Lokasi makam Banyusumurup berada di wilayah Kecamatan Imogiri, sekitar 1,2 km di sebelah tenggara kompleks makam raja di Imogiri. Kompleks Makam Banyusumurup merupakan satu dari tiga permakaman milik kerajaan Mataram Islam. Lokasi makam Banyusumurup berada pada sebuah lembah yang dikelilingi tiga bukit, yaitu Bukit Mengger di sebelah utara, Bukit Tubalung di sebelah timur, dan Bukit Sendanglegi di sebelah selatan.
Di antara ketiga kompleks permakaman di Imogiri, kompleks makam Banyusumurup dibangun paling akhir dan satu-satunya yang lokasinya berada di lembah tidak terletak di puncak bukit seperti kedua kompleks makam yang lainnya. Lokasi ini memiliki 52 tinggalan arkeologis berupa makam yang terdiri atas nisan dan jirat, dilengkapi struktur tembok sebagai pembagi halaman.
Di kompleks permakaman terdapat dua halaman yang masing-masing dikelilingi pagar tembok dan dihubungkan dengan pintu gerbang. Halaman pertama disebut Bale Panyerenan yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan jenazah sebelum dimakamkan sedangkan halaman kedua adalah area permakaman. Tokoh utama yang dimakamkan di halaman ini ialah Pangeran Pekik yang merupakan ipar Sultan Agung sekaligus mertua dari Sunan Amangkurat I. Selain itu terdapat juga makam Pangeran Lamongan, Rara Oyi, dan makam lain yang diduga merupakan kerabat serta pengikut Pangeran Pekik. Patih Danureja II dari Kasultanan Yogyakarta dahulu dimakamkan Banyusumurup sebelum dipindahkan ke Mlangi. Pada halaman kedua tersebut terdapat bekas bangunan cungkup yang menaungi 21 makam. Keberadaan bangunan ini ditandai dengan tinggalan berupa 14 batu umpak yang bermotif hias daun teratai.
| Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
| Tokoh | : | Pangeran Pekik beserta pengikutnya |
| Peristiwa Sejarah | : | Makam Banyusumurup diketahui sebagai kompleks makam yang diperuntukkan bagi orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati karena dianggap bersalah pada masa pemerintahan Mataram Islam pada masa Amangkurat I (1646-1677 M). Tokoh utama yang dimakamkan di lokasi tersebut ialah Pangeran Pekik beserta pengikutnya. Pangeran Pekik merupakan putra Pangeran Surabaya yang juga merupakan mertua Amangkurat I. Menurut Babad Momana Pangeran Pekik beserta keluarga dan pengikutnya dijatuhi hukuman mati atas perintah Amangkurat I pada tahun 1578 Jawa (1655 M) karena dianggap bersalah. Dari sumber tertulis VOC disebutkan bahwa Pangeran Pekik dieksekusi pada tanggal 21 Februari 1659 bersama dua saudara, seorang putra, dua kemenakan serta 60 panglimanya. |
| Konteks | : | - |
| Riwayat Penemuan | : | - |
| Riwayat Pengelolaan | : | - |
| Riwayat Pelestarian | : | - |
| Riwayat Pemugaran | : | - |
| Riwayat Pemanfaatan | : | - |
| Riwayat Penelitian | : | - |
| Riwayat Rehabilitasi | : | - |
| Riwayat Perlindungan | : | - |
| Nilai Budaya | : | Lokasi Makam Banyusumurup merupakan tempat permakaman khusus bagi orang-orang yang dijatuhi hukuman mati pada masa kerajaan Mataram Islam periode pemerintahan Amangkurat I (1646-1677 M). |
| Nama Pemilik Terakhir | : | Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta. |
| Riwayat Kepemilikan | : | - |
| Nama Pengelola | : | Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan Abdi Dalem Keraton Surakarta |
| Alamat Pengelola | : | Dsn Pajimatan |
| Catatan Khusus | : | - |