Loading

Deskripsi Singkat

Lokasi Mlangi merupakan area dalam pagar kompleks Masjid Pathok Negoro Mlangi. Secara administratif Lokasi Mlangi terletak di Padukuhan Mlangi, Desa Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Lokasi ini memiliki beberapa tinggalan arkeologis berupa Bangunan Cagar Budaya yang terdiri dari Cungkup Makam Keluarga Kyai Nur Iman; dan Struktur Cagar Budaya yang terdiri dari Makam Kiai Nur Iman, serta Gapura dan Pagar Kompleks Masjid Pathok Negoro Mlangi.

1. Cungkup Makam Keluarga Kyai Nur Iman
Kompleks makam Kyai Nur Iman terletak di sebelah barat Masjid. Tokoh terpenting yang dimakamkan di kompleks tersebut adalah Kyai Nur Iman atau R.M. Sandiya pendiri Masjid dan Pesantren Mlangi. Beliau adalah kakak Sultan Hamengku Buwana I dan putra Susuhunan Amangkurat IV (Amangkurat Jawi). Di sekitar makam tersebut dimakamkan kerabat dan keturunan Kyai Nur Iman serta orang-orang yang berkaitan dengan beliau dan Masjid Pathok Negoro Mlangi.

Kompleks permakaman sebelah barat Masjid terdapat tiga bangunan cungkup, yaitu cungkup utara, tengah dan selatan. Cungkup utara berdenah segiempat dengan ukuran luas 10,45 m x 10 m dan atap tajug. Pada cungkup utara terdapat beberapa makam, yang paling khusus adalah makam Kyai Nur Iman yang dikhususkan dengan ruang tersendiri pada bagian tengah ruang terbuat dari kayu (gebyok) dengan ukiran floral di sisi timur, barat dan selatan, sementara pada sisi utara merupakan dinding berbahan bata plester. Cungkup tengah berdenah segiempat dengan luas 9,79 m x 10 m dan atap limasan. Di dalamnya terdapat beberapa makam keluarga Kyai Nur Iman. Cungkup tersebut terhubung dengan cungkup utara tanpa sekat apapun. Bangunan cungkup yang masih asli adalah cungkup selatan. Bangunan tersebut berdenah persegi panjang dengan teras pada bagian selatan dan memiliki ukuran 6,1 m x 10 m. Bangunan cungkup selatan merupakan bangunan tertutup dan memiliki bentuk atap limasan.

2. Makam Kiai Nur Iman
Di dalam bangunan cungkup utara kompleks pemakaman barat masjid terdapat beberapa makam, yang paling khusus adalah makam Kiai Nur Iman. Makam tersebut terletak di bagian timur dalam ruang khusus dengan dinding kayu yang dihiasi dengan ukiran bentuk floral di dalam cungkup utara. Bagian luar dinding dibatasi oleh pagar besi hijau. Bangunan tengah juga terdiri dari beberapa makam yang merupakan keluarga dari Kiai Nur Iman.

Struktur makam Kiai Nur Iman terdiri atas nisan dan jirat yang terbuat dari batu andesit. Struktur makam berbentuk balok dengan dua bagian, pada bagian bawah makam dilapisi keramik merah tua (maroon) dengan ukuran panjang 198.5 cm, lebar 50.5 cm, tinggi 20 cm dan bagian atasnya terdiri dari empat lapis batu andesit yang disusun dengan ukuran panjang 188.5 cm, lebar 39.5 cm, tinggi sekitar 40 cm. Bagian jirat memiliki bentuk segilima dengan panjang 28.5 cm, tinggi 35.5 cm dan tebal 5.5 cm.

3. Gapura dan Pagar Kompleks Masjid Pathok Negoro Mlangi
Struktur gapura di Kompleks Masjid Pathok Negoro Mlangi berupa gapura paduraksa. Terdapat tiga gapura paduraksa yang masing-masing terletak di pagar sisi timur, di sebelah utara dan di sebelah selatan masjid. Struktur pagar mengelilingi kompleks Masjid Pathok Negoro Mlangi, selain itu juga menjadi pembatas antara bangunan Masjid Pathok Negoro Mlangi dengan kompleks makam dan menjadi batas antar kompleks makam dan dengan kompleks makam yang lain. Seluruh struktur pagar berbahan bata plester, yang berbeda adalah warna cat yang digunakan. Struktur pagar yang menggunakan cat warna hijau adalah struktur pagar dari gapura timur membujur ke barat dan struktur pagar yang mengelilingi masjid sebelah timur, sementara sisanya menggunakan cat warna putih. Pada bagian pagar juga terdapat lima pintu dengan bahan kayu yang berfungsi sebagai akses yang menghubungkan antar komponen dalam kompleks Masjid Pathok Negoro Mlangi maupun dengan bagian luar kompleks.

Struktur pagar berupa kelir juga terdapat di kompleks Masjid Pathok Negoro. Kelir tersebut terletak di halaman depan masjid dan membujur utara-selatan 4.87 m. Kelir menggunakan bahan bata plester dan diberi cat warna putih. Pada pagian tepi kanan-kiri kelir terdapat pilaster dengan tinggi 2.08 m yang menjorok ke arah barat.

Komponen lainnya yang terdapat dalam Lokasi Mlangi adalah beberapa makam tokoh lainnya.

Status : Situs Cagar Budaya
Periodesasi : Islam
Alamat :

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Sleman No 5.1/Kep.KDH/A/2021


Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tema : Religi/Keagamaan,Pemakaman,Islam
Jumlah WBCB : -
Tokoh : Lokasi Mlangi berkaitan dengan Masjid Pathok Negoro Mlangi dan satu tokoh penting yang membangun masjid tersebut yaitu Kiai Nur Iman. Kiai Nur Iman (Pangeran Loringpasar atau R.M. Sandiya) merupakan putra dari Amangkurat IV dengan Raden Ayu Kulon. Ia dilahirkan sekitar tahun 1708-1709. Kiai Nur Iman memiliki beberapa saudara di antaranya Sunan Paku Buwana II dan R.M. Sujana (Sultan Hamengku Buwana I). Pada Januari 1727 Kiai Nur Iman menikah dengan putri Pangeran Purbaya, yaitu Raden Ayu Gelang. Kiai Nur Iman wafat pada tanggal 4 Juni 1744. Berdasarkan sejarah lisan dan buku terbitan Panitia Khaul Kiai Nur Iman, R.M. Sandiyo atau Kiai Nur Iman sejak muda gemar menuntut ilmu agama dan tidak tertarik pada masalah pemerintahan, sehingga beliau meninggalkan kehidupan Kraton Kartasura dan pindah ke Desa Gegulu, Kulon Progo kemudian ke Desa Susukan (Seyegan). Adik Kiai Nur Iman, R.M. Sujana, kemudian menjadi Sultan Hamengku Buwana I yang bertakhta di Kraton Yogyakarta. Sultan Hamengku Buwana I menawarkan Kiai Nur Iman untuk tinggal di Kraton Yogyakarta, tetapi penawaran tersebut ditolak dan Kiai Nur Iman memilih tinggal di luar kraton, yaitu di daerah Mlangi. Nama Mlangi berasal dari kata “Mulangi” (bahasa Jawa) yang artinya mengajar. Tanah tersebut kemudian dijadikan tanah perdikan sebagai penghormatan Sultan Hamengku Buwana I kepada kakaknya. Masjid Mlangi difungsikan untuk menyiarkan agama Islam dan akhirnya ditetapkan sebagai masjid pathok negara pada tahun 1758 M. Pada masa Perang Diponegoro, penduduk Mlangi yang merupakan keturunan dari Kiai Nur Iman turut serta menjadi prajurit dan bahkan sering menggunakan daerah Mlangi sebagai tempat untuk berunding mempersiapkan strategi perang.
Riwayat Pelestarian : Tahun 1981, masyarakat Mlangi melakukan pembangunan masjid dua lantai menggantikan masjid sebelumnya.Tahun 1989, Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan inventarisasi di seluruh Kecamatan Gamping.Tahun 2012, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan perencanaan Rehabilitasi Masjid Pathok Negara Mlangi, Kegiatan Pelestarian Bangunan Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.Tahun 2012, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan Konstruksi Rehabilitasi Masjid Pathok Negara Mlangi, Kegiatan Pelestarian Bangunan Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.Tahun 2013, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan Konstruksi Rehabilitasi Masjid Pathok Negara Mlangi Lanjutan, Kegiatan Pelestarian Bangunan Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.Tahun 2014, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan Konstruksi Rehabilitasi Masjid Pathok Negara Mlangi, Kegiatan Pemugaran dan Penataan Masjid-masjid Pathok Negara.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Kasultanan Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Kasultanan Yogyakarta