Loading

Deskripsi Singkat

Kompleks Makam Banyusumurup merupakan kompleks makam yang terletak di Dusun Banyusumrup, Girirejo, Imogiri, Bantul. Kompleks Banyusumurup terletak sekitar 2 kilometer sebelah selatan dari Kompleks Makam Pajimatan Imogiri. Letak kompleks makam tersebut berada di lembah yang dikelilingi ileh Gunung Mengger di sebelah utara, Gunung Tubalung di sebelah timur, Gunung Sendang Legi di sebelah selatan dan pemukiman penduduk di sebelah barat. 

Makam Banyusumurup merupakan tempat pemakaman Pangeran Pekik. Makam Banyusumurup terdiri dari dua halaman yang masing-masing dikelilingi tembok keliling dari bata dengan denah persegi panjang dengan arah utara-selatan. Pada setiap halaman terdapat regol yang memiliki ukuran yang sama sekitar 4x3 meter. A halaman Kompleks Makam Banyusumurup terdapat dua regol yang berada di halaman I (dalam) selalu tertutup dan hanya dibuka pada waktu tertentu sedangkan regol yang berada di halaman II (luar) selalu terbuka.

Halaman pertama disebut dengan Bale Panyerenan. Bale Panyerenan dahulu dugunakan sebagai tempat untuk meletakkan jenazah sementara sebelum dimakamkan. Sekarang Bale Panyerenan sudah berubah fungsi sebagai tempat untuk menampung para ziarah yang dating di kompleks makam tersebut. 

Halaman kedua merupakan halaman inti dimana pada halaman tersebut terdapat makam Pangeran Pekik dan kerabatnya. Dahulu di halaman kedua ini terdapat cungkup tetapi sekarang sudah tidak ada dan hanya tersisa batur dan umpaknya yang berjumlah 14 buah. Diatas batur tersebut terdapat 21 makam dengan makam utama yang berarada di bagian paling utara yaitu makam Oangeran Pekik dan Pangeran Lamongan. Di luar batur masih terdapat 31 buah makam yang merupakan makam dari kerabat Pangeran Pekik.

Pangeran Pekik merupakan adik ipar sekaligus besan dari Sultan Agung. Pangeran Pekik merupakan putra dari Pangeran Surabaya yangmenguasai daerah Surabaya sekitar awal abad 17 Masehi. Setelah Surabaya dapat ditaklukan oleh Matara pada tahun 1625 Masehi Pangeran Pekik dibawa oleh Sultan Agung ke Mataram dan dinikahkan dengan adik dari Sultan Agung sendiri yaitu Gusti Pandansari. Kemudian puteri dari Pangeran Pekik dengan Gusti Pandansari dinikahkan dengan anak Sultan Agung yang bernama Adipati Mataram (Amangkurat I). 

Tokoh-tokoh besar yang disemayamkan di makam tersebut antara lain Pangeran Pekik, Gusti Pangeran Lamongan, Gusti Ratu Mangkurat (istri Amangkurat Amral), Gusti apangeran Timur, Raden Rangga Prawirodirjo, Kanjeng Ratu Lendah, Kanjeng Ratu Seda Kedaton, Kyai Cuntang, Roro Oyi, Gusti Pandansari (istri Pangeran Pekik), Putra Timur (anak Pangeran Pekik), serta beberapa kerabat dari Pangeran Pekik.

Referensi:

  • Tim Penyusun. 2009. Ensiklopedi Kotagede. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
  • Papan Informasi Situs, Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.

Status : Situs Cagar Budaya
Periodesasi : Islam
Tahun : 1663
Kawasan : Kawasan Cagar Budaya Imogiri
Alamat :
Koordinat:
7.93005° S, 110.40168° E

SK Menteri : Per. Menbudpar. No. PM.89/PW.0
SK Gubernur : Keputusan Gubernur DIY Nomor 315/KEP/2020


Lokasi Makam Banyusumurup di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Fungsi Bangunan : Penguburan
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tema : Religi/Keagamaan,Pemakaman
Fungsi Situs : Penguburan
Jumlah WBCB : 52 tinggalan arkeologis berupa makam yang terdiri atas nisan dan jirat, dilengkapi dengan struktur tembok sebagai pembagi halaman.
Fungsi : Penguburan
Tokoh : Kompleks Makam Banyusumurup merupakan kompleks makam dengan tokoh utama yang dimakamkan adalah Pangeran Pekik. Pangeran Pekik merupakan anak dari Pangeran Surabaya, seorang Adipati penguasa Surabaya pada awal abad ke-17 Masehi. Pada tahun 1625 Masehi, daerah Surabaya ditaklukkan oleh Kerajaan Mataram sehingga Pangeran Pekik diperintahkan untuk pindah ke Mataram untuk dinikahkan dengan adik Sultan Agung, yaitu ratu Pandan Sari. Selanjutnya puteri dari Pangeran Pekik dinikahkan dengan putera Sultan Agung yang bernama Pangeran Adipati Mataram (Sunan Amangkurat I). Pangeran Pekik dianggap melakukan pemberontakan terhadap Kerajaan Mataram, sehingga Sunan Amangkurat I memerintahkan agar Pangeran Pekik dan para pengikutnya dibunuh kemudian dimakamkan di Banyusumurup.
Peristiwa Sejarah : Makam Banyusumurup diketahui sebagai kompleks makam yang diperuntukkan bagi orang – orang yang telah dijatuhi hukuman mati karena dianggap bersalah pada masa pemerintahan Mataram Islam pada masa Amangkurat I (1646 – 1677 M).Tokoh utama yang dimakamkan di lokasi tersebut ialah Pangeran Pekik beserta pengikutnya. Pangeran Pekik merupakan putra Pangeran Surabaya yang juga mertua Amangkurat I. menurut Babad Momana Pangeran Pekik beserta keluarga dan pengikutnya dijatuhi hukuman mati atas perintah Amangkurat I pada tahun 1578 Jawa (1655 M) karena dianggap bersalah. Dari sumber tertulis VOC disebutkan bahwa Pangeran Pekik dieksekusi pada tanggal 21 Februari 1659 bersama dua saudara, seorang putra, dua kemenakan serta 60 pengikutnya.  (Sumber: Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 315/KEP/2020 tentang Penetapan Lokasi Makam Banyusumurup di Girirejo Sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Provinsi.)
Konteks : Kompleks Makam Banyusumurup terletak pada lembah dari tiga bukit, hal tersebut berbeda dengan dua kompleks makam yang lain pada Imogiri yang terletak di atas bukit.
Riwayat Pelestarian : Saat terjadi Gempa 2006 beberapa sisi tembok keliling pada halaman II mengalami kerusakan dan retak-retak. Rehabilitasi dilakukan beberapa tahun setelahnya pada tembok paling utara pada halaman II.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta
Alamat Pemilik : Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan Abdi Dalem Keraton Surakarta
Alamat Pengelola : Dsn Pajimatan
Catatan Khusus : Makam Banyusumurup merupakan tempat pemakaman Pangeran Pekik. Makam Banyusumurup terdiri dari dua halaman yang masing-masing dikelilingi tembok keliling dari bata dengan denah persegi panjang dengan arah utara-selatan. Pada setiap halaman terdapat regol yang memiliki ukuran yang sama sekitar 4x3 meter. Regol yang berada di halaman I (dalam) selalu tertutup dan hanya dibuka pada waktu tertentu sedangkan regol yang berada di halaman II (luar) selalu terbuka.