Loading

Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia

Status : Situs Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia “MANDALA BHAKTI WANITATAMA” di Yogyakarta, merupakan kompleks dengan beberapa bangunan, yaitu Balai Srikandi, Balai Utari, Wisma Sembodro Lama, Wisma Sembodro Baru, Wisma Arimbi, Balai Shinta, Balai Kunthi, TK Karya Rini, dan SMK Karya Rini. Semua bangunan dikelola oleh Yayasan Hari Ibu Kowani. Dari beberapa bangunan tersebut ada 2 (dua) bangunan yang mempunyai nilai penting bagi Yayasan Hari Ibu Kowani, yaitu Balai Srikandi dan Balai Utari.  

1. Balai Srikandi merupakan bangunan yang dibangun mulai 17 Agustus1955 diresmikan 20 Mei 1956. Fungsi awal untuk Taman Kanak-Kanak, kantor, tempat Latihan Kader Wanita Pembangunan Masyarakat Desa (1956, 1958, 1959). Saat ini digunakan untuk Museum Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Balai Srikandi berukuran 1800 x 1650 cm, awalnya bangunan ini mempunyai ukuran lebih panjang, namun sebagian dipotong untuk pembangunan Wisma Sembodro Baru. Wisma Srikandi merupakan bangunan periode tahun 1950 an, dengan atap berbentuk limasan, di samping timur dan barat terdapat selasar. Pada perkembangannya ditambah selasar di sisi utara yang menghubungkan Balai Srikandi dengan Balai Kunthi.  

2. Balai Utari, dibangun mulai Juni 1958, diresmikan 22 Desember 1960 untuk Ruang rekreasi/aula/ruang penerangan, dilengkapi panggung untuk pementasan, kamar-kamar rias, balkon tempat projektor. Bangunan ini direhabilitasi tahun 2014. Saat ini digunakan sebagai tempat pertemuan, resepsi, wisuda, pameran, dan pementasan, sedangkan balkon digunakan sebagai Kantor BKOW. Balai Utari berbentuk empat persegi panjang berukuran 4505 x 2265 cm. Balai Utari mempunyai arsitektur yang hampir sama dengan Balai Srikandi, yaitu bangunan dengan atap limasan. 

Di antara kedua bangunan itu, Balai Srikandi berkaitan dengan Wisma Sembodro Lama, dibangun mulai Juni 1958, diresmikan pada tanggal 22 Desember 1960. Terdiri dari 6 kamar, kapasitas 30 orang. Pada tanggal 20 Mei 1959 untuk asrama Latihan Kader Wanita Pembangunan Masyarakat Desa III selama 4 bulan. Sayangnya bangunan ini sudah dibongkar dan digantikan dengan bangunan baru.

Status : Situs Cagar Budaya
Periodesasi : Pasca Kemerdekaan
Alamat :
Koordinat:
7.783611° S, 110.393333° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Sleman


Lokasi Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Fungsi Bangunan : Tempat Penyimpanan
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tema : Tempat Penyimpanan
Fungsi Situs : Tempat Penyimpanan
Fungsi : Tempat Penyimpanan
Peristiwa Sejarah : Gedung Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama Mandala Bhakti Wanitatama merupakan perwujudan hasrat wanita Indonesia untuk mendirian monumen yang menandai kesatuan gerak dan langkah dalam perjuangan yang dilandasi cita-cita Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada tahun 1928 yang dilaksanakan di Dalem Joyodipuran Yogyakarta.  Pembangunan monumen berwujud gedung ditugaskan kepada Yayasan Hari Ibu yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1953. Berkat jasa Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku penasihat Yayasan Hari Ibu sehingga dapat menempati lokasi yang awalnya milik BNI.  Peletakan batu pertama pembangunan monumen dilaksanakan pada puncak Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia pada tanggal 22 Desember 1953 oleh Ibu Soekonto (Ketua Kongres Perempuan Indonesia I tahun 1928). Pembangunannya dimulai pada tanggal 17 Agustus 1955 dan diresmikan pada tanggal 20 Mei 1956 oleh Ibu Maria Ulfah Santoso.  Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia berupa bangunan gedung yang terdiri dari beberapa bangunan, yaitu Sembodro, Kunthi, Arimbi, Shinta, Srikandi, Utari, Bangunan Gudang dan Bangunan untuk SKP Karya Rini. Dari beberapa bangunan tersebut tinggal 2 (dua) bangunan yang mempunyai peran sejak awal berdirinya monumen, yaitu Gedung Srikandi dan Balai Untari beserta gudangnya (sekarang untuk T.K. Karya Rini, sedangkan bangunan lainnya sudah dilakukan perubahan pada tahun 1983). Gedung Srikandi pernah digunakan sebagai tempat Latihan Kader Wanita Pembangunan Masyarakat Desa pada tahun 1956, 1958 dan 1959. Gedung Srikandi sejak 22 Desember 1983 digunakan sebagai Museum. Dalam pelatihan ini terdapat peralatan yang sekarang menjadi koleksi Museum, seperti mesin ketik mesin jahit, peralatan memasak, tiang vandel, dan vandel.
Riwayat Rehabilitasi : Bangunan Balai Utari sempat direhabilitasi tahun 2014.
Nilai Sejarah : Lokasi Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia di Jalan Laksda. Adisucipto No. 88 Yogyakarta, menyimpan informasi kegiatan manusia masa lalu. Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia didirikan sebagai peringatan 25 (dua puluh lima) tahun Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia yang dimulai dari Kongres Perempoean Indonesia I pada 22 sampai dengan 25 Desember 1928, yang diselenggarakan di Dalem Joyodipuran Yogyakarta. Balai Srikandi dan Balai Utari merupakan bangunan lama yang berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih, dan mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun. Hal ini ditandai dengan ciri arsitetur  perpaduan antara arsitektur Eropa dan Jawa yang dapat dilihat dari atap, tiang dan dinding, lantai bangunan, selasar di bagian luar, dan komponen bangunan lain seperti pintu dan jendela. 
Nilai Budaya : Mengingat dalam suatu lokasi terdapat 2 (dua)) bangunan cagar budaya, yaitu Balai Srikandi dan Balai Utari yang sejak awal didirikan mempunai peran dalam pergerakan wanita di Indonesia, maka dapat disebut sebagai Situs Cagar Budaya.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Yayasan Hari Ibu Kowani dengan Akta Notaris
Pengelolaan
Nama Pengelola : Yayasan Hari Ibu Kowani dengan Akta Notaris
Alamat Pengelola : -um Ada
Catatan Khusus : Koordinat pada NR: LS 7° 47' 1" BT 110° 23' 36"