Loading

Deskripsi Singkat

Merupakan goa yang dibangun Jepang pada masa penjajahannya di pulau Jawa.

Gua Jepang No.1 adalah salah satu bangunan dari sembilan belas goa yang berada di pegunungan Pundong (bagian selatan perbatasan Gunungkidul-Bantul). Tiga (3) goa berada di Purwosari Gunungkidul (1, 18, & 19) dan enam belas (16) goa lainnya berada di Kecamatan Pundong, Bantul. Bangunan gua Jepang No.1 mempunyai ukuran yang kecil jika dibandingkan dengan bangunan gua Jepang lain yang berdekatan.
Dahulu Goa Jepang No. 1 ini sebagian terpendam tanah. Namun pada tahun 2015 dilakukan ekskavasi oleh BPCB DIY sehingga saat ini Goa bisa dimasuki. Secara keseluruhan, kondisi goa Jepang ini sangat terawat.
Goa menghadap ke barat dengan sebuah pintu masuk di sebelah barat. Terdapat cekungan untuk memasukkan kusen pintu setebal 10 cm. Terdapat lubang pengintaian menghadap ke timur. Dinding dan atap Goa berspesi semen. Lantai Goa berspesi semen tetapi sudah aus. Terdapat semacam lorong untuk menuju pintu masuk Goa,
dengan ukuran : panjang 390 cm dan lebar 125 cm.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Alamat : Dlingo, Girijati, Purwosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.9996972814593° S, 110.33260545805° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Gunungkidul No 140/KPTS/2018
No. Registrasi Daerah : R0027/TACBGK/12/2017


Lokasi Goa Jepang No.1 di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Kolonial
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Kolonial
Fungsi Bangunan : Militer
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Fungsi Situs : Militer
Fungsi : Militer
Peristiwa Sejarah : Pada tanggal 1 Maret 1942, di bawah pimpinan Vince Admiral Takahashi, bala tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, menggunakan tiga tempat pendaratan, yakni . di Merak, Teluk Banten; di Pantai Eretan Wetan, pantai utara bagian Jawa Barat, dan Kragan, rembang, Jawa Tengah. Dari Rembang bala tentara Jepang bergerak satu kolone ke Jawa Tengah dan bisa merebut Semarang, Magelang. Surakarta, Yogyakarta.Setelah Jepang menduduki Kota Yogyakarta, beberapa hari kemudian Jepang mulai melancarkan aksi propaganda. Semua aksi tersebut dilakukan melalui siaran-siaran radio yang langsung dipancarkan dari Tokyo. Adapun inti propaganda itu dikatakan bahwa Jepang adalah saudara tua orang-orang Asia, dan ingin membebaskan saudara-saudara Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Jepang menyerukan propaganda dengan slogan menarik yakni Asia untuk bangsa Asia.Dalam rangka mempertahankan kekuasaan di Indonesia, Pemerintah Pendudukan Jepang melakukan serangkaian usaha diantaranya adalah melakukan mobilisasi dan kontrol. Sebagai usaha untuk memperkuat pertahanan, penguasa Jepang merekrut para pemuda Indonesia dalam badan semi militer, selain itu juga membangun stasiun-stasiun pertahanan seperti pangkalan militer, pangkalan udara, dan goa-goa pertahanan yang kemudian popular dengan istilah goa Jepang.Goa-Goa yang dibangun di sekitar pantai dengan goa-goa yang dibangun di daerah pegunungan merupakan satu kesatuan strategi pertahanan yang saling terkait. Goa-goa yang ada di pegunungan antara satu dengan lainnya dihubungkan dengan fasilitas jalan-jalan berparit. Sebagaimana area militer pada umumnya, di tempat tersebut juga dilengkapi dengan lapangan untuk upacara atau keperluan-keperluan kemiliteran.Tentara Jepang membangun goa-goa pertahanan dan perlindungan secara lengkap dalam rangka operasi pertahanan wilayah regional. Goa-goa tersebut dibuat di sekitar pantai, karena hal ini merupakan strategi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pendaratan tentara Sekutu di sepanjang pantai Laut Selatan.
Nilai Sejarah : Merupakan bukti sejarah keberadaan pendudukanJepang di wilayah Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.Bangunan Goa Jepang dipakai sebagai tempat pertahanan; pengintaian dan strategi militer Jepang sewaktu menduduki Indonesia dan lebih khusus lagi di Gunungkidul Yogyakarta
Nilai Ilmu Pengetahuan : sebagai peninggalan budaya masa pendudukan Jepang di Indonesia pada umunya dan Yogjakarta pada khususnya yang jenisnya sedikit (langka) merupakan obyek ilmu pengetahuan yang sangat penting, dan dapat dimanfaatkan sebagai obyek pembelajaran bagi masyarakat.
Nilai Pendidikan : • Bangunan Goa ini dapat dipergunakan sebagai sarana pendidikan sejarah masa Pendudukan Jepang di DIY.• Dapat digunakan untuk media pembelajaran bidang sejarah; teknik bangunan dan strategi pertahanan di Kabupaten Gunungkidul .• Dapat digunakan untuk pembelajaran tentang pengelolaan cagar budaya yang mempunyai lokasi berdekatan (Gunungkidul dan Bantul).
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : BPCB DIY
Pengelolaan
Nama Pengelola : BPCB DIY
Catatan Khusus : Panjang Goa : 250 cm;Lebar Goa: 250 cmTinggi Goa: 180 cmLebar pintu: 103 cmTinggi pintu: 187 cm.Panjang dinding barat 139 cm.Tebal dinding atas pintu: 46 cmLebar dinding atas pintu: 195 cm.