Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Situs Kolonial 1800 M 1900 M (1928)

Nama Lainnya : Rumah Merto Sayuk

Lokasi Gerilya Jenderal Sudirman di Paliyan Tengah, Karangduwet, Paliyan yang selanjutnya disebut sebagai Rumah Merto Sayok adalah sebuah rumah yang secara turun temurun Keluarga Mertopawiro/Saidi. Diriwayatkan Mertopawiro/Saidi yang menikahi Satem memiliki 3 orang anak yaitu Mangun Sayok, Sagiyem, dan Saniyem. Pasangan suami istri Mertopawiro/Saidi dan Satem adalah pelaku sejarah perjalanan gerilya Jenderal Sudirman bersama TNI. Rumah Merto Sayok saat ini digunakan sebagi rumah tinggal oleh keluarga Sispardiyo dan Saniyem. Rumah ini dikenal sebagai rumah Merto Sayok karena pada saat itu penyebutan nama kepala keluarga biasa di sebut dari singkatan nama orang tua (Merto) dan anak bungsu (Sayok).

Pada tahun 1948, Rumah Merto Sayok menjadi salah satu rumah persinggahan Jenderal Sudirman beserta pasukannya yang sedang melakukan perjalanan perang gerilya dari Yogyakarta menuju ke Kediri. Ketika sampai di wilayah Paliyan Gunungkidul beristirahat dan singgah di rumah Merto Sayok. Selama singgah di rumah Merto Sayok Jenderal Sudirman menyusun strategi gerilya beserta pasukannya untuk melanjutkan perang gerilya. Selain itu Beliau juga beristirahat, tidur, dan makan malam.

Informasi Cagar Budaya

Lokasi Situs : Rumah Merto Sayok, Paliyan Tengah RT. 27/RW 05 Kel. Karangduwet Kec. Paliyan Kab. Gunungkidul Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta

Lokasi Lokasi Gerilya Jenderal Sudirman


Koordinat Penemuan : ;
Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Fungsi Bangunan : Benteng
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tema : Kolonial
Fungsi Situs : Benteng
Jumlah WBCB : -
Fungsi : Benteng
Tokoh : Jenderal Sudirman
Peristiwa Sejarah : Menghadapi agresi militer Belanda yang ke-2, Jenderal Sudirman dalam keadaan menderita sakit TBC memilih berperang gerilya bersama TNI menempuh perjalanan yang jauh dan medan yang sulit. Sejarah mencatat, setelah mengeluarkan Perintah Kilat No. 1/PB/D/48, pada tanggal 19 Desember 1948, Jenderal Sudirman dan TNI memulai perjalanan perang gerilya dari Yogya menuju Kediri. Perjalanan bergerilya selama tujuh bulan dengan menempuh jarak 1.010 km di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur saat ini. ( Pribadi, Agus Gunaedi. 2009 : 100) Perjalanan gerilya Jenderal Soedirman bersama TNI dimulai dari kota Yogyakarta pada siang hari. Soedirman mengendarai sebuah mobil di dampingi oleh Kapten Parjo, Harsono Cokroaminoto dan Sersan Sakijan (Pengemudi). Tiba di daerah kretek, rombongan Soedirman harus berhenti karena Sungai Opak sedang banjir. Perjalanan selanjutnya dilakukan dengan menyebrangi sungai Opak, utara pantai Parangtritis. Dari Kretek perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan dokar tanpa kuda hingga sampai Duwet, melalui Grogol, Panggang, dan Playen. (Sudjadi, B: 1985 : 112)   Tepat pada tanggal 21 Desember tahun 1948 sekitar jam 16.00 datang Jenderal Sudirman beserta pasukannya dari arah selatan. Jenderal Sudirman dipikul dengan menggunakan sebuah tandu berhenti di halaman depan Rumah Merto Sayok. Jenderal Sudirman menunjuk rumah ini sebagai tempat istirahat pasukannya yang kelelahan setelah menempuh perjalanan gerilya berjalan kaki dari Kretek Bantul. Menurut penuturan Sispardiyo, penunjukkan rumah Merto Sayok sebagai lokasi istirahat berdasarkan petunjuk mistis Jenderal Sudirman yang didapat sewaktu melewati daerah Kretek Bantul. Petunjuk mistis yang didapat Jenderal Sudirman menyebutkan sebuah tempat yang tepat untuk beristirahat berikutnya adalah rumah yang bagian depan rumahnya belum jadi, berberatap alang alang dan berada sebelah di barat jalan. Rumah Merto Sayok dipandang sesuai dengan petunjuk yang didapat oleh Jandral Sudirman. Sesaat kemudian Jenderal Sudirman memerintahkan pasukannya beristirahat di rumah tersebut. Pada malam hari, salah seorang prajurit memberikan telur kepada Mertopawiro/Saidi. Prajurit tersebut meminta Mertopawiro/Saidi untuk merebus telur tersebut dan memasak air untuk Jenderal Sudirman. Lalu Mertopawiro/Saidi dan Satem istrinya merebus telur di dapur rumahnya kemudian menyuguhkan kepada Jenderal Sudirman sebagai santapan makan malam. Menjelang tengah malam berlokasi di Omah Tengah, Jenderal Sudirman tidur di atas sebuah dipan dari kayu yang beralaskan galar bambu. Selama berhenti beristirahat di rumah Merto Sayok, Jenderal Sudirman beserta pasukannya menyusun strategi perang gerilya. Berlokasi di Omah Ngarep, Jenderal Sudirman dan beberapa pimpinan pasukannya menggelar sebuah peta melakukan diskusi serius menentukan arah perjalanan yang aman berikutnya menuju Kediri. Jenderal Sudirman dengan penuh perhitungan memutuskan arah perjalanan selanjutnya yaitu Playen, atau ke arah utara dari wilayah Paliyan. Pagi harinya, tepatnya pada tanggal 22 Desember 1948 dinihari, Jenderal Sudirman beserta seluruh Pasukannya meninggalkan Rumah Sayok dan melanjutkan perjalanan Gerilya menuju Playen. Setelah berpindah-pindah di beberapa tempat rombongan Jenderal Sudirman kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949. ( Pribadi, Agus Gunaedi. 2009 : 100)
Konteks : Agresi Militer Belanda yang Ke-2
Nama Pemilik Terakhir : Saniyem
Alamat Pemilik : Belum ada
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : Merto Sayok
Alamat Pengelola : Paliyan Tengah RT 27/RW 05