Loading

Deskripsi Singkat

Goa Jepang No 19 adalah salah satu bangunan goa dari sembilan belas goa yang berada di pegunungan Pundong (bagian selatan perbatasan Gunungkidul-Bantul). Bangunan goa Jepang No. 19 mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bangunan goa Jepang lain yang lokasinya berdekatan. Secara leseluruhan bangunan goa yang berada di daerah Pundong (Bantul) dan Purwosari (Gunungkidul) ada dua puluh bangunan goa. Tiga goa berada di Kecamatan Purwosari, Gunungkidul dan enam belas goa Jepang lainnya berada di Kecamatan Pundong Bantul.
Bangunan Goa Jepang No.19 yang berada di Kalurahan Purwosari, Gunungkidul mempunyai denah bangunan bujur sangkar dengan tambahan bangunan (1 kamar) disisi kanan belakang.
Bangunan dibuat dari beton bertulang dengan ketebalan dinding sisi depan 110 cm. Atap bangunan terbuat dari beton cor dengan dua (2) buah lubang ventilasi berada di bagian atas.
Bahan:
Goa dari batu andesit;
Dinding ruang dalam : tembok berplester

Goa ini berfungsi sebagai tempat pengintaian sekaligus untuk menempatkan senjata meriam.
Lubang dudukan meriam memiliki kedalaman sekitar 50 cm.
Terdapat ruangan yang cukup luas dengan ukuran 8,8 meter X 8.8 meter. Di sudut barat laut terdapat dua buah kamar dengan ukuran yang berbeda.
Tinggi ruangan lebih kurang 2 meter. Ruangan yang ada tempat dudukan meriam lebih rendah.





Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Alamat : Watugajah, Girijati, Purwosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
8.0237580147367° S, 110.33892743053° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Gunungkidul No117/KPTS/2018
No. Registrasi Daerah : R0012/TACBGK/06/2017


Lokasi Goa Jepang No.19 di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Kolonial
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Kolonial
Fungsi Bangunan : Militer
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Fungsi Situs : Militer
Fungsi : Militer
Peristiwa Sejarah : A. Sejarah tentang Goa JepangPada tanggal 1 Maret 1942, di bawah pimpinan Vince Admiral Takahashi, bala tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, menggunakan tiga tempat pendaratan, yakni . di Merak, Teluk Banten; di Pantai Eretan Wetan, pantai utara bagian Jawa Barat, dan Kragan, Rembang, Jawa Tengah. Dari Rembang bala tentara Jepang bergerak satu kolone ke Jawa Tengah dan bisa merebut Semarang, Magelang. Surakarta, Yogyakarta.Setelah Jepang menduduki Kota Yogyakarta, beberapa hari kemudian Jepang mulai melancarkan aksi propaganda. Semua aksi dilakukan melalui siaran-siaran radio yang langsung dipancarkan dari Tokyo. Inti propaganda adalah Jepang saudara tua orang-orang Asia, dan ingin membebaskan saudara-saudara Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Jepang menyerukan propaganda dengan slogan menarik “Asia untuk bangsa Asia”. Dalam rangka mempertahankan kekuasaan di Indonesia, Pemerintah Pendudukan Jepang diantaranya adalah melakukan mobilisasi dan kontrol. Sebagai usaha untuk memperkuat pertahanan, penguasa Jepang merekrut para pemuda Indonesia dalam badan semi militer, selain itu juga membangun stasiun-stasiun pertahanan seperti pangkalan militer, pangkalan udara, dan goa-goa pertahanan yang kemudian popular dengan istilah goa Jepang.Goa-goa yang dibangun di sekitar pantai dengan goa-goa yang dibangun di daerah pegunungan merupakan satu kesatuan strategi pertahanan yang saling terkait. Goa-goa yang ada di pegunungan antara satu dengan lainnya dihubungkan dengan fasilitas jalan-jalan berparit. Sebagaimana area militer pada umumnya, di tempat tersebut juga dilengkapi dengan lapangan untuk upacara atau keperluan-keperluan kemiliteran.Tentara Jepang membangun goa-goa pertahanan dan perlindungan secara lengkap dalam rangka operasi pertahanan wilayah regional. Goa-goa tersebut dibuat di sekitar pantai, karena hal ini merupakan strategi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pendaratan tentara Sekutu di sepanjang pantai Laut Selatan, antara lain yang terdapat di daerah Pundong Bantul dan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain di kedua tempat tersebut, goa Jepang juga ditemukan di Bandar Udara Adisutjipto dan daeah Kaliurang. B. Sejarah Pengelolaan Bangunan Goa JepangAtap bangunan Goa Jepang pernah mengalami kerusakan (runtuh), juga salah satu lubang ventilasi. Kerusakan pada bagian atap pernah diperbaiki oleh P.T. Kedaulatan Rakyat, namun lubang ventilasi tidak ikut diperbaiki.Tahun 1998 SPSP DIY yang sekarang bernama BPCB DIY melakukan kegiatan Pendataan Goa-Goa Jepang di Desa Seloharjo, Pundong, Bantul. Dalam laporan itu Goa Jepang di Girijati termasuk yang ikut didata.Pada tanggal 18-24 Agustus 2014 Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta melakukan ekskavasi di kawasan goa tersebut. Dari ekskavasi disimpulkan, goa-goa yang dibangun Jepang di kawasan pantai selatan Jawa ditinggalkan dan belum sempat digunakan dalam pertempuran.Tahun 2016, BPCB DIY melakukan kegiatan Herinventarisasi Cagar Budaya di Kecamatan Pundong, dan dalam kegiatan tersebut termasuk tiga (3) Goa Jepang yang berada di wilayah Gunungkidul masuk dalam laporan inventarisasi. Masih dalam tahun 2016, BPCB DIY T melakukan kegiatan zonasi Kawasan Goa Jepang, namun Goa Jepang yang berada di Kalurahan Girijati tidak masuk dalam peta zonasi.
Nilai Sejarah : Merupakan bukti sejarah keberadaan pendudukan Jepang di wilayah Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan Goa Jepang dipakai sebagai tempat pertahanan; pengintaian dan strategi militer Jepang sewaktu menduduki Indonesia dan lebih khusus lagi di Gunungkidul Yogyakarta.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Sebagai peninggalan budaya masa pendudukan Jepang di Indonesia pada umunya dan Yogjakarta pada khususnya yang jenisnya sedikit (langka) merupakan obyek ilmu pengetahuan yang sangat penting, dan dapat dimanfaatkan sebagai obyek pembelajaran bagi masyarakat.
Nilai Pendidikan : • Bangunan goa ini dapat dipergunakan sebagai sarana pendidikan Sejarah masa Pendudukan Jepang No. 19 di DIY.• Dapat digunakan untuk media pembelajaran bidang sejarah; teknik bangunan dan strategi pertahanan di Kabupaten Gunungkidul.• Dapat digunakan untuk pembelajaran tentang pengelolaan cagar budaya yang mempunyai lokasi berdekatan (antara Gunungkidul dengan Bantul). d. Tingkat Keterancaman TinggiGoa Jepang No. 19 berada dalam wilayah yang berkembang untuk kegiatan pariwisata (wisata pantai dan berada dalam halaman hotel). Oleh karena itu tingkat keterancamannya tinggi.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Tanah milik Hotel Queen South
Pengelolaan
Nama Pengelola : BPCB DIY
Catatan Khusus : Panjang goa : 8,8 meterLebar goa : 8,8 meterTinggi goa : 2 meter