Loading

Deskripsi Singkat

Selokan Mataram merupakan struktur saluran/kanal air yang berfungsi untuk sistem irigasi lahan pertanian terutama dalam wilayah Kabupaten Sleman. Bagian hulu saluran masuk berada di barat struktur mengambil saluran air Sungai Progo melalui bangunan Bendung (Weir) Karangtalun dengan dikelola melalui pintu air (intake) yang berada di Desa Karangtalun, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang. Sedangkan bagian hilir yang merupakan ujung saluran keluar berada di timur struktur mengalirkan air ke Sungai Opak yang berada di Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Keseluruhan struktur saluran air Selokan Mataram melintasi wilayah 2 kabupaten, 8 kecamatan, dan 16 desa. 

Dalam pengelolaan Daerah Irigasi Mataram, Selokan Mataram merupakan salah satu bagian dari  tiga saluran induk yaitu (1) Saluran Induk Karangtalun, (2) Saluran Van Der Wijck, (3) Saluran Induk Selokan Mataram. Jaringan ini merupakan jaringan interkoneksi antara dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Progo dan DAS Opak, yang saat ini dikenal dengan “Sistem Mataram”. 

Struktur Selokan Mataram merupakan Jaringan Irigasi Teknis berupa Saluran Irigasi Primer berbentuk tetap dari pangkal hingga ujung. Di sepanjang salurannya baik di sisi utara maupun selatan terdapat Bangunan Sadap untuk mengalirkan air irigasi sebagai saluran tersier langsung menuju petak-petak sawah (Petak Tersier) tanpa melalui saluran sekunder. 

Selokan Mataram memiliki potongan melintang berbentuk trapesium dengan permukaan dinding talut berupa pasangan batu (ukuran boulder). Hanya di bagian wilayah permukiman padat (Desa Sinduadi, Caturtunggal, dan Condongcatur) potongan melintang saluran ini menjadi kotak. 

Panjang struktur Selokan Mataram mencapai 34,5 km (34.519,84 m) dengan lebar bervariasi antara 4 m–12 m. Sepanjang 4,3 km bagian barat (segmen hulu) atau 13% dari keseluruhan panjang Selokan Mataram berada di dalam wilayah Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Sementara dalam wilayah DIY sepanjang 30,1 km atau 87% dari keseluruhan panjang Selokan, berada di 7 kecamatan wilayah Kabupaten Sleman. 

Bagian hulu Selokan Mataram memanfaatkan/menyambung pada struktur saluran air yang telah ada sebelumnya. Pada bagian segmen hulu Selokan Mataram sepanjang 3,3 km merupakan struktur saluran irigasi van der Wijck (van der Wijck Leiding) yang dibangun oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda pada tahun 1909. Di Dusun Beteng, Desa Bligo, Ngluwar terdapat percabangan saluran air untuk struktur van der Wijck dan struktur Selokan Mataram yang ditandai dengan pintu air dan Bangunan Bagi.  

Sepanjang struktur Jaringan Irigasi Utama Selokan Mataram terdiri atas Bangunan Utama berupa bendung, pintu air; Jaringan Irigasi berupa saluran primer dan saluran pembuang; Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap; Bangunan Pengukur dan Pengatur; Bangunan Pengatur Muka Air; Bangunan Pembawa berupa gorong-gorong, talang (akuaduk), talang silang, sipon (siphon); Jalan Inspeksi; Jembatan penyebrangan dan Jembatan Orang; serta Bangunan Pelengkap berupa tangga cuci dan tempat mandi ternak.   

Segmen Ngluwar 

Struktur saluran air Selokan Mataram pada segmen Ngluwar memiliki panjang 4,32 km yang berada dalam wilayah Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang. Segmen ini bermula dari Bendung Karangtalun yang dilengkapi bangunan pengambil (intake) sebagai saluran masuk jaringan irigasi primer Selokan Mataram dari Sungai Progo. Segmen ini berakhir di Sungai Krasak yang juga merupakan perbatasan dengan wilayah Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman. 

Bendung Karangtalun diperkirakan merupakan bagian segmen hulu untuk saluran van der Wijck hingga sepanjang 3,29 km yang kemudian terdapat cabang saluran dengan Bangunan Bagi untuk saluran van der Wijck ke arah selatan (ke wilayah kecamatan Godean). Dari percabangan saluran irigasi ini struktur Selokan Mataram bermula. 

Bangunan pengambilan dalam Bendung Karangtalun berupa konstruksi dam tinggi 20 m dengan 4 pintu air yang masing-masing memiliki jalur lintasan arus air panjang 50 m. 

Pada Segmen ini terdapat 5 jembatan; 6 jembatan orang; 1 talang; 5 talang silang; 2 sipon, 1 tangga cuci, dan 2 tempat mandi ternak. Sipon pertama berupa terowongan jalur air bawah tanah yang melintasi Dusun Gagan (Desa Bligo) sepanjang 657 m. Bagian masuk terowongan tepat berada sebelum Sungai Batang, sedangkan bagian keluar berada di Dusun Cabeyan. Konstruksi sipon kedua berupa terowongan jalur air sepanjang 80 m melewati bawah aliran Sungai Krasak yang merupakan perbatasan Desa Bligo (Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang) dan Desa Banyurejo (Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman). 

Segmen Tempel 

Selokan Mataram pada segmen ini melewati wilayah administrasi Kecamatan Tempel, Sleman dengan panjang 1,71 km. Pada segmen ini saluran air melewati lima jalur sungai dengan satu sungai primer yaitu Sungai Krasak, dan empat aliran sungai kecil. Segmen ini bermula dari Dusun Gasiran (Desa Banyurejo) dengan bangunan sipon dan pintu air yang menjadi pembatas dengan Kecamatan Ngluwar.  

Pada Segmen ini terdapat 3 talang yang melintasi sungai sekaligus berfungsi sebagai jembatan penyebrangan, 5 talang silang, 4 jembatan, 1 jembatan orang, 2 tangga cuci, dan 2 tempat mandi ternak. 

Segmen Seyegan 

Selokan Mataram pada segmen ini melewati wilayah administrasi Kecamatan Seyegan dengan panjang 4,13 km. Pada segmen ini Selokan Mataram melewati lima aliran sungai kecil. Segmen Sayegan bermula dari akuaduk berupa talang melintas di atas Sungai Putih (Kali Putih) yang menjadi pembatas antara Kecamatan Tempel dan Kecamatan Seyegan di Desa Margokaton, Seyegan. 

Pada Segmen ini terdapat 2 sipon, 8 jembatan, 7 jembatan orang, 2 talang, melintasi di atas sungai yang berfungsi juga sebagai jembatan penyebrangan, 14 talang silang, 12 tangga cuci, dan 3 tempat mandi ternak.  

Segmen Mlati 

Struktur Selokan Mataram pada segmen Mlati berukuran panjang 11,20 km. Jalur irigasi pada segmen ini melintasi tiga wilayah kecamatan yang sebagai besar melewati wilayah administrasi Kecamatan Mlati (8,26 km), Kecamatan Godean (962,6 m), dan Kecamatan Gamping (1,98 km). Pada segmen ini Selokan Mataram melewati tiga sungai besar yaitu Sungai Bedog, Sungai Winongo dan Sungai Boyong-Code, serta 6 sungai kecil lainnya. Segmen ini bermula dari sebelah timur pada talang di Sungai Krusuk (Dusun Kadipiro, Tirtoadi) dan berakhir di sebelah barat Dusun Pogung Kidul, Sinduadi (pada kompleks Gedung Sekolah Pascasarajna UGM) 

Pada Segmen ini sebuah sipon terowongan jalur air yang melewati di bawah permukaan air Sungai Code, terletak di Dusun Pogungrejo (Desa Sinduadi). Selain itu, terdapat 3 bangunan bagi, 23 jembatan, 24 jembatan orang, 8 akuaduk berupa talang di atas sungai yang berfungsi ganda sebagai jembatan penyebrangan, 26 talang silang, 30 tangga cuci, dan 13 tempat cuci ternak. 

Tepat di wilayah Dusun Karangjati struktur saluran air Selokan Mataram mengalami pengalihan arah ke utara ditandai dengan keberadaan pintu air. Jalur pengalihan ini memutar melewati Dusun Mranggen Kidul–Pogungrejo–Pogung Kidul. Pengalihan jalur air ini untuk menghindari bentangan lembah Sungai Code yang lebar (sepanjang 147 m). Dengan demikian saluran Selokan Mataram hanya melewati Sungai Code selebar 13 meter melalui konstruksi sipon di Dusun Pogungrejo. Jalur mengitari ini sepanjang 1,67 km yang berakhir di Dusun Pogung Kidul kembali sejajar dengan sumbu struktur saluran Selokan Mataram di timur (Dusun Karangjati). Tepat dari titik bangunan bagi tersebut terdapat saluran penggelontor ke arah timur tepat menuju Sungai Code sepanjang 275 m. 

Segmen Depok 

Struktur Selokan Mataram pada segmen Depok, memiliki panjang 8,15 km. Jalur irigasi pada segmen ini melalui kawasan permukiman padat dengan karakteristik wilayah urban. Tipologi kawasan tepian tersebut ditandai dengan keberadaan bangunan permukiman, meliputi rumah tinggal, bangunan niaga, dan fasilitas umum. Struktur saluran Selokan Mataram dalam wilayah Kecamatan Depok ini memiliki akuaduk berupa 5 talang dan 6 talang silang. Selain itu terdapat 2 gorong-gorong (di bawah Jalan Magelang dan Jalan Ring-road timur), 20 jembatan, 14 jembatan orang, 12 tangga cuci, dan 3 tempat mandi ternak. 

Terdapat pula jembatan-jembatan penyebrangan berbagi ukuran melintasi di atas Selokan Mataram yang dibangun oleh para pemukim di sepanjang saluran air. Talang yang melintasi di atas Sungai Sembung-Tambakbayan memiliki panjang 80 m yang merupakan akuaduk dengan bentang terpanjang di sepanjang Selokan Mataram. 

Segmen Kalasan 

Segmen Kalasan memiliki panjang 5,36 km yang melewati kawasan suburban dan lahan pertanian. Segmen ini memiliki akuaduk berupa 4 talang melintas di atas sungai, 14 talang silang, 16 jembatan; 6 jembatan orang, dan 2  gorong-gorong (di bawah Jalan Solo dan di bawah jalur rel kereta api Yogya-Solo). Pada segmen Kalasan ini terdapat ujung akhir Selokan Mataram yang merupakan segmen hilir melimpah langsung menuju Sungai Opak melalui got miring sebagai bangunan akhir.

Status : Struktur Cagar Budaya
Alamat : Titik Akhir Banyurejo–Margokaton–Margodadi–Tirtoadi–Sidomoyo–Tlogoadi–Trihanggo–Sinduadi–Caturtunggal–Condongcatur–Maguwoharjo–Purwomartani–Tirtomartani–Tamanmartani, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.7674875311685° S, 110.48405694347° E

SK Menteri : SK Mendikbudristek 317/M/2023
SK Gubernur : SK GUB DIY No 231/KEP/2021
SK Walikota/Bupati : SK Bupati Sleman No 31.1/Kep.KDH/A/2023


Lokasi Selokan Mataram di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Panjang : 34,5 km (dari Bendung Karangtalun) 31,2 km (dari Bangunan bagi Saluran Van Der Wijck) 30,1 km (dari Sungai Krasak/perbatasan wilayah DIY)
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Struktur saluran air Selokan Mataram bermula dari pintu air Saluran Van Der Wijck yang berada di Dusun Beteng, Desa Bligo, Ngluwar. Dengan demikian bagian hulu Selokan Mataram menggunakan segmen hulu Saluran Van Der Wijck yang telah dibangun sebelumnya, pada tahun 1909.  Berdasarkan penuturan Sultan Hamengku Buwono IX dalam literatur biografinya, Selokan Mataram dibangun sebagai hasil diplomasi sultan kepada pihak pemerintah pendudukan militer Jepang di Yogyakarta untuk menghindari mobilisasi penduduk Yogyakarta ke luar daerah dalam program Romusha (kebijakan kerja paksa dalam membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan pemerintah pendudukan militer Jepang yang sedang terlibat dalam Perang Pasifik kala itu). Alasan yang diajukan sultan untuk pembangunan saluran irigasi itu agar wilayah Yogyakarta dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan sehingga dapat membantu menyumbangkan hasil bumi untuk keperluan militer Jepang.  Sultan Hamengku Buwono IX juga berdiplomasi agar diberi bantuan dana untuk pembangunan tersebut yang menghasilkan pemerintah pendudukan militer Jepang mengeluarkan dana untuk: a) membangun saluran dan pintu air untuk mengatur air hujan dari daerah tergenang ke laut, terutama di daerah Adikarto sebelah selatan. b) membangun saluran untuk mengalirkan air dari Sungai Progo ke daerah kering yang kekurangan air di daerah Sleman bagian timur. Pembangunan saluran air irigasi Selokan Mataram ini dimulai pada 20 Juli 1944 dan selesai pada 5 Juli 1945. Pembangunan dibiayai oleh pemerintah pendudukan militer Jepang dan dikerjakan sepenuhnya oleh rakyat Yogyakarta dengan koordinasi dari pihak Kraton Yogyakarta. Kepala insinyur yang memimpin proyek ini adalah Ir. Hiromatsu dan Ir. K.R.T. Martonegoro. Dalam propaganda pembangunannya Selokan Mataram dideskripsikan sebagai “proyek irigasi terbesar di Jawa”.Struktur saluran irigasi berupa kanal air ini pada mulanya bernama Gunsei Hasuiro dan Gunsei Yosuiro. Kemungkinan nama pertama untuk kanal irigasi di daerah Adikarto, sementara yang lain untuk penamaan Selokan Mataram. Proyek pembangunan kanal irigasi ini disebut pula dengan nama Gunsei Yosuiro Kairyo Koji Gaiyosho. 
Nilai Sejarah : Selokan Mataram merupakan bukti sejarah perjuangan Sultan Hamengku Buwono IX untuk menyelamatkan/menyiasati masyarakat Yogyakarta terbebas dari pekerjaan sebagai romusha pada masa penjajahan Jepang. 
Nilai Ilmu Pengetahuan : Selokan Mataram telah menunjukkan penggunaan sistem tata kelola air yang memanfaatkan teknologi saat itu untuk mengatasi kendala alam serta merupakan referensi bagi ilmu hidrolika. 
Nilai Pendidikan : Selokan Mataram merupakan bukti pembelajaran dari pemimpin untuk melindungi masyarakat dalam mengatasi kondisi yang akan merugikan dan menyengsarakan masyarakat dengan menciptakan ide dan gagasan guna menyejahterakan masyarakat melalui proyek pembangunan fisik yang melibatkan masyarakat.
Nilai Budaya : Selokan Mataram merupakan salah satu bentuk kearifan budaya lokal Yogyakarta gotong royong dalam menyatukan masyarakatnya antara raja dan rakyat (manunggaling kawula-gusti) dan golong-gilig. 
Nilai Ekonomi :
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Direktorat Jenderal Sumber Day
Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Direktorat Jenderal Sumber Day