Loading

Candi Induk Candi Morangan

Status : Struktur Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Berdasarkan laporan penelitian awal, Candi Induk Morangan dahulu memiliki batur dan kaki candi setinggi 3,20 m yang ditemukan kembali saat ekskavasi yang dilakukan pada zaman Belanda. Luas bagian batur adalah 7,9 m x 7,9 m dengan bagian anak tangga terletak di sisi barat yang lebarnya sebesar 1,7 m dan dibatasi pipi tangga yang berhias makara. Sementara itu lebar selasar kelilingnya hanya berkiras antara 0,5 m hingga 0,7 m.  

Di atas batur Candi Induk Morangan, terdapat kaki candi setinggi 1,78 m dan lebar 5,17 m x 5,17 m yang secara umum berbentuk bujursangkar dan diberi hiasan profil berupa sisi genta, belah rotan, bingkai persegi, serta takik ganda.  

Tubuh candi Morangan terletak di atas kaki candi dan memiliki ukuran 3,76 m x 3,76 m. Bagian ini memiliki pintu masuk menghadap ke barat berbentuk penapil berukuran lebar 1,89 m dan tinggi 3,27 m. Lebar pintu masuk ke ruangan berukuran 0,85 m dan dilengkapi 3 anak tangga. Tubuh candi induk Morangan ditemukan sisa ruangan bagian dalam candi berukuran 2,66 m x 2, 66 m dan di dalamnya terdapat batu Yoni berukuran lebar 1,10 m x 1,10 m dan tinggi 1,55 m. Bagian tubuh Candi Induk Morangan memiliki relung-relung yang menggambarkan sosok dewa-dewa pariwara dengan berbagai sikap. Ada yang berdiri dengan memegang bunga teratai dan ada yang membawa kendi. Selain itu ada relief kedua wantia yang bersikap meliuk (tribanga). Tubuh bagian sisi timur, sebagian sisi utara, dan sisi barat belum ditemukan. Atap Candi Morangan sementara belum dapat direkonstruksi karena banyak bagian yang belum ditemukan. 

Status : Struktur Cagar Budaya
Periodesasi : Klasik
Alamat : Morangan , Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.684885° S, 110.46955° E

SK Walikota/Bupati : SK BUP Sleman 45.3/Kep.KDH/A/2022


Lokasi Candi Induk Candi Morangan di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ragam Hias : Candi Induk Morangan memiliki relung-relung yang menggambarkan sosok dewa-dewa pariwara dengan berbagai sikap. Ada yang berdiri dengan memegang bunga teratai dan ada yang membawa kendi. Selain itu ada relief kedua wantia yang bersikap meliuk (tribanga).
Ciri Fisik Benda
Ragam Hias : Candi Induk Morangan memiliki relung-relung yang menggambarkan sosok dewa-dewa pariwara dengan berbagai sikap. Ada yang berdiri dengan memegang bunga teratai dan ada yang membawa kendi. Selain itu ada relief kedua wantia yang bersikap meliuk (tribanga).
Fungsi Benda
Bahan Utama : Batu
Jenis Struktur : Runtuhan
Bentuk : Memusat
Ragam Hias : Candi Induk Morangan memiliki relung-relung yang menggambarkan sosok dewa-dewa pariwara dengan berbagai sikap. Ada yang berdiri dengan memegang bunga teratai dan ada yang membawa kendi. Selain itu ada relief kedua wantia yang bersikap meliuk (tribanga).
Dimensi Struktur
Panjang : 7,95 m
Lebar : 7,95 m
Jenis Bangunan : Runtuhan
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Konteks : Sejauh ini belum dapat diketahui tahun pembangunan Candi Morangan dan hanya diketahui bahwa candi ini dibuat pada masa Mataram Kuno jika melihat gaya seninya. Berdasarkan temuan yoni di candi induk, diketahui jika Candi Morangan berlatarbelakang agama Hindu. Menurut Hoeperman dalam Hindoe Oudheden van Java 1864-1867, sudah ditemukan sebelum tahun 1860-an. Kondisinya saat itu sudah menjadi reruntuhan dan tertutup akar pohon. Pada tahun 1937, Oudheidkundige Dienst atau Dinas Kepurbakalaan melakukan ekskavasi di Candi Morangan dan menemukan bagian kaki candi induk. Eskavasi tersebut tidak dilanjutkan karena adanya rembesan air tanah.  
Riwayat Penemuan : Pertama kali ditemukan tahun 1884 dalam keadaan runtuh yang ditumbuhi semak belukar dan akar pohon. Berada di kedalaman 2,5 m dibawah permukaan tanah sekarang.
Riwayat Pelestarian : Pada tahun 1937, Oudheidkundige Dienst atau Dinas Kepurbakalaan melakukan ekskavasi di Candi Morangan dan menemukan bagian kaki candi induk. Eskavasi tersebut tidak dilanjutkan karena adanya rembesan air tanah.
Nilai Sejarah : Struktur Candi Induk Morangan mempunyai arti khusus bagi perkembangan sejarah kebudayaan Mataram Kuno abad IX-X M dan bukti kedahsyatan erupsi Merapi pada abad ke X M. Struktur Candi Induk Morangan belum diketahui tahun pembangunannya karena data prasasti belum ditemukan karena belum ditemukannya prasasti. Berdasarkan gaya seni arsitektur dan pahatannya, diperkirakan Candi Induk Morangan dibangun pada masa Mataram Kuno (IX-X M) sehingga usia Struktur Candi Induk Morangan saat ini sudah berusia lebih dari 50 tahun. 
Nilai Ilmu Pengetahuan : Struktur Candi Induk Morangan dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi berbagai bidang ilmu, baik ilmu budaya seperti arkeologi, sejarah, antropologi, dan ilmu eksakta, seperti arsitektur, teknik sipil, vulkanologi  dan geologi.
Nilai Agama : Sebagai bahan pembelajaran agama, khususnya agama Hindu. 
Nilai Pendidikan : Sebagai bahan pengajaran untuk pelajar dan pengajar tentang bangunan kuno dan kebencanaan. 
Nilai Budaya : Struktur Candi Morangan memiliki nilai budaya yang tinggi yang dapat digunakan sebagai penguatan kepribadian bangsa, khususnya di Kabupaten SlemanMerupakan bukti adanya kebudayaan Hindu yang pernah tumbuh dan berkembang di daerah tersebut pada masa Mataram Kuno
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (sekarang Ba
Riwayat Kepemilikan : -
Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (sekarang Ba
Catatan Khusus : Koordinat pada SK Bupati Sleman: UTM: 49 M X: 441500.03 m E m E; Y: 9150502.09 m S