Loading

Rumah Tradisional R. Ngt. Hadi Puspita

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Rumah Tradisional R. Ngt. Hadi Puspita terletak di Padukuhan Sawahan RT 03, Kalurahan Sumberagung, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul. Bangunan menghadap ke selatan, terdiri dari beberapa bagian yakni: pintu gerbang, pagar keliling, kuncungan, pendapa, longkangan, pringgitan, dalem, dan gandok kiwa.
a. Kuncungan
Kuncungan berukuran 4,2 m x 3,8 m, dengan tinggi hingga atap 412 cm. Atap kuncungan berbentuk kampung dengan penutup atap berupa genteng kripik. Kuncungan menjadi satu kesatuan dengan pendopo. Kuncungan di sisi selatan ditopang oleh empat buah tiang dari kayu berukuran 12,5 cm x 12,5 cm x 235 cm.Tiang didirikan di atas umpak dari batu andesit yang berukuran 15 cm x 15 cm pada bagian atasnya dan berukuran 19 cm x 18 cm pada bagian bawahnya serta tingginya 14 cm. Pada bagian bawahnya satu sisi utara kuncungan ditopang oleh saka penanggap pendopo. Pada sisi timur, selatan, dan barat terdapat anak tangga berjumlah dua buah. Anak tangga pertama pada sisi timur dan barat lebarnya 40 cm dan tingginya 7 cm, sedangkan anak tangga kedua lebarnya 36 cm dan tingginya 23 cm. Anak tangga pertama pada sisi selatan lebarnya 43 cm dan tingginya 19 cm, sedangkan anak tangga kedua lebarnya 36 cm dan tingginya 23 cm. Lantai kuncungan berupa tegel abu-abu berukuran 20 cm x 20 cm.

b. Pendopo
Pendopo berukuran 10 m x 9 m dengan atap berbentuk Joglo. Lantai pendopo ditutup oleh lantai tegel abu-abu ukuran 20 cm x 20 cm. Di sisi timur dan utara terdapat anak tangga. Pendapa ditopang oleh empat sokoguru berukuran 14,5 cm x 14 cm x 327 cm. Sokoguru didirikan di atas umpak yang berukuran 21,5 cm x 21 cm pada bagian atasnya, 37 cm x 36 cm pada bagian bawahnya, serta tingginya 35 cm. Sokoguru diberi hiasan dari kayu berupa tlacapan pada bagian atas dan bawahnya serta saton pada bagian tengahnya. Hiasan tersebut merupakan unsur penambahan baru.Pendopo memiliki 12 buah saka penanggap yang masing-masing berukuran 12,5 cm x 12 cm serta tingginya 235 cm. Pada bagian atas saka penanggap terdapat hiasan berupa siku berukiran yang dicat dengan warna emas.Di bagian atas sokoguru terdapat blandar dan pengeret, di bawahnya terdapat sunduk dan kili. Di atas blandar terdapat blandar lar-laran di bagian pamanjang dan panyelak masing-masing terdiri dari tiga batang bersusun membentuk piramida terbalik. Pertemuan blandar antara bagian pamanjang dan panyelak dibagian sudut menyisakan bagian gimbal. Gimbal ini tidak dibuat pada blandar lar-laran paling atas karena bagian sudut pertemuan antara blandar lar-laran panyelak dan blandar lar-laran pamanjang bersambungan dengan dudur pananggap di keempat sudut. Emprit gantil berbentuk buah nanas berada di keempat sudut blandar lar-laran paling atas, berfungsi sebagai pengunci dudur atau jurai pada masing-masing sudut atap brunjung (atap paling atas pada bangunan joglo). Di bagian tengah pamidhangan terdapat balok dhadha peksi berhias ukiran. Bagian tengah uleng terdapat tiga blandar singup bersusun piramida. Dibagian atas ditutup dengan plafon dari papan kayu dicat warna hijau muda, terdapat hiasan ukiran bentuk belah ketupat. Empyak atau kerangka atap pendapa bagian brunjung dan penanggap menggunakan usuk yang disusun model ri gereh (susunan usuk yang tegak lurus dengan blandar-pengeret, sehingga ada yang bertumpu pada dudur). Atap ditutup menggunakan genteng tanah liat jenis genteng kodok. Genteng menumpu pada rengdi atas usuk. Wuwungan di atas dudur (jurai) dan di atasmolo (nok) ditutup dengan wuwung tanah liat.

c. Longkangan
Longkangan di sebelah timur pendapa lebarnya 4,22 m. Longkangan memisahkan bangunan pendopodan bangunan gandok kiwa. Di longkangan terdapat pintu di sisi selatan tanpa daun pintu, sedangkan di sisi barat dan timur terdapat pintu yang berhadapan bangunan Dalem dan Gandok Kiwa.

d. Pringgitan
Pringgitan berukuran 8,25 m x 3,5 m; serta tinggi dindingnya 454 cm. Atap pringgitan berupa limasan dengan penutup atap genteng kodok. Di antara pringgitan dan pendopo terdapat lantai yang lebih rendah 20 cm selebar 210 cm. Pada sisi timur dan barat lantai tersebut terdapat pintu koboi. Kusen pintu koboi berukuran 200 cm x 140 cm sedangkan daunnya berukuran 119 cm x 64 cm. Pada sisi selatan pringgitan terdapat dua buah tiang yang didirikan di atas umpak. Dimensi tiang 11 cm x 11 cm, tingginya 220 cm. Sedangkan umpak berukuran 15 cm x 15 cm pada bagian atasnya, 20 cm x 20 cm pada bagian bawahnya serta tingginya 20 cm.Pada dinding utara pringgitan terdapat sebuah pintu yang diapit dua jendela. Pintu tersebut terbuat dari kayu berdaun empat dan merupakan akses yang menghubungkan pringgitan dengan dalem. Kusen pintu berukuran 240 cm x 200 cm, serta daunnya 192 cm x 57cm. Kusen jendela berukuran 97 cm x 70 cm. Jendela ditutup dengan kisi-kisi berjumlah tiga buah. Di sebelah timur dan barat pringgitan terdapat sebuah ruangan yang masing-masing berukuran 3,4 m x 2,7 m. Pada dinding selatan ruangan terdapat masing-masing sebuah jendela dari kayu berdaun dua. Daun jendela sebagian diberi krepyak.

e. Dalem
Dalem terletak di sebelah utara pringgitan. Dalem menggunakan atap berbentuk joglo berukuran 10 m x7,4 m. Atap dalem terdiri atas tiga bagian, yaitu brunjung, penanggap, dan emper. Empyak atau kerangka atap pendapa bagian brunjung dan penanggap menggunakan usuk yang disusun model ri gereh (susunan usuk yang tegak lurus dengan blandar-pengeret, sehingga ada yang bertumpu pada dudur). Atap ditutup menggunakan genteng tanah liat jenis genteng kripik. Genteng menumpu pada reng di atas usuk. Wuwungan di atas dudur (jurai) dan di atas molo (nok) ditutup dengan wuwung seng. Dalem ditopang oleh sokoguru yang didirikan diatas umpak. Sokoguru berukuran 15 cm x 15 cm serta tingginya 340 cm. Umpak sokoguru berukuran 23 cm x 24 cm pada bagian atasnya, 30 cm x 40 cm pada bagian bawahnya, serta tingginya 48 cm. Dalem juga ditopang oleh tiang-tiang penanggap yang didirikan di atas umpak. Tiang penanggap berukuran 11 cm x 10 cm serta tingginya 240 cm. Umpak tiang penanggap berukuran 15 cm x 15 cm pada bagian atasnya, 17 cm x18 cm pada bagian bawahnya, serta tingginya 9 cm. Bagian emper ditopang oleh dinding pasangan bata berplester. Pada bagian dalem terdapat sebuah senthong yang tidak bersekat. Senthong berukuran 8,4 m x 2 m. Senthong memiliki tiga buah pintu. Pintu kanan dan kiri berukuran 93 cm x 170 cm. Pada bagian atas pintu terdapat tebeng panil kaca bermotif dan berhias ukiran. Pintu senthong bagian tengah tidak berdaun pintu. Lubang pintu berukuran 160 cm x 174 cm. Di sebelah timur dalem terdapat sebuah ruangan berukuran 2,3 m x2 m dengan pintu berdaun satu yang menghadap arah selatan. Kusen pintu berukuran 185 cm x 95 cm serta daunnya berukuran 177 cm x 80 cm. Pada dinding timur dalem terdapat dua buah pintu berdaun dua. Kusen pintu berukuran 195 cm x 100 cm, sedangkan daunnya berukuran 185 cm x 90 cm. Bagian tengah dalem ditinggikan 46 cm pada sisi timur. Di sebelah barat Dalem terdapat ruangan berukuran 8,6 m x 2,1 m. Lantai Dalem terdiri dari jerambah dan jogan. Lantai memakai tegel berwarna abu-abu berukuran 20cm x 20 cm. Lantai jerambah bagian pamidhangan danpenanggap, sedangkan jogan bagian dari emper.

f. Gandok kiwa
Gandok kiwa terletak di sebelah timur dalem. Gandok kiwa berdenah 10,1 m x 7,7 m, selasar gandok10,1 m x 2,3 m. Bangunan ini menggunakan atap berbentuk limasan dengan penutup atap genteng kripik. Di sebelah barat gandok kiwa terdapat sebuah pintu dari kayu berdaun dua. Kusen pintu berukuran 247 cm x 216 cm, sedangkan daun pintunya berukuran 194 cm x 116cm. Ambang pintu lebarnya 12 cm x 7 cm. Pada dinding selatan gandok kiwa terdapat sebuah pintu kayu berdaun satu dan sebuah jendela. Pintu berukuran 193 cm x 97 cm. Kusen jendela berukuran 115 cm x 112 cm, sedangkan daun jendelanya berukuran 105 cm x 48 cm.Di depan pintu selatan gandok kiwa terdapat tiga buah undakan yang lebarnya 40 cm dan 32 cm serta tingginya 29 cm dan 16 cm. Di sebelah timur undakan terdapat struktur dinding dari pasangan bata berplester yang berukuran 72 cm x 30 cm dengan tinggi 52 cm. Gandok kiwa terbagi enam ruang tertutup dan satu ruangan terbuka yang dipergunakan sebagai kamar kamar tidur dan gudang. Kamar tidur paling selatan berukuran 6 m x 3,1 m. Kamar ini dapat diakses melalui pintu pada dinding selatan gandok maupun pintu pada dinding utara kamar. Pada kamar ini terdapat sebuah jendela pada dinding selatan. Jendela terbuat dari kayu berdaun dua yang ditutup dengan teralis. Kusen jendela berukuran 97cm x 92 cm, sedangkan daunnya berukuran 90 cm x 43cm. Di antara kamar selatan dan tiga kamar lainnya terdapat dua buah ruang yang masing-masing berukuran 6 m x 3 m serta berukuran 3,5 m x 2,2 m. Pada dinding timur dan barat ruang-ruang tersebut terdapat masing-masing sebuah pintu dan jendela. Tiga kamar gandok lainnya terletak di sebelah utara gandok dan letaknya bersebelahan. Ketiga kamar tersebut masing-masing memiliki sebuah pintu kayu berdaun satu pada dinding baratnya. Kamar utara berukuran 3,6 m x 2,8 m. Kamar tengah berukuran 3,6m x 2,5 m, sedangkan kamar selatan berukuran 3,6 m x 2,8 m. Ketinggian masing-masing kamar dari lantai hingga plafon ialah 3 m. Kusen pintu masing-masing kamar berukuran 200 cm x 93 cm, sedangkan daun pintunya berukuran 196 cm x 78 cm.Di sebelah barat ruang-ruang kamar terdapat semacam selasar selebar 2,3 m. selasar tersebut ditutup dengan dinding. Pada dinding tersebut terdapat dua buah jendela berdaun empat yang mengapit sebuah pintu berdaun dua. Kusen pintu berukuran 200 cm x 132cm, sedangkan daunnya berukuran 195 cm x 60 cm. Kusen jendela berukuran 186 cm x 95 cm, sedangkan daunnya berukuran 88 cm x 40 cm.

g. Kamar mandi
Terdapat empat buah kamar mandi yang terdiri dari dua buah kamar mandi baru dan dua kamar mandi lama. Kamar mandi lama terletak di sebelah timur dapur sedangkan kamar mandi baru berada di sebelah selatan dapur. Kamar mandi lama merupakan bangunan terpisah yang berukuran 3,6 m x 3,2 m. Pintu kamar mandi menghadap arah barat dan selatan. Di sebelah selatan kamar mandi lama terdapat sebuah sumur berdiameter 1m dengan bibir sumur selebar 35 cm, serta tingginya 50cm dari permukaan tanah. Saat ini kamar mandi lama tidak dipergunakan lagi. Kamar mandi baru berukuran 3,7 m x 2 m dengan pintu yang menghadap arah utara. Di sebelah barat pendapa terdapat sebuah sumur dan bangunan kamar mandi yang diberi tembok keliling. Bangunan kamar mandi berukuran 2,1 m x 2 m serta tingginya 2 m. Sumur berdiameter 145 cm, lebar bibirnya 15 cm, serta tingginya 62 cm dari permukaan tanah. Pilar sumur berukuran 26 cm x 44 cm serta tingginya 120 cm. Tebal dinding tembok keliling sumur dan kamar mandi 28 cm

h. Dapur
Dapur berukuran 9,5 m x 5 m dengan atap Kampung. Pada bagian barat dapur terdapat sebuah ruang berukuran 4,6 cm x 2,2 m dengan pintu berdaun dua yang menghadap arah selatan. Kusen pintu berukuran 185 cmx 110 cm, sedangkan daunnya berukuran 178 cm x 50cm. Pada dinding barat dapur terdapat pintu berdaun satu yang menghubungkan dapur dengan pekarangan dandua bangunan beratap kampung semi terbuka. Kusenpintu barat dapur berukuran 190 cm x 80 cm, sedangkandaunnya berukuran 183 cm x 73 cm. Bangunan tersebut dipergunakan sebagai gudang dan untuk menyimpan jemuran.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Tahun : 1920
Alamat : Jl. Sawahan Dukuh Sawahan RT 03 , Sumberagung, Jetis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.904006° S, 110.365583° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Bantul No 601 Tahun 2022


Lokasi Rumah Tradisional R. Ngt. Hadi Puspita di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Kompleks bangunan tradisional milik R. Ngt. Hadi Puspita relatif lengkap, yakni terdiri dari pintu gerbang, sumur depan, kuncungan, pendapa, pringgitan, dalem,gandok kiwa, dapur, sumur dan kamar mandi depan.Bangunan rumah tradisional milik R. Ngt Hadi Puspita tidak diketahui dengan pasti tahun pembangunannya.Bangunan didirikan oleh eyang buyutnya yang bernama Tirtodipura yang pernah menjabat sebagai Lurah Sumberagung. Rumah kemudian diwariskan kepada putra Tirtodipura yang bernama Soma Diharjo. Pewarisan dilanjutkan kepada putrinya yang bernama R. Ngt. Hadi Puspito. Ahli waris saat ini adalah putri Ibu R. Ngt. Hadi Puspito yang bernama Ibu Budi Lestari, istri dari Alm. Mayor Jenderal Bahrul Ulum.Menurut Widyatmoko, bangunan yang mengalami perubahan adalah pada bagian gandok kiwa. Pada tahun 1980 bangunan tersebut direhap menjadi ruang-ruang yang ditujukan untuk homestay. Perbaikan seluruh bangunan dilakukan pada tahun 2015 dengan anggaran dari Pemerintah Daerah DIY. Penggantian terutama pada bagian lantai, kerangka kayu bagian atap, dan genteng.Selain untuk rumah tinggal, bangunan ini difungsikan untuk aneka kegiatan sosial budaya, sepertipertemuan/musyawarah warga, kegiatan sosialisasi, tirakatan hari kemerdekaan, peringatan sumpah pemuda, dan shooting film. Kegiatan sosial-budaya di tempat ini bahkan tetap berlangsung hingga sekarang
Nilai Ilmu Pengetahuan : Mempunyai potensi untuk diteliti di bidang ilmu arkeologi, sejarah, arsitektur, dan teknik bangunan
Nilai Budaya : Sebagai bangunan yang mencerminkan jati diri suatu bangsa, kedaerahan atau komunitas tertentu,yaitu masyarakat Bantul
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : R. Ngt. Hadi Puspita
Pengelolaan
Nama Pengelola : Budi Lestari
Alamat Pengelola : Jl. Pandan Blok A N0.7 Jakarta
Catatan Khusus : Pemugaran tiang yang dulunya kayu karena sudah rapuh lalu diganti menggunakan beton. Tapi saat ini dikembalikan seperti semula menggunakan kayu jati (ada 5 buah tiang yang diganti). Lalu rencananya akan dijadikan homestay dengan pembenahan bagian ruangan samping kanan kiri dan belakang joglo. Luas tanah sekitar 3000m2.Koordinat SK : X: 9126028 Y: 429028