Loading

Deskripsi Singkat

Bekas Stasiun Tempel Sleman berukuran 22,5 m x 7,5 m membujur barat-timur dan menghadap ke selatan. Bagian halaman berlantai tegel berukuran 10 cm x 10 cm. Atap bangunan bertipe limas an dengan bahan genteng flam dengan kemiringan tajam dan tingginya 4,4 m. Bangunan Stasiun Tempel dibagi menjadi 7 ruangan. Dahulu bangunan Stasiun Tempel berupa bangunan yang tidak berdinding pada awal pembangunnya tahun 1904. Dalam perkembangannya bangunan Stasiun Tempel menjadi bangunan yang sekarang. 

Ruang 1 yang terletak paling utara berukuran 3 m x 4m. Ruangan ini dibagi menjadi dua ruangan untuk tempat almari dan piala, ruangan selanjutnya sebagai gudang. Ruang 2 berada di sebelah selatan ruang 1 dengan ukuran 2 m x 3 m. Ruang 2 lebih menonjol 1,5 m dari ruang 1.  

Ruang 2 dahulu digunakan sebagai ruangan penggerak mesin hal ini ditunjukkan dengan adanya mesin penggerak rel kereta api di dalamnya. Ruangan ini beratap sendiri berupa dak beton yang permukaannya diberi anyaman bambu.  

Sebelah timur ruang 2 terdapat ruang 3 dengan ukuran 3 m x 3,75 m. Sudut tenggara ruangan ini terdapat dak dari batu bata yang diplester.  

Ruang 4 yang terletak dibagian selatan ruang 3 dengan ukuran 4 m x 5 m. Sudut tenggara ruangan ini terdapat dudukan brangkas dan di atasnya terdapat brangkas. Pada bagian dinding selatan ruangan ini terdapat loket karcis berukuran 1 m x 1,15 m yang secara vertikal dibagi menjadi tiga bagian. Bagian tengah dari panil kaca, bagian kanan dan kiri berupa kawat strimin serta kusen bercat warna biru.  

Ruang 5 berada disebelah timur ruang 4 dan ukurannya 6 m x 4 m, membujur utara selatan. Bagian utara ruangan terdapat pintu kayu yang menghubungkan ruang 4 dan 5. Pada dinding sebelah timur terdapat pintu kayu yang menghubungkan ruang 5 dan dapur. Ruang 5 dahulu tidak berdinding sampai atas namun karena kebutuhan ruangan maka ruang 5 diberi dinding sampai atas. Pada jaman dahulu ruang 5 digunakan untuk tempat membeli karcis dan ruang tunggu penumpang.  

Ruang 6 merupakan dapur yang terletak di selatan ruang 5 dengan ukuran 3,5 m x 3 m. Pada bagian dinding dalam sebelah utara dindingnya diberi pecahan kaca dan kerikil. Ruang 7 yang merupakan toilet berukuran 2 m x 2,5 m dan terletak di sebelah timur dapur. Ruang 6 dan 7 merupakan ruangan tambahan. 

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Tahun : 1898
Alamat : Dusun Ngepos, Lumbungrejo, Tempel, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.646664° S, 110.323303° E

SK Walikota/Bupati : Keputusan Bupati Sleman


Lokasi Bekas Stasiun Tempel di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Kolonial
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Kolonial
Fungsi Bangunan : Stasiun
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tata Letak Dalam Ruang Kawasan : Bekas Stasiun Tempel Sleman berukuran 22,5 m x 7,5 m membujur barat-timur dan menghadap ke selatan.
Deskripsi Atap : Atap bangunan bertipe limas an dengan bahan genteng flam dengan kemiringan tajam dan tingginya 4,4 m.
Deskripsi Lantai : Bagian halaman berlantai tegel berukuran 10 cm x 10 cm.
Interior : Bangunan Stasiun Tempel dibagi menjadi 7 ruangan.
Fungsi Situs : Stasiun
Fungsi : Stasiun
Konteks : Stasiun Tempel awalnya dibangun pada tahun 1898 oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) untuk melayani kereta api uap (trem). Pada tahun 1976 jalur Yogyakarta-Secang ditutup sehingga Stasiun Tempel tidak dilewati lagi. Pada bagian ujung stasiun ini terdapat Jembatan Krasak namun saat banjir lahar dingintahun 1975 jembatan terhantam banjir dan ambruk. Akibat ambruknya Jembatan Krasak kereta api dari Stasiun Tugu tidak dapat melanjutkan perjalanan ke Stasiun Magelang dan hanya berhenti sampai StasiunTempel.
Nilai Sejarah : Merupakan saksi sejarah sebagai bangunan yang memiliki informasi tentang kehidupan masa lalu khususnya tentang sejarah perkeretaapian yang dibangun Kolonial Belanda di Sleman.  
Nilai Ilmu Pengetahuan : Bangunan Stasiun Tempel mempunyai potensi untuk diteliti lebih lanjut dalam rangka menjawab masalah-masalah dalam bidang keilmuan arkeologi, historis, arsitektur, dan teknik sipil.
Nilai Ekonomi : Hampir selama 80 tahun digunakan sebagai stasiun aktif, dari semenjak jaman Hindia Belanda, Hingga DKA perusahaan kereta api nasional sampai tahun 1975.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Riwayat Kepemilikan : -
Pengelolaan
Nama Pengelola : PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Persepsi Masyarakat : -
Catatan Khusus : Koordinat: UTM 49 M X: 0425364 Y: 9154705