Menhir 04.1.25 Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo berada di sebuah taman yang berlokasi di halaman Museum Negeri Sonobudoyo Unit 2 dalam posisi tegak atau berdiri. Menhir 04.1.25 saat ini diletakkan bersama dengan dua buah menhir yang lain. Ketiga menhir tersebut didirikan dengan arah hadap yang sama yaitu ke utara. Menhir 04.1.25 sendiri diletakkan pada posisi paling timur.
Taman yang digunakan untuk meletakkan ketiga menhir berbentuk tanah yang ditinggikan sedemikan rupa kemudian disemen cor membentuk semacam bukit kecil. Ketiga menhir berdiri di atas tanah yang ditinggikan tersebut. Menhir 04.1.25 didirikan dengan bagian kaki tertanam ke dalam tanah yang ditutup oleh semen cor. Dengan demikian, posisi menhir yang bisa dilihat hanya sebagian yang terletak di atas semen cor tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan, Menhir 04.1.25 memiliki bagian sebagai berikut : pada bagian bawah terdapat kaki menhir yang tertutup semen cor, pada bagian tengah terdapat badan, kemudian pada bagian atas terdapat kepala menhir.
Pada bagian bawah atau kaki menhir tidak bisa dideskripsikan karena tertanam dibawah semen cor. Badan bagian bawah di atas cor terdapat banyak lubang yang diduga merupakan lubang batuan yang terbuat secara alami. Pada bagian badan menhir terdapat tangan di sebelah kiri dan kanan. Kedua tangan tersebut terlihat jelas dengan siku yang berbelok ke arah badan depan. Pada ujung kedua tangan terdapat jari tangan tetapi karena aus, maka tidak bisa diidentifikasi. Badan bagian atas terdapat pundak atau bahu.
Pada bagian kepala terdapat leher, wajah, dan telinga. Leher dibentuk diantara muka dan bahu. Kepala menhir berbentuk bulat telur sementara wajah berbentuk oval. Pada bagian wajah terdapat hidung, mata (samar-samar), dan alis. Bentuk hidung dan alis menyatu. Hidung bagian bawah berbentuk kotak. Mata kiri hanya terlihat secara samar-samar sementara mata kanan tidak kelihatan. Pada bagian kiri dan kanan kepala terdapat telinga.
Secara umum bentuk badan menhir tidak begitu bulat, ada upaya untuk membentuk badan menhir menyerupai badan manusia yang cenderung pipih jika dilihat dari samping. Kondisi menhir sudah sangat aus. Seluruh permukaan menhir mendapatkan banyak luka gores.
Tahun Perolehan | : | diamati kembali oleh Sumijati pada tahun 1980 |
Nama Penemu | : | diamati kembali oleh Sumijati pada tahun 1980 |
Lokasi Penemuan | : | Selokan Sawah Martorejo di daerah Beji Mojosari (sekarang masuk Padukuhan Playen II), Desa Playen, Kecamatan Playen. |
Bahan Utama | : | Batu Batu Putih |
Keterawatan | : | / |
Dimensi Benda | : |
Panjang Belum ada Lebar 33 Tinggi 177 Tebal - Diameter - Berat - |
Warna | : | Putih, abu-abu, kehitaman |
Cara Pembuatan | : | Dipahat |
Ragam Hias | : | Menyerupai manusia dengan bentuk kepala, wajah, leher, tangan, dan kaki. |
Warna | : | Putih, abu-abu, kehitaman |
Cara Pembuatan | : | Dipahat |
Ragam Hias | : | Menyerupai manusia dengan bentuk kepala, wajah, leher, tangan, dan kaki. |
Fungsi Dulu | : | Benda sakral, sebagai sarana pemujaan terhadap nenek moyang. |
Fungsi Sekarang | : | Koleksi Museum |
Ragam Hias | : | Menyerupai manusia dengan bentuk kepala, wajah, leher, tangan, dan kaki. |
Konteks | : | Sejarah penemuan Menhir 04.1.25 berdasarkan catatan hasil penelitian Sumijati merupakan salah satu menhir yang ditemukan di Selokan Sawah Martorejo di daerah Beji Mojosari (sekarang masuk Padukuhan Playen II), Desa Playen, Kecamatan Playen. Ketika diamati kembali oleh Sumijati pada tahun 1980, Menhir 04.1.24 ditemukan bersebelahan dengan dua menhir yang lain. Demikian adalah catatan hasil pengamatan Sumiyati As terhadap Menhir 04.1.24 : “Arca (menhir) ini berada diantara AMB no. 2 dan no. 3. Pada waktu ditemukan dalam keadaan miring. Tanda-tanda arca ini adalah: muka bulat dengan dagu meruncing, dengan panjang 26 cm, lebar 23 cm. Alis melengkung dan menjadi satu dengan hidung, sedang ujung hidung berbentuk segi empat. Telinga panjang, sedang mata dan mulut tidak digambarkan. Tinggi area dari permukaan tanah dasar parit 195 cm, lebar badan 31 cm, tebal 24 cm. Sedang panjang leher 23 cm, lebar 24 cm dan lebar pundak kanan kiri masin-·masing 8,5 cm.Pada tahun 1986 BPCB melakukan inventarisasi Cagar Budaya di Kecamatan Playen. Pada kegiatan tersebut BPCB memberikan nomor inventarisasi terhadap tiga menhir yang telah diamati oleh Sumiyati di atas. Menhir-menhir tersebut mendapatkan nomor inventaris D78a, D78b, dan D78c. Pada tahun yang sama tiga menhir dari Beji Mojosari dibawa ke Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta. Berdasarkan catatan buku registrasi Museum Negeri Sonobudoyo : Pada tanggal 30 Maret 1996, 3 menhir dari Beji Mojosari menjadi Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo dengan biaya pemrosesan sebesar Rp 1.753.000,-. Catatan ini tertulis pada Buku registrai Sonobudoyo No. 601.Menhir D78a, D78b, dan D78c selanjutnya mendapatkan kode baru, menyesuaikan kode inventarisasi Museum Negeri Sonobudoyo. Menhir D78a mendapatkan kode 04.1.26, Menhir D78b mendapatkan kode 04.1.25, dan Menhir D78c mendapatkan kode 04.1.24. Nomor inventarisasi dari Museum negeri Sonobudoyo Jika diuraikan memiliki arti sebagai berikut : (Sebagai contoh 04.1.26 misalnya) 04. sebagai kode Klasifikasi Arkeologi, 1 sebagai kode masa prasejarah, dan 25 sebagai kode urutan koleksi. 3 menhir dari Beji Mojosari saat ini diletakkan di sebuah taman terbuka. Taman tersebut berada di sisi selatan halaman Museum Negeri Sonobudoyo Unit 2. 3 Menhir diletakkan dalam posisi berdiri menghadap utara dengan posisi berurutan dari tumur ke barat : menhir 04.1.24, 04.1.25, dan 04.1.26. Menhir 04.1.26 berada paling kanan (barat). Menhir 04.1.25 berada di tengah dalam posisi lebih tinggi dibandingkan 2 menhir yang lain. Tidak diketahui dengan pasti, siapa dan kapan yang pertama kali meletakkan ketiga menhir tersebut. Namun berdasarkan informasi yang diperoleh dari narasumber, pada tahun 2012 taman tersebut mengalami perbaikan. Perbaikan berupa pengerasan pada bagian permukaan tanah yang ditutup dengan semen atau cor. (Lihat Foto Dokumentasi) Pada bagian barat taman terdapat sebuah penanda dari semen bertuliskan : “Dengan semangat pengabdian, tanggung jawab, dan kebersamaan untuk menata menhir. Sebagai upaya pelestarian Warisan Budaya Leluhur. Yogyakarta Mei 2012. Oleh : Drs. Bugiswanto, Drs. Gede Adi A., Sunitro SH., V.S. Subandi Komari, Supriyanto, Ant. Sumariyadi Hardiyono SE., Wiwindu S., P. Budi S.â€. |
Nilai Sejarah | : | Menhir 04.1.25 Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Unit 2, merupakan bukti perkembangan kebudayaan manusia Prasejarah di wilayah Gunungkidul. |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Menhir 04.1.25 Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Unit 2, mempunyai nilai penting bagi ilmu pengetahun khususnya bagi ilmu arkeologi, dan sejarah. Menhir dapat digunakan sebagai obyek kajian tentang rekonstruksi budaya masa lampau manusia pada zaman Prasejarah sebelum mengenal agama. |
Nilai Pendidikan | : | Menhir merupakan bukti konkret hasil karya peradaban Masa Prasejarah di Indonesia, yang dapat digunakan sebagai objek pembelajaran bagi masyarakat khususnya ilmu Arkeologi, sejarah, dan budaya. |
Nilai Budaya | : | Dari segi kebudayaan, eksistensi Menhir tersebut membuktikan bahwa Gunungkidul memiliki kebudayaan yang lebih tua sehingga memperkaya khasanah budaya Indonesia, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Milik Negara dengan nomor inventaris D78 (BPCB) atau 04.1.25 (Museum |
Nama Pengelola | : | Museum Negeri Sonobudoyo Unit 2 |
Alamat Pengelola | : | Jl. Wijilan No 27D, Kel. Panembahan, Kec. Kraton, Yogyakarta |
Nomer Kontak | : | (0274) 373617 |
Catatan Khusus | : | Menhir 04.1.25 didirikan dengan bagian kaki tertanam ke dalam tanah yang ditutup oleh semen cor. Dengan demikian, posisi menhir yang bisa dilihat hanya sebagian yang terletak di atas semen cor tersebut. |