Bangunan Rumah Tinggal Mariana Puji memiliki nuansa gaya arsitektur Indische Empire dengan ciri khas pilar di bagian teras depan dan teras belakang. Bangunan induk dilengkapi dengan pagar di bagian depan, pintu masuk ke halaman dalam di sisi kanan dan kiri, paviliun di sisi kiri dan belakang. Taman yang cukup luas berada di bagian depan serta belakang yang menunjukkan ciri khas bangunan Indis. Rumah tinggal ini berada di kawasan Bintaran yang sejak tahun 1930-an dikenal sebagai permukiman orang-orang Belanda di Yogyakarta.
Pemilik/pengelola bangunan ini menerima penghargaan Pelestari Warisan Budaya / Cagar Budaya dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2008
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Komponen Pelengkap | : |
|
Deskripsi Jendela | : | Jendela berdaun ganda berbahan kayu dan kaca. |
Deskripsi Pintu | : | Pintu kayu berdaun ganda. |
Deskripsi Atap | : | Atap limasan |
Deskripsi Ventilasi | : | Berbingkai persegi panjang dengan motif panahan yang menandakan delapan arah mata angin. |
Desain | : | Indis modern yang menunjukkan percampuran gaya arsitektur Indis (Eropa) dan lokal. Gaya Indis meliputi konstruksi dinding bata, gaya pintu, jendela, d |
Peristiwa Sejarah | : | Bangunan Rumah Tinggal Mariana Puji didirikan pada tahun 1890 (Surya, 2013). Pada masa lampau bangunan ini kemungkinan merupakan rumah tinggal pejabat pemerintahan atau pejabat militer Belanda. Kemungkinan tersebut cukup kuat mengingat bangunan ini terletak di kawasan Bintaran yang merupakan kawasan permukiman Belanda yang berada di sebelah timur Sungai Code (Weitjens SJ, 1995). Kawasan Bintaran dulunya dikenal sebagai tempat tinggal Bendara Pangeran Haryo Bintara (awal dari toponimi Bintaran). Semakin bertambahnya jumlah orang-orang Belanda yang bermukin di Yogyakarta menyebabkan kawasan ini menjadi salah satu kawasan yang berkembang sebagai permukiman Belanda pada tahun 1930-an, selain di Jalan Setyodiningratan, Jetis, dan terakhir ke Kotabaru. Kawasan Bintaran dalam perkembangannya dilengkapi dengan penjara dan gereja dan dihuni oleh pegawai pabrik gula, pegawai dan pejabat militer dan pemerintahan (Larasati, tanpa tahun). |
Nilai Sejarah | : | Bangunan Rumah Tinggal Mariana Puji berada di kawasan Bintaran. Kawasan Bintaran dikenal sebagai kawasan permukiman Belanda di sebelah timur Sungai Code. Kawasan ini berkembang karena kebutuhan tempat tinggal bagi orang-orang Belanda yang tidak tercukupi. Sebelum kawasan Bintaran terbentuk, permukiman orang-orang Belanda terpusat di kawasan Loji Kecil (www.tasteofjogja.org). |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Keberadaan bangunan-bangunan Indis termasuk Rumah Tinggal Mariana Puji menjadi bukti sejarah kolonialisme di Indonesia khususnya di wilayah D.I.Yogyakarta. Bangunan Rumah Tinggal ini dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi ilmu arsitektur bangunan kolonial, sejarah kolonial, teknik sipil, kajian budaya, dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait. |
Nilai Pendidikan | : | Bangunan ini memiliki gaya arsitektur Indis yang tentunya memiliki ciri-ciri/karakteristik bentuk bangunan yang berbeda dari bangunan lainnya. Karakteristik bentuk bangunan Indis ini dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan terkait sejarah dan rumah Indis. Misalnya saja untuk pengenalan bentuk atap bangunan, bentuk struktur rumah, bentuk fasad, dan lain sebagainya. |
Nilai Budaya | : | Bangunan Rumah Tinggal Mariana Puji merupakan salah satu wujud kebudayaan Indis di Indonesia. Kebudayaan Indis muncul pada masa kolonial di Indonesia dan sampai sekarang masih bertahan. Beberapa orang secara khusus mempelajari kebudayaan Indis, dan meskipun merupakan masa lalu kelam bangsa namun mempunyai peran dalam pembentukan karakter budaya bangsa Indonesia. Bangunan Indis mempunyai karakteristik yang khas dan berbeda dengan bangunan pribumi. Rumah-rumah dengan gaya arsitektur Indis mempunyai jendela-jendela besar, dan langit-langit ruangan tinggi, sehingga udara dapat bersirkulasi dengan mudah. Selain itu, struktur penyangga seperti dinding dan tiang-tiang besi dibuat dengan kokoh. Demikian pula bangunan-bangunan rumah tinggal di kawasan Bintaran juga mempunyai beberapa karakteristik Indis, antara lain: tritisan yang relatif kecil, balustrade dari teralis besi, daun pintu luar dari kayu berbentuk krepyak dan daun pintu dalam dari kaca, serta mempunyai pilar-pilar. Hiasan di atas pintu dengan bentuk anak panah dari delapan penjuru yang mengarah ke sebuah titik. Hiasan dimaksudkan sebagai penolak bala (www.jejakkolonial.blogspot.co.id). |
Nama Pemilik Terakhir | : | Mariana Puji dan dikuasai oleh Bapak Erwanto |
Nama Pengelola | : | - |
Catatan Khusus | : | Bahan Utama Penyusun Bangunan : Batu bata dan beton untuk pondasi dan dindingBahan Pelengkap : Kayu sebagai bahan pintu dan jedela, serta seng sebagai atap. Menerima penghargaan pelestari dan penggiat warisan cagar budaya pada tahun 2008 dan menerima penghargaan pelestari cagar budaya tahun 2017 |