Loading

Deskripsi Singkat

Rumah Joglo Ismu Hardjono berada di desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman. Rumah Joglo Ismu Hardjono dibangun pada masa Kolonial yang berfungsi sebagai Bangunan Rumah/Permukiman. Rumah ini pernah digunakan untuk markas Tentara Keamanan Rakyat saat Agresi Militer Belanda II. Ketika zaman kolonial menjadi kantor kelurahan Pucanganom.

Rumah ini memiliki gaya arsitektur tradisional Jawa berupa joglo. Terdapat dua buah atap joglo yang dipisahkan oleh atap limasan. Satu atap joglo di bagian depan dan satu lagi di bagian belakang. Di bagian depan rumah terdapat emapat saka guru yang menopang struktur tumpangsari dan atap joglo. Begitu juga pada joglo di bagian belakang. Keseluruhan rumah masih menggunakan lantai dari plester semen. Di bagian atap masih menggunakan atap genteng dari tanah liat. Dinding rumah menggunakan anyaman bambu, hanya bagian depan rumah yang menggunakan tembok. Langit-langit rumah ditutupi dengan bambu yang ditata rapi. Seluruh rumah ini masih mempertahankan keaslian bentuk dan bahan aslinya.

Hingga sekarang rumah ini masih digunakan sebagai tempat tinggal keluarga Bapak Ismu Hardjono.

Rumah Ismuhardjono merupakan bangunan dengan arsitektur tradisional Jawa dan menghadap ke selatan. Bangunan terdiri dari kuncungan beratap kampung, pendhapa beratap joglo sinom, pringgitan beratap limasan, nDalem beratap joglo sinom, gandhok beratap kampung, dan pawon beratap kampung.

Bangunan pendhapa memiliki denah persegi panjang. Atap pendhapa terdiri dari brunjung, penanggap, dan penitih yang menyambung. Bahan penutup atap pendhapa terbuat dari genteng vlam. Atap bangunan pendhapa menggunakan raguman, yakni rangkaian bambu yang diikat dengan ijuk. Tiang pendhapa terdiri dari 4 (empat) sakaguru, 12 (dua belas) saka penanggap, dan 14 (empat belas) saka emper. Sakaguru menopang bagian pamidhangan yang terdiri dari sunduk dan kili, lalu blandar-pengeret dan blandar lar-laran dan singup. Di bagian tengahantara dua singup terdapat dhada peksi. Di atas sunduk terdapat geganja. Keempat sudut pamidhangan terdapat 4 (empat) emprit gantil berbentuk keben.Bagian lantai terbuat dari plesteran bligon (pasir, gamping, dan bubukan bata) dan terdiri dari jerambah dan jogan.



Di belakang pendhapa terdapat pringgitan. Denah pringgitan berbentuk persegi panjang. Atap ditopang oleh tiang dan dinding bata yang terdapat di sebelah kanan dan kiri. Bagian lantai masih terbuat dari plesteran bligon (pasir, gamping, dan bubukan bata).

Bangunan nDalem memiliki denah persegi. Bangunan nDalem memiliki atap sinom yang terdiri dari brunjung, penanggap, dan penitih yang menyambung. Atap nDalem terbuat dari genteng vlam dandisangga oleh empat sakaguru. nDalem dilengkapi dengan senthong yang terdiri dari senthong tengen, senthong tengah atau pasren, dan senthong kiwo. Di bagian samping kanan dan kiri nDalem terdapat atap emper yang menyambung dengan gandhok.Tiang nDalem terdiri dari 4 (empat) sakaguru yang menopang bagian pamidhangan yang terdiri dari sunduk dan kili, lalu blandar-pengeret dan blandar lar-laran dan singup. Di bagian tengahantara dua singup terdapat dhada peksi. Dinding nDalem berupa gebyok di sebelah selatan dan timur dan dinding di sebelah barat dan utara. Bagian lantai masih terbuat dari plesteran bligon (pasir, gamping, dan bubukan bata) dan lantai bagian senthong lebih tinggi dibanding jerambah nDalem.

Di sebelah kanan dan kiri, nDalem terdapat gandhok kiwa (kiri) dan gandhok tenegn (kanan). Atap nDalem terbuat dari genteng vlam. Denahgandhok berdenah persegi panjang. Bagian atap berbentuk kampung srothong (atap kampung dengan dua emper). Gandhok memiliki atap raguman dan ditopang oleh empat tiang kayu. Dinding gandhok berupa bata. Di bagian dalam gandhok, terdapat sebuah kamar. Gandhok memiliki empat pintu. Pintu di sebelah utara dan selatan sebagai pintu keluar. Pintu barat untuk ke bangunan nDalem sedangkan pintu timur untuk ke dapur. Bagian lantai masih terbuat dari plesteran bligon (pasir, gamping, dan bubukan bata).

Di belakang gandhok terdapat pawon (dapur)yang memiliki denah persegi panjang. Atap pawon berbentuk kampung. Bagian pawon dulunya berupa ruang terbuka, namun sekarang ditutup untuk tambahan kamar. Karena bagian pawon dipakai sebagai kamar, maka di belakang pawon ditambah bangunan pawon baru.
Referensi:

  • Tim Penyusun. 2010. Ensiklopedi Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 
  • Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. 2003. Mosaik Pusaka Budaya Yogyakarta. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Nama Lainnya : Rumah Muhdi Hardjosoemarto
Alamat : Pucanganom 02/36, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.762698° S, 110.243902° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Sleman No 6.13/Kep.KDH/A/2019


Lokasi Rumah Ismuhardjono di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Tradisional
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Tradisional
Fungsi Bangunan : Rumah/Permukiman
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Asli
  2. Ventilasi,Asli
  3. Jendela,Ditambahkan
  4. Kolom/Tiang,Asli
  5. Lantai,Asli
  6. Plafon,Asli
  7. Atap,Asli
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Fungsi Situs : Rumah/Permukiman
Fungsi : Rumah/Permukiman
Peristiwa Sejarah : Bangunan rumah Ismuhardjono diperkirakan sekitar akhir abad 19. Bangunan dibangun oleh Partosentono. Pada saat itu, bangunan tersebut dipakai sebagai kantor glondong (jabatan setingkat lurah di masa kolonial) terkait dengan jabatan Partosentono sebagai glondong Pucanganom. Pada saat itu Pucanganom masih menjadi sebuah kelurahan tersendiri. Pada tahun 1946, kelurahan Pucanganom, Kruwet, Nulisan, dan Kaliduren digabung menjadi Desa Sumberagung. Sepeninggal Partosentono, bangunan diwariskan kepada putranya, Moehdi-Mardjosoemarto dan kini dihuni oleh Ismuhardjono, putra dari Moehdi-Mardjosoemarto.
Nilai Sejarah : Markas Tentara Keamanan Rakyat saat Agresi Militer Belanda II. Ketika zaman kolonial menjadi kantor kelurahan Pucanganom
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Ismu Hardjono
Pengelolaan
Nama Pengelola : Ismu Hardjono
Catatan Khusus : Ukuran :Kuncungan : 3.4 m x 2.4 m Pendhapa : 11.6 m x 12.2 mPringgitan : 7.7 m x 3.8 mnDalem : 9.64 m x 8.7 mGandhok : 12.5 m x 8.4 mPawon : 13.07 m x 7.22 m