 2003. Mosaik Pusaka Budaya Yogyakarta. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya.
  • Tim Penyusun. 2009. Ensiklopedi Kotagede. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
  • Papan informasi Situs. Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.

Informasi Cagar Budaya

Dari Kawasan : Kawasan Cagar Budaya Imogiri
Lokasi Bangunan : Jln. Makam Raja-raja, Dsn. Pajimatan Kel. Girirejo Kec. Imogiri Kab. Bantul Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat -7.920162999998072 ; 110.39582799999903
No. Registrasi Nasional : RNCB.20170406.04.001449
SK Menteri : SK Menteri NoPM.89/PW.007/MKP/ 2011-10-17
SK Gubernur : SK Gub. No 210/KEP/2010 2010-09-02

Lokasi Makam Raja di Imogiri


Koordinat Penemuan : ;
Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Makam Imogiri merupakan Makam yang dibangun oleh Sultan Agung (Raja pertama Kerajaan Mataram Islam), menurut babad Sengkala pembangunan dimulai pada tahun 1551 tahun Jawa (1629 Masehi) (de Graaf, ; Inajati, 1973). Dalam Babad Nitik dan cerita rakyat disebutkan bahwa Sultan Agung memilih bukit Merak sebagai makamnya karena tanah harum yang dilemparkannya dari Mekah jatuh pada bukit tersebut (Inajati, 1973).Sebelum membangun Makam Imogiri, Sultan Agung memerintahkan untukmemperbaiki makam Sunan Bayat pada tahun 1542 tahun Jawa (1620 Masehi). Pembangunan Makam Imogiri dibantu oleh Sultan Cirebon yang kemudian meninggal dan dimakamkan pada makam Giriloyo berdampingan dengan Panembahan Juminah.
Peristiwa Sejarah : Sebelum Imogiri, Sultan Agung telah memerintahkan untuk membuat makamkeluarga kerajaan di Bukit Giriloyo. Namun, karena Penembahan Juminah yang mengawai pembangunan meninggal dalam proses itu dan dimakamkan di Girilaya, maka Sultan Agung memerintahkan untuk membuat pemakaman baru. Dengan berbagai pertimbangan pemilihan tempat akhirnya terpilihlah Bukit Merak sebagailokasi pemakaman. Sultan Agung-lah yang pertama dimakamkan di tempat Makam Imogiri pada tahun 1645 Masehi.
Konteks : Pembangunan Makam di atas bukit merupakan penanda keberlanjutan budaya dari kebudayaan pra-Islam, yakni tempat tempat tinggi memiliki tingkat kesakralan yang tinggi. Sebelum masa islam atau praIslam (masa hindu/budha) bangunan suci ditempatkan di tempat yang tinggi. Pada ompleks Makam Imogiri, dibangun pada bukit merak dan dibangun dengan bertingkat-tingkat. Pada tingkat tertinggi terletak makam tokoh yang menjadi pusat seluruh kelompok pemakaman tersebut.
Nama Pemilik Terakhir : Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta
Alamat Pemilik : Kraton Yogyakarta dan Surakarta
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : Abdi Dalem dari Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta
Alamat Pengelola : Dsn. Pajimatan
Persepsi Masyarakat : 5-15 Tahun
Catatan Khusus : Kompleks Makam Pajimatan Imogiri ini merupakan makam-makam dari raja keturunan Mataram. Kompleks makam ini secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu; a. Astana Kasultan Agung yang berada di tengah kompleks; b. Sayap kiri (barat) merupakan makam-makam raja Surakarta Hadiningrat. Makam-makam raja Surakarta ini dibagi menjadi 4 (empat) hastana; c. Sayap kanan (timur) merupakan makam-makam raja Yogyakarta Hadiningrat. Makam-makam raja Yogyakarta ini dibagi menjadi 3 (tiga) hastana.